“Janganlah hendaknya kamu guati tentang apapun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur. Damai sejahtera Allah yang melampaui segala akal akan memelihara hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus.’’
Di tengah wabah korona virus yang semakin merajalela di seluruh dunia sekarang ini tentunya berbagai perasaan muncul, di antara lainya rasa takut, panik, kuatir, bingung dan kesedihan karena sebagian dari kita kehilangan orang-orang yang dicintai.
Wabah coronavirus membawa dampak negatif bagi banyak orang, pola hidup kita semakin bererubah, krisis keuangan di mana-mana, banyak yang kehilangan pekerjaan, kelaparan dan lain sebagainya.
Tentu saja ada pertanyaan dari dalam hati kita dimanakah Allah saat ini? Kenapa Allah diam saja?
Allah tidak diam.
Dia selalu memperhatikan segala kebutuhan kita, Allah menyapa kita melalui firman-firmanNya setiap hari seperti yang telah dinubuatkan-Nya kepada Santo Paulus bab 4:6-7 di atas, Allah mengajak kita untuk tidak kuatir tentang apa pun yang terjadi dalam kehidupan.
Allah mengetahui segala kebutuhan manusia, hanya karena kita yang selalu serakah dan tidak tahu bersyukur akan segala yang dianugerahkan Tuhan kepada kita.
Manusia selalu berusaha mencari dan tidak pernah puas akan segala yang dimiliki.
Manusia cenderung ingin melebihi Allah, ingin mengandalkan kekuatanNya sendiri, menyelesaikan masalahnya sendiri, dan lupa bahwa Allah adalah segala-galanya. Manusia lupa bahwa tanpa campur tangan Tuhan kita tidak ada artinya sama sekali.
Tuhan maha agung, maha penyanyang, hanya Tuhan yang bisa melakukan mukjizat-mukjizat sampai sekarang.
Seperti yang dinubuatkan oleh Nabi Yesaya bab 2:22 ‘’Jangan percaya kepada manusia, sebab ia tidak lebih dari pada embusan nafas, dan sebagai apakah ia dapat dianggap?’’
Semoga di masa pandemi covid-19 ini, manusia menyadari dan bisa menempatkan dirinya, karena inilah saat yang tepat untuk kembali kepada Allah, waktu yang tepat untuk lebih dekat dengan keluarga, untuk berhenti sejenak dari segala hiruk-pikuk duniawi.
Inilah waktu yang tepat untuk merenungkan betapa besar cinta Allah kepada umatnya, betapa agungnya Tuhan.
Dalam kotbahnya pada Perayaan Ekaristi kudus di Gereja Santa Marta beberapa waktu lalu, Bapa Suci Paus Fransiskus menegaskan dan menggarisbawahi secara khusus agar doa dan kesaksian itu harus seimbang dan sejalan.
- Dengan berdoa, kita membuka diri dengan Allah agar Allah sendiri yang hadir dalam hati kita dan berkarya bersama kita.
- Dengan memberi kesaksian lewat perbuatan nyata setiap hari kita membuka diri dengan orang lain dan bersama memuji dan memuliakan Tuhan dalam keseharian kita.
Semoga kita semakin percaya dan menyerahkan seluruh hidup kita kepada Allah dan menjalankan perintah Allah lewat sabda-Nya yang kudus dan lebih mengandalkan kekuatan Allah dalam seluruh hidup kita.