Bacaan 1: Sir 15:15-20
Bacaan 2: 1Kor 2:6-10
Injil: Mat 5:17-37
Waktu terus berputar, tanpa bisa menawar. Manisnya segala sanjung puji, menjadi pahit caci maki. Segala yang terjadi dalam hidupku ini adalah sebuah misteri illahi. Perihnya cobaan hanya ujian kehidupan.
Demikian sepenggal lirik lagu “Misteri Ilahi” yang menjadi ‘hits’ oleh Ari Lasso.
Tak ada yang mampu memahami apa yang terjadi di dunia ini, semua adalah rahasia ilahi. Meski Tuhan memberi manusia akal dan budi untuk mencoba memahami namun sungguh sangat terbatas.
Dengan bimbingan Roh Kudus, kita mampu menguak rahasia yang tersembunyi sejak dunia ini dijadikan. Injil mampu menunjukkan perbedaan hikmat duniawi (palsu) dan hikmat ilahi.
Injil inilah yang diberitakan oleh Rasul Paulus untuk meneguhkan jemaat Korintus yang belum matang secara iman dan gagal memahami pengutusannya. Mereka tergoda oleh hikmat palsu duniawi dan cenderung hidup berdosa.
Hikmat duniawi gagal memahami pewahyuan Allah dalam Diri Tuhan Yesus, terutama dalam kematian di kayu salib dan kebangkitan-Nya.
Penulis Sirakh mengatakan bahwa setiap manusia bisa hidup sesuai kehendak-Nya jika mau.
“Mata Tuhan tertuju kepada orang yang takut kepada-Nya, dan segenap pekerjaan manusia la kenal.
Tuhan tidak menyuruh orang menjadi fasik, dan tidak memberi izin kepada siapapun untuk berdosa.”
Untuk itu Tuhan Yesus menetapkan “standar hidup keagamaan diatas rata-rata” agar bisa hidup kekal bersama-Nya kelak.
• Hidup keagamaan melebih ‘level’ ahli Taurat dan orang Farisi.
• Tidak boleh marah terutama pada saudara sendiri.
• Tidak boleh sombong (merendahkan).
• Bagi laki-laki, tidak boleh memandang dan mengingini perempuan (apalagi berbuat zinah).
• Mempergunakan anggota tubuh untuk tindakan berdosa.
• Tidak boleh menceraikan istri (kecuali ia berzinah).
• Bersumpah palsu.
Tuhan Yesus meminta setiap pengikut-Nya untuk berani jujur:
“Jika ya, hendaklah kamu katakan: ya, jika tidak, hendaklah kamu katakan: tidak. Apa yang lebih dari pada itu berasal dari si jahat.”
Demikian sabda-Nya.
Pesan hari ini
Hikmat duniawi memang selalu menggoda manusia, namun dengan bimbingan Roh Kudus, manusia mampu mengalahkannya asal mau dibimbing dan menjalani.
Menjadi katolik memang tidak mudah, Tuhan Yesus menetapkan “standar hidup keagamaan diatas rata-rata”.
“Menjadi katolik berarti mengampuni yang tidak bisa dimaafkan karena Tuhan telah mengampuni yang tidak bisa dimaafkan di dalam dirimu.”