Tuhan Telah Bangkit

0
1,882 views
Yesus bangkit dari mati. (Ist)

Tidak ada laporan bagaimana persisnya kebangkitan itu terjadi, dengan
cara apa, kapan saatnya dan siapa-siapa yang pertama melihat peristiwa
itu. Jalannya peristiwa akan tetap tersembunyi, hanya jejak-jejak
peristiwa itu sajalah yang dikenali. Namun demikian, ada pokok yang
mendasari kepercayaan bahwa Yesus telah bangkit. Yang pertama ialah
makam yang kosong dan yang kedua ialah keyakinan orang-orang yang
terdekat bahwa ia tidak lagi berada di antara orang mati. Amat besar
peran kesaksian orang-orang yang datang mencari dia yang tadinya wafat
dan dimakamkan seperti disampaikan dalam Mrk 16:1-8 (Malam Paskah); Yoh
20:1-9 (Minggu Paskah pagi hari ); dan Luk 24:13-35 (Minggu Paskah sore
hari).

INJIL MALAM PASKAH: Mrk 16:1-8
Pagi-pagi benar pada hari pertama setelah hari Sabat lewat, beberapa
perempuan datang ke makam Yesus membawa wewangian. Mereka bertanya-tanya
siapa akan membukakan batu penutup kubur agar mereka bisa masuk merawat
jenazahnya. Tetapi sesampai di sana, mereka menemukan batu penutup makam
sudah tergolek. Mereka tidak mendapati jenazah Yesus. Mereka hanya
melihat “seorang muda yang memakai jubah putih duduk di sebelah kanan”
(Mrk 16:5).

Sebelum melangkah lebih jauh, baiklah ditengok kesaksian Injil-Injil
lain. Lukas menyebutkan “dua sosok” (Luk 24:1-4) yang pakaiannya
berkilau-kilauan yang menyapa para perempuan itu, “Mengapa kalian
mencari dia yang hidup di tempat orang mati. Ia tidak ada di sini, ia
telah bangkit!” (Luk 24:5-6). Mat 28:2-6 berbicara mengenai “seorang
malaikat” yang juga mengatakan bahwa Yesus telah bangkit. Injil Yohanes
samasekali tidak menyebutkannya. Juga ada perbedaan tentang siapa yang
datang ke kubur. Yoh 20:1 hanya menyebutkan Maria Magdalena. Lukas
mencatat bahwa mereka itu ialah Maria dari Magdala, Yohana, dan Maria
ibu Yakobus (Luk 24:10). Matius hanya menyebutkan dua perempuan, yaitu
Maria Magdalena dan Maria “yang lain” (Mat 28:1). Markus yang kita
dengarkan hari ini menyebut tiga perempuan, yakni Maria Magdalena, Maria
ibu Yakobus, serta Salome ( Mrk 16:1).

Berapa sosok yang ditemui di makam, berapa orang perempuan pergi ke
makam, dan siapa mereka? Pembaca atau pendengar Injil tidak usah mencoba
merekonstruksi jalannya peristiwa seperti seorang detektif. Injil tidak
menyajikan laporan pandangan mata. Yang disampaikan ialah pengalaman
batin yang diturun temurunkan. Perbedaan yang ada di antara Injil tadi
timbul dari kekayaan pengalaman di pagi hari itu. Pengalaman tak selalu
jelas (menyangkut berapa orang melihat makam kosong, siapa, dst.),
tetapi menentu (bahwa makam memang kosong). Kita juga bisa ikut
merasakan dan mendalami pengalaman mereka.

