Bacaan 1: Zef 3:14-18
Injil: Luk 1:39-56
Sepasang kekasih yang saat itu masih berusia dua puluhan tahun, Steve Smith dan Carmen Ruiz-Perez harus berpisah karena Carmen melanjutkan studi ke London. Belasan tahun mereka terpisah dan memendam rindu.
Suatu ketika, Steve mencoba berkirim surat untuk mengajak Carmen menikah. Namun sayang surat itu hilang di tengah jalan dan tidak pernah diterima Carmen. Jodoh memang tidak kemana dan telah digariskan oleh Tuhan.
Mereka selama terpisah tidak memiliki relasi dengan orang lain. Dan setelah belasan tahun terpisah, tak disangka tahun 2009 mereka bertemu dan akhirnya menikah.
Perjumpaan yang membawa sukacita.
Maria yang sedang hamil Tuhan Yesus mengunjungi saudarinya Elizabeth di kota yang sangat jauh di Yehuda (mungkin sekitar seratusan kilometer lebih). Elizabeth saat itu sedang mengandung Yohanes Pembaptis enam bulan.
Sebuah perjumpaan dua wanita hebat yang penuh sukacita.
Maria membawa Tuhan Yesus dalam perutnya, dan memberikan sukacita pada Elizabeth sehingga dipenuhi oleh Roh Kudus oleh salamnya saat mereka bertemu. Yohanes Pembaptis pun yang ada dalam perutnya juga merasakan sukacita itu.
Elizabeth mampu mengenali bahwa bayi yang dikandung oleh Maria adalah Tuhan.
“Diberkatilah engkau di antara semua perempuan dan diberkatilah buah rahimmu.
Siapakah aku ini sampai *ibu Tuhanku datang mengunjungi aku?”
Sukacita yang sama pernah dinubuatkan oleh Zefanya kepada bangsa Israel karena Allah membinasakan musuhnya serta menyingkirkan hukuman yang sepantasnya dijatuhkan kepada bangsa itu.
Karena Tuhan ada bersama diantara mereka. Sama seperti saat Tuhan Yesus ada bersama Yohanes Pembaptis dan ia melonjak kegirangan.
Pada hari itu akan dikatakan kepada Yerusalem: “Janganlah takut, hai Sion! Janganlah tanganmu menjadi lemah lesu.
TUHAN Allahmu ada di antaramu sebagai pahlawan yang memberi kemenangan”
Pesan hari ini
Perjumpaan dua wanita hebat, Maria dan Elizabeth telah menyadarkan betapa pentingnya untuk selalu membawa Tuhan Yesus dalam setiap perjumpaan dengan orang lain.
Agar perjumpaan itu menghadirkan sukacita dan dipenuhi Roh Kudus.
“Respons paling sehat untuk hidup adalah sukacita.”