DALAM Injil pada hari ini, dikisahkan tentang penggarap kebun anggur yang tidak tahu berterima kasih dan bersyukur atas kebaikan sang pemilik kebun. Keserakahan membutakan mata hati mereka, membuat mereka tega membunuh anak pemilik kebun demi menguasai harta miliknya.
Banyak orang mengukur kebahagiaan dari harta, kekuasaan dan popularitas sehingga mereka berusaha dengan sekuat tenaga untuk mendapatkannya. Kelekatan terhadap hal-hal tersebut membuat mereka tidak pernah merasa cukup dan puas, sehingga lama kelamaan mereka menjadi budak dari hawa nafsu mereka, yang membuat mereka bersedia melakukan apa saja demi memperoleh yang diidam-idamkannya.
Sadari bahwa hidup di dunia ini hanya sementara. Jangan sampai kita terseret masuk ke dalam kebinasaan abadi akibat mengejar kebahagiaan semu.
Kebahagiaan sejati hanya didapat dengan melekat kepada Tuhan. Dengan senantiasa bersandar kepadaNya dan mengandalkan Dia sepenuhnya, maka kita mendapatkan kekuatan untuk tetap melangkah, melanjutkan perjalanan hidup kita seturut kehendakNya; walau banyak kesulitan dan penderitaan menghadang kita.
Sebagai ungkapan syukur dan terima kasih atas kasih dan penyertaanNya yang tak berkesudahan, mari kita menjadi penggarap kebunNya yang baik, menghasilkan buah-buah kebaikan bagi sesama.
Kredit foto: Ilustrasi (Ist)