Siapa “orang muda” yang berjubah putih yang disebutkan dalam Mrk 16:5?
Pembaca Markus boleh teringat akan kisah mengenai seorang muda yang
dalam Mrk 14:51-52 mengikuti peristiwa penangkapan Yesus dan malah ikut
diringkus tetapi berhasil lolos dengan melepaskan pakaiannya yang hanya
sehelai itu. Kembali ke kisah pengalaman ketiga perempuan di kubur
Yesus. Mereka mendapati juga “orang muda”, kata Yunaninya ialah
“neaniskos”, sama seperti yang ada dalam kisah sebelumnya. Mengapa
disebut orang muda? Berarti penginjil mau mengatakan tidak hanya ada
orang. Tapi tahu ciri-cirinya. Ia muda. Dalam kisah penangkapan, orang
muda itu berpakaian “sehelai kain” yang kemudian dilepaskannya, tapi
kini orang muda di makam ini berpakaian “jubah putih” yang tetap
dikenakannya. Bagi orang Semit, pakaian membuat orang dapat dikenali,
dapat kelihatan. (Kalau lepas pakaian, maka tak terlihat dan tak boleh
dilihat.) Yang tadi ialah yang tak kelihatan lagi karena telah
melepaskan pakaiannya dan tak diketahui lagi pergi ke mana, tapi tetap
membuat pembaca berpikir. Ini cara Injil Markus berkata: tak penting
lagi siapa yang menceritakan kejadian-kejadian hingga di situ. Mulai
saat itu ikutilah sendiri Yesus yang barusan ditangkap dan perhatikan
apa yang terjadi padanya. Begitulah kita diajak mengikuti kisah sengsara
Markus. Yang kini tampak kepada para perempuan di makam itu tak
terduga-duga dan mengejutkan. Orang muda yang ini berjubah putih.
Pakaian seperti ini panjangnya dari leher sampai tumit, jadi seluruh
sosoknya kelihatan serba putih. Dan ia berkata agar mereka tidak usah
takut, lalu menjelaskan bahwa Yesus dari Nazaret itu telah bangkit. Para
perempuan itu selanjutnya disuruh mengabarkan kepada para murid lain,
khususnya Petrus, bahwa Yesus telah mendahului mereka ke Galilea. Di
sanalah mereka akan melihat dia. Tokoh “orang muda” ini, seperti orang
muda pada malam penangkapan, tetap diliputi rahasia dan semakin
menggugah rasa ingin tahu. Itulah pengalaman mereka yang ada di ambang
pertemuan dengan Yang Keramat. Tetapi yang dikatakannya jelas, yakni
Yesus telah bangkit. Yesus tidak ada di antara orang mati lagi, ia sudah
bangkit! Dan itulah yang mereka wartakan kepada murid-murid lain.

Injil menghubungkan kesaksian paling awal tentang kebangkitan tadi
dengan penampakan Yesus kepada murid-muridnya nanti di Galilea. Kita
tahu, di wilayah utara itulah Yesus dari Nazaret mulai dikenal orang.
Murid-murid diminta ke sana untuk “melacak kembali” perkenalan mereka
dengan dia yang dahulu memanggil mereka di pinggir danau. Dia itu sama
dengan yang kini telah bangkit. Begitulah mereka akan menyadari
bagaimana mereka dapat menimba kembali kekayaan dari pengalaman dari
hari ke hari bersama dengannya dulu. Juga bagi kita, menemui dia yang
bangkit itu sama dengan membaca kembali dan mendalami pengalaman
mengenal dia yang tersembunyi dalam kehidupan sehari-hari di sekitar
kita. Inilah warta utama iman kebangkitan: pergilah ke tempat kalian
mulai berjumpa dengan dia dan di sana kalian akan melihat siapa dia
sesungguhnya.

INJIL MINGGU PASKAH – PAGI HARI: Yoh 20:1-9
Menurut Injil Yohanes, pada hari pertama pekanitu, pagi-pagi benar,
Maria Magdalena datang ke makam Yesus. Ia melihat batu penutup telah
diambil dari kubur. Segera ia berlari mendapatkan Petrus dan murid lain
yakni “murid yang dikasihi” Yesus dan menyampaikan berita bahwa Yesus
diambil orang dan tak diketahui di mana sekarang. Maka Petrus dan murid
yang lain itu berlari ke makam. Murid yang lain tadi sampai terlebih
dahulu, menjenguk ke dalam kubur dan melihat kain kafan terletak di
tanah. Petrus juga datang, lalu masuk dan mendapati juga kafan terletak
di tanah, tapi kain peluh terlihat di tempat lain. Kedua murid ini
mendapati makam kosong. Kesimpulan pembaca Injil: dia sudah bangkit.
Seandainya janazahnya cuma dipindahkan atau disembunyikan, mestinya
kafan dan kain peluh tidak dilepas dan ditinggalkan di makam.

