Bacaan 1: Kel 1:8-14. 22
Injil: Mat 10:34 – 11:1
Banyak gelar disematkan kepada Tuhan Yesus, dan salah satu gelar-Nya adalah “Sang Juru Damai”. Tuhan senantiasa memberi kedamaian bagi para pengikut-Nya yang sedang kalut dan galau, benarkah?
Dalam perikop hari ini, Tuhan Yesus justru “seolah menolak” gelar itu.
“Jangan kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk membawa damai di atas bumi; Aku datang bukan untuk membawa damai, melainkan pedang….”
Jika seseorang membaca perikop ini secara sepotong-sepotong, memang ia akan kehilangan maknanya.
Saya punya seorang sahabat, yang merupakan anak seorang tokoh terkenal agama tertentu di Makassar. Sudah bertahun-tahun terusir dari keluarganya karena ia memilih menjadi kristiani. Dia juga mengalami penganiayaan dari orang-orang di sekitar orang tuanya. Kisah seperti ini banyak terjadi.
Banyak kebencian harus dialami oleh seseorang yang memilih menjadi murid Kristus. Disamping itu, Tuhan Yesus datang ke dunia untuk berperang melawan dosa. Menjadi murid Kristus harus berada dipihak kebenaran bukan kejahatan.
Dua hal inilah yang dimaksudkan perikop hari ini, totalitas sebagai murid Kristus dan menjadikan-Nya sebagai prioritas utama.
Selepas kematian Yusuf maka muncul Raja Mesir (Firaun) yang baru.
Seorang Firaun yang kejam dan sungguh berbeda dengan Firaun sebelumnya. Ia tidak bersahabat (tepatnya ketakutan) terhadap bangsa Israel yang tumbuh semakin banyak bahkan melebihi orang Mesir sendiri.
Sama seperti orang kristiani, bangsa Israel sebagai umat Allah dan “Bangsa Pilihan” juga mengalami penindasan dan tidak ada kedamaian saat di Mesir.
Mungkin saat itu mereka merasa bahwa Allah telah meninggalkan mereka.
Sejatinya dalam penderitaan bangsa Israel di Mesir, Allah sedang menggenapi janji yang pernah diucapkan-Nya:
Lalu firman-Nya: “Akulah Allah, Allah ayahmu, janganlah takut pergi ke Mesir, sebab Aku akan membuat engkau menjadi bangsa yang besar di sana…” (Kej 46:3).
Tetapi makin ditindas, makin bertambah banyak dan berkembang mereka, sehingga orang merasa takut kepada orang Israel itu.
Pesan hari ini
Menjadi murid Kristus memang tidak mudah, tidak ada kata damai karena ia harus berperang melawan dosa dan berpihak pada kebenaran.
Kristus adalah prioritas utama dalam hidup.
“Kamu bisa menemukan kedamaian bukan dengan mengatur ulang keadaan hidupmu, tetapi dengan menyadari siapa dirimu sebagai murid Kristus, pada tingkat terdalam.”