Tuhan yang Peduli dan Berbagi

0
63 views
Ilustrasi: Barisan para imam berpartisipasi dalam prosesi Perarakan Hosti Sakramen Mahakudus Gereja Hati Kudus Tuhan Yesus di Paroki Ganjuran, Yogyakarta. (Endang Widiyani)

TUHAN Yesus itu tanda nyata kehadiran Allah di dunia ini. Dalam Diri-Nya orang dapat menemukan sifat-sifat Tuhan. Dalam injil hari ini (Matius 14:13-21), sifat Allah itu tampak dalam sikap peduli dan berbagi.

Sesungguhnya, Tuhan Yesus hendak menyingkir ke tempat yang sunyi. Biasanya Dia menyepi untuk beristirahat dan berdoa (Lukas 5:16). Namun, karena melihat orang banyak yang mengikuti-Nya, tergeraklah hati-Nya oleh belas kasih dan menyembuhkan mereka yang sakit (Matius 13:14).

Dia mengabaikan kebutuhan-Nya sendiri demi melayani banyak orang. Dia memang mengosongkan Diri-Nya dan turun ke dunia untuk menjadi serupa dengan manusia (Filipi 2:7) untuk melayani.

Inilah tanda kepedulian besar dari Yesus kepada orang banyak.

Tidak berhenti di situ, Yesus juga memberi mereka makan dengan menggandakan roti. Setelah mengucap berkat atas roti yang tersedia, Dia membagikan roti itu kepada para murid-Nya yang kemudian membagikannya kepada orang banyak (Matius 13:19).

Apa arti tindakan ini?

Mengucap berkat dan berbagi merupakan hal penting dalam hidup ini. Apabila orang bersyukur dan mengucap berkat atas yang dimilikinya, dia akan siap berbagi pula. Sedang mereka yang tidak bersyukur biasanya juga sulit berbagi, karena tidak puas dengan yang telah diterimanya.

Yesus tidak hanya membagikan roti, melainkan juga membagi pekerjaan-Nya kepada para murid-Nya. Yesus menghendaki agar para murid-Nya mengambil bagian dalam karya-Nya.

Injil hari ini mengingatkan kita akan inti dan pesan Ekaristi. Di dalamnya, kita melihat Yesus yang peduli dan berbagi. Perayaan Ekaristi mengajar orang untuk bersikap peduli dan mau berbagi. Perayaan Ekaristi bukanlah perayaan individual untuk memenuhi kebutuhan pribadi semata.

Akhirnya, injil hari ini mengingatkan bahwa semangat perayaan Ekaristi itu mesti menjiwai hidup setiap orang Kristiani, yakni menghayati hidup dalam sikap syukur, peduli, dan berbagi.

Bila itu tidak nyata dalam hidup sehari-hari, perayaan Ekaristi hanyalah ritual keagamaan yang tidak memberikan kontribusi berarti dalam kehidupan nyata.

Senin, 5 Agustus 2024
HWDSF

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here