Tuhan Memanggil dan Memilih

0
805 views
Ilustrasi: Ketika Tuhan Memanggilmu, Ikutilah Dia Meski Jalan yang Ditempuh Keras dan Terjal (Sr Ludovika OSA)

Selasa, 6 September 2022
1Kor. 6:1-11.
Mzm. 149:1-2,3-4,5-6a,9b.
Luk. 6:12-19.

PAUS Fransiskus pada Pesta Hati Kudus Yesus pernah menyampaikan kepada para imam, “Janganlah pernah melupakan cinta pertamamu.”

Yang dimaksud dengan cinta pertama adalah kenangan Tuhan menyentuh hati para imam dan memanggilnya untuk mengikuti Dia. Kenangan itu merupakan kenangan sukacita.

Perjalanan panggilan itu unik dan khas penuh dengan kejutan serta pengalaman dicintai oleh kerahiman Allah. Dari situ siapa saja yang merasa dipanggil oleh-Nya akan merasakan sungguh hati seorang Gembala yang sejati.

Berkat pengalaman cinta dan serta bekat dari tangan Allah, kita akan merasa disambut, dikenal, dan akhirnya diterima apa adanya diri kita ini oleh Allah dan sesamamnya.

Dari situlah segala dosa dan kelemahan kita bukan semata menyurutkan semangat kita yang terpanggil untuk meniti jalan panggilan, melainkan justru membuatnya semakin merasa dipilih dan dicintai.

Seorang sahabat mensyeringkan betapa tangan Tuhan itu berkuasa mengubah hati anaknya. Jika Tuhan berkendak maka tidak ada yang mustahil, semuanya akan sesuai dengan kehendak-Nya.

“Saya pernah sangat pesimis dengan masa depan anak saya. Anak saya itu pemalas dan moody, tidak tahan banting dan cepet mengeluh sakit,” kata bapak itu.

“Semua nasehat secara baik dan halus maupun kasar, pernah kami sampaikan kepadanya,”lanjutnya.

“Hingga suatu hari, dia tiba-tiba selesai makan malam, anak saya itu, memberitahu kami sekeluarga, perihal niat dan tekad anakku untuk hidup membiara,” syeringnya.

“Kami semua terkejut, kami tidak habis pikir mengapa dia mau hidup membiara,” katanya.

“Saya sudah cukup lama memikirkan ini, dan sekarang saya mantap melanjutkan mimpi dan cita-citaku menjadi pelayan Tuhan dalam Gereja katolik,” sahut anakku.

“Saya merasakan ketertarikkan yang sangat dalam dengan semua kehidupan umat beriman kristiani,”lanjutnya.

“Khususnya setelah saya sembuh dari sakit demam berdarah tahun lalu. Saya merenungkan tentang kematian, hingga saya merasa harus menata hidup dengan lebih baik, saya ingin hidup saya berarti bagi Tuhan dan sesama.

Jalan hidup membiara menjadi bagian untuk menjawab mimpi dan rinduku, tinggal dan kerja bersama Tuhan,”kisahnya.

“Tuhan memanggil, memilih dan mengutus kita sesuai dengan kekuatan diri kita sendiri. Tuhan ingin kita bahagia dengan pilihan kita yang jalani,” tegasnya.

Dalam bacaan Injil kita dengar demikian.

Pada waktu itu pergilah Yesus ke bukit untuk berdoa dan semalam-malaman Ia berdoa kepada Allah.

Ketika hari siang, Ia memanggil murid-murid-Nya kepada-Nya, lalu memilih dari antara mereka duau belas orang, yang disebut-Nya rasul:

Simon yang juga diberi-Nya nama Petrus, dan Andreas saudara Simon, Yakobus dan Yohanes, Filipus dan Bartolomeus,

Matius k dan Tomas, Yakobus anak Alfeus, dan Simon yang disebut orang Zelot

Yudas anak Yakobus, dan Yudas Iskariot yang kemudian menjadi pengkhianat.

Siapa pun yang menanggapi panggilan Tuhan dengan penuh syukur dan terbuka, Tuhan akan membentuk orang itu seturut kehendak-Nya. Tuhan tidak menuntut kualifikasi tertentu. Ia hanya membutuhkan jawaban “ya” ketika memanggil kita.

Tuhan tidak membutuhkan kualifikasi yang tinggi dari kita untuk melakukan hal-hal terpenting dalam hidup. Kita hanya perlu menjawab “ya” kepada-Nya dan bersedia untuk dibentuk oleh Tuhan sendiri.

Bagaimana dengan diriku? Apakah aku mau mendengar panggilan Tuhan dan rela dibentuk menjadi pribadi yang sesuai dengan kehendak-Nya?

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here