Murid yang lain, yang tadi ada di luar itu, menyusul masuk ke makam, dan
disebutkan, “ia melihatnya”, maksudnya, ia melihat bekas-bekas Yesus di
situ, tapi kini sudah bangkit. Ditambahkan dalam ay. 8, “Dan ia
percaya.” Pengalaman pembaca Injil Yohanes dulu masih bisa kita ikuti
pula. Ia akan pertama-tama menyimpulkan bahwa Yesus sudah bangkit dan
baru sejenak kemudian percaya, seperti murid yang lain tadi. Ini cara
berkisah Yohanes yang melibatkan pembaca. Ia membuat siapa saja yang
mengikuti kisahnya merasa seolah-olah ikut berlari ke makam, dan boleh
jadi datang mendahului Petrus dan bahkan murid yang dikasihi itu
sendiri. Dan mendahului percaya Yesus sudah bangkit!

Mari kita bandingkan dengan Injil Lukas. Dalam Luk 24:35 ketika dua
murid melaporkan kepada kesebelas murid di Yerusalem mengenai penampakan
Yesus di Emaus, mereka yang di Yerusalem itu juga menegaskan bahwa
“Tuhan telah bangkit dan menampakkan diri kepada Simon”. Akan tetapi,
Lukas tidak menceritakan Petrus secara khusus mendapat penampakan Tuhan.
Memang dalam 1Kor 15:5, Paulus menyebut bahwa Yesus menampakkan diri
kepada Kefas, yaitu Petrus, dan menyebutkan murid-murid lain. Namun
demikian, apa yang dialami Petrus sesungguhnya? Rupa-rupanya Lukas
sengaja hanya menyebut Petrus “heran memikir-mikirkan apa yang telah
terjadi”. Lukas mengajak pembaca ikut serta dalam pengalaman Petrus
mengenai “apa yang telah terjadi itu”, yakni Yesus tidak lagi berada di
tempat orang mati dan hanya kain kafannya masih di situ. Begitulah
Petrus nanti juga sampai pada kesadaran bahwa Yesus sudah bangkit.

INJIL MINGGU PASKAH – SORE HARI: Luk 24:13-35
Dalam konteks kisah kebangkitan Lukas (Luk 24:1-12), ditekankan
pengalaman para perempuan di makam yang kosong yang teringat akan
perkataan Yesus dahulu. Juga digambarkan pengalaman Petrus menemukan
makna peristiwa ini seperti disinggung di atas. Dua jalan itu membawa
mereka sampai pada keyakinan bahwa Yesus telah bangkit.

Ada jalan lain, yakni penampakan, seperti yang dialami kedua murid yang
menuju Emaus yang diceritakan di dalam Luk 24:13-35. Kedua murid itu
tidak segera menyadari bahwa orang yang menyertai mereka dalam
perjalanan ke Emaus ialah Yesus yang telah bangkit. Bagi mereka, Yesus
yang kelihatan sebagai musafir itu menjelaskan kejadian-kejadian
mengenai dirinya yang telah dikatakan dalam Kitab Suci. Jadi, sepanjang
perjalanan itu kedua murid tadi “membaca kembali” warta Kitab Suci
mengenai Yesus. Mereka tidak sadar bahwa Yesus ada bersama mereka dan
menolong mereka agar mengerti lebih dalam warta Kitab Suci. Mata mereka
baru terbuka ketika ia makan bersama mereka dan melakukan hal yang sama
seperti yang terjadi pada perjamuan terakhir. Akan tetapi, saat itu juga
Yesus lenyap. Yang tinggal ialah kesadaran bahwa ia kini hidup.
Kesadaran inilah yang membuat mereka bergegas mengabarkan kepada
kesebelas murid di Yerusalem dan orang-orang lain yang beserta mereka.

Satu hal lagi. Kedua murid yang berjalan ke Emaus itu disertai oleh dia
yang telah bangkit dalam ujud yang tidak segera mereka kenali.
Perjumpaan dengan orang yang tak dikenal, tapi dalam suasana dialog tadi
menjadi jalan yang setapak demi setapak membuat mereka siap mengenali
siapa dia itu sesungguhnya. Banyak perjumpaan yang memperkaya batin yang
tak segera disadari. Biarkan dia sendiri yang ada dalam pengalaman itu
menunjukkan diri. Dan saat itu juga mereka – kita juga – akan menyadari
kenapa tadi “hati kita berkobar-kobar…!” (ay. 32).

Selamat Paskah!
A. Gianto.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here