KAPAN seorang pengusaha sejati akan berhenti berusaha? Bisa jadi pada saat menghembuskan nafasnya yang terakhir. Kemampuan seorang pengusaha pasti terbatas. Namun, kesempatan yang tersedia bagai tidak terbatas.
Seorang pengusaha sejati akan mencoba setiap kesempatan baru selagi ada waktu dan dia mampu. Tidak ada kata berhenti atau puas pada satu prestasi tertentu. Sukses satu mesti diikuti oleh sukses yang lain, hingga dia mencapai tujuan tertinggi usahanya.
Yesus bukan pengusaha. Namun, Dia memiliki semangat serupa. Dia tidak mau terikat pada hasil yang telah dicapai-Nya di suatu tempat. Dia bergerak ke tempat lain, karena di sana, Dia harus mewartakan Injil Allah. Untuk itulah Dia diutus (Lukas 4:43).
Pengajaran dan tanda-tanda yang dibuat-Nya di Kapernaum (Lukas 4:38-41) barulah permulaan karya-Nya. Dia mesti melanjutkan karya perutusan-Nya di tempat-tempat lain sampai Dia mencapai tujuan tertinggi, yakni menyelamatkan umat manusia lewat wafat-Nya di kayu salib.
Yesus mengajak para pengikut-Nya untuk menempuh jalan yang sama. Mereka tidak boleh segera merasa puas dengan capaian dalam hidup rohaninya. Prestasi dan hasil perutusan mereka hanyalah tahap untuk melangkah menuju ke tahap dan hasil berikutnya.
Perjalanan menempuh hidup rohani itu tidak boleh kalah dari berbisnis; mesti terbuka terhadap kesempatan yang baru. Lebih dari itu, siap ditantang dengan kesulitan yang baru. Cepat merasa puas membuat proses hidup rohani berhenti.
Orang yang menyadari panggilan hidup rohaninya akan berjuang terus hingga mencapai titik tertinggi panggilannya. Semua capaian hanyalah hasil sementara. Tujuan tertinggi panggilan hidup rohani ialah menjadi sempurna seperti Bapa di surga sempurna (Matius 5:48).
Sebagai pengikut Kristus, apakah kita berpegang pada tujuan tertinggi panggilan kita? Apakah kita mudah merasa puas dengan hasil sementara yang telah kita capai?
Marilah berjalan seperti Yesus, mewartakan Injil dari kota ke kota hingga sampai pada tujuan tertinggi panggilan kita.
Rabu, 6 September 2023