Bacaan 1: Za 2:1-5. 10-11a
Injil: Luk 9:43b – 45
JIKA dunia ini memang sebuah panggung maka tepatlah jika group band God Bless pernah menyanyikan lagu yang berjudul “Dunia ini Panggung Sandiwara”. Namun yang ingin kita renungkan bukanlah sandiwara-sandiwara kemunafikan dunia.
Saya justru ingin melihat ke belakang layar panggung yang tentu ada “Sang Sutradara Sandiwara”.
Bahwa apa yang terjadi di dunia ini semua telah dan ada yang mengatur.
Pohon-pohon di hutan serta hewan-hewan di dalamnya semuanya hidup dan tumbuh tanpa ada yang memelihara. Tentu ada “Tangan Kuat” yang merawat mereka.
Dalam bacaan pertama Nabi Zakharia mengisahkan bagaimana Allah telah mengatur sejarah bangsa Israel.
Oleh ketegaran tengkuk bangsa itu, mereka telah dibuang (diserakkan) ke negeri asing.
Namun demikian Allah menjamin akan mengembalikan mereka ke “Tanah Terjanji” dan bahkan berjanji, Allah akan diam ditengah-tengah mereka di “Yerusalem Surgawi”.
Kota dimana seluruh bangsa akan berkumpul bersama-Nya.
Lewat Raja Koresh, janji itu mulia Ia genapi.
Mereka yang tetap setia kepada-Nya diperkenankan pulang ke Yerusalem membangun Bait Suci, kemuliaan Allah.
Itu bukan karena kebaikan Raja Koresh namun inisiatif Allah sebagai “Sang Sutradara”.
Tuhan akan hadir sebagai “tembok berapi” mengelilingi kota itu sebagai perlindungan.
Tuhan akan kembali dengan kasih sayang.
Bangsa Yahudi yang memang tidak mau percaya keilahian Yesus telah dinubuatkan untuk tidak mampu memahami Sabda-Nya.
Ketidakmampuan menembus misteri ilahi ini adalah memang sesuai rencana “Sang Sutradara”.
Mereka tidak mengerti perkataan itu. Sebab artinya tersembunyi bagi mereka. Sehingga mereka tidak dapat memahaminya.
Pemahaman yang penuh masih harus menunggu sampai kebangkitan-Nya dengan pencurahan Roh Kudus.
Maka para murid juga menahan diri untuk bertanya.
Pesan hari ini
Pelajari naskah hidupmu, apa peran yang harus kamu mainkan di dunia ini agar sesuai keinginan “Sang Sutradara”.
Tuhan telah mengatur sebuah alur “happy ending” bagi hidupmu asal kamu percaya.
Ada “Tangan Kuat” yang mengatur seluruh kejadian di dunia ini.
“Saya adalah pensil kecil di tangan Allah yang sedang menulis, Ia mengirim surat cinta kepada dunia. Tetaplah pakai maskermu dan jaga jarakmu.”