PADA Kamis, 22 Maret 2018, kami akan berangkat mengikuti 16th Annual World Congress on Pediatrics di Hilton New York JFK Airport Hotel, 135th Avenue, Jamaica, New York 11436 USA.
Lalu ada email masuk. Kami dikagetkan oleh email masuk tentang ‘Important Amtrak Alert’ yang isinya ‘schedule to Washington DC has been cancelled, due to a schedule change’, terkait serangan badai salju hari sebelumnya.
Untunglah teman baik kami, Christine N. Tedjopranoto asli Purwokerto, Jawa Tengah, tinggal di kota Charlotte, North Carolina, segera tampil membantu kami.
Apa yang menarik?
Implantasi koklea
Pada Day 2 Congress: 22 March 2018, kami sempatkan mengikuti keynote forum dengan tema keynote “Pediatric Cochlear Implantation” yang dibawakan oleh Prof. Susan B. Waltzman PhD, Professor of Otolaryngology and Co-Director of the NYU Cochlear Implant Center, New York University School of Medicine, USA.
Pada intinya oleh karena pemeriksaan skrining pendengaran pada bayi baru lahir dan alat evaluasi yang digunakan lebih baik, sekarang lebih banyak anak dengan gangguan pendengaran parah sudah mampu didiagnosis saat bayi.
Hal ini akan memberikan kesempatan untuk akses anak ke implantasi koklea.
Para dokter perlu mempertimbangkan semua aspek implantasi koklea pada bayi, termasuk aspek keamanan dan khasiat pada bayi yang sangat muda. Risiko anestesi, volume darah, ukuran, ketebalan, dan pertumbuhan tengkorak, serta posisi alat yang digunakan.
PTSD
Pembicara keynote forum selanjutnya adalah Professor Elisabeth Utens dari Erasmus University Medical Centre, Rotterdam and University of Amsterdam, Nederland.
Tema keynote tentang “Eye Movement in Children” menjelaskan bahwa sekitar 3 dari setiap 10 anak dan remaja yang dirawat di rumah sakit atau menjalani operasi invasif dan atau menyakitkan, akan berkembang menjadi Post Traumatic Stress Syndrome (PTSS), meskipun subklinis.
Selain itu, sekitar 1 dari 10 anak bahkan mengalami PTSS penuh yang dapat berdampak serius pada kualitas hidup, fungsi psikososial dan dapat mengakibatkan keluhan psikiatri jangka panjang. Sebagian besar anak yang menjalani rawat inap atau operasi tidak diskrining untuk keluhan PTSS dan tidak menerima bantuan psikolog.
EMDR terbukti efektif dan diterapkan secara struktural di Erasmus MC Sophia.
EMDR (Eye Movement Desensitization and Reprocessing) merupakan metode psychoterapi yang lebih efektif dalam mengatasi PTSD (Post Traumatic Stress Disorder).
Di Indonesia telah resmi di buka pada tahun 2008. Metode ini di temukan oleh Francine Shapiro pada tahun 1987. Kerjasama yang baik antara dokter spesialis medis dan psikoterapis perilaku kognitif diperlukan untuk perawatan psikososial yang optimal.
Pembicara yang cukup kontroversial dan mendapat apresiasi peserta adalah saat keynote forum ketiga, dengan tema keynote: “Grounds and first results of the new doctrine of acute pneumonia’. Pembicaranya adalah Professor Dr. Igor Klepikov PhD dari Dana Children’s Hospital Sourasky Medical Center Tel Aviv Sourasky Medical Center and Russian State Institute for Post-graduate Medical Studies Novokuznetsk, Russia.
Intinya bahwa pengobatan pneumonia akut saat ini hanya berfokus pada terapi antibiotik dan mengulangi prinsip pengobatan penyakit peradangan lainnya. Dampaknya adalah mengurangi efektivitas obat antimikroba, kemunculan dan peningkatan jumlah patogen resisten antibiotik dan peningkatan frekuensi komplikasi purulen.
Dasar doktrin pendekatan yang baru didasarkan pada aksioma ilmiah berikut:
- Pertama, respon tubuh terhadap stimulus apapun, termasuk peradangan, sangat individual dan unik.
- Kedua, transformasi inflamasi jaringan tubuh adalah reaksi vaskular dengan urutan tahap tertentu.
- Ketiga, sirkulasi darah kecil dan sistemik tidak hanya memiliki hubungan langsung, tetapi juga hubungan terbalik.
- Keempat, di antara bentuk peradangan nonspesifik pneumonia akut adalah satu-satunya proses yang terjadi dalam sistem sirkulasi darah kecil.
- Kelima, adalah prosedur medis yang sama dapat memiliki efek yang berbeda terhadap peradangan pada sirkulasi darah kecil atau besar. Untuk itu, kemungkinan pencegahan komplikasi supuratif dan destruktif dari penyakit pneumonia akut ini haruslah dicermati.
Kami masih sempatkan mengikuti keynote forum keempat, dengan tema keynote: “Education Opportunities in Children with Mental Health Disorders.”’ oleh Dr. Petrovic-Dovat.
Ia adalah Director of the Child and Adolescent Anxiety Disorder Program at the Penn State Hershey College of Medicine, Pennsylvania State University, USA.
Pada dasarnya disebutkan bahwa hanya sekitar 25% anak dengan penyakit jiwa yang ditangani oleh psikiater anak. Dokter spesialis anak sering menjadi dokter pertama bagi sebagian besar anak dengan masalah kesehatan mental dan perilaku. Namun kemampuan mereka untuk berhasil mengelola penyakit jiwa belum pernah diteliti. Dukungan pendidikan tambahan diperlukan, untuk dokter spesialis anak pada layanan primer dalam merawat anak dengan masalah kesehatan mental.
Setelah sesi keynote forum keempat selesai, segera kami kembali melanjutkan petualangan cepat ke jantung kekuatan finansial New York, yaitu downtown Manhattan.
Kami langsung naik subway Line J dari Jamaica ke Broad Street (downtown) untuk menuju ke sebuah patung yang disebut ‘Charging Bull’ atau arti harafiahnya Banteng Pengisian, yang kadang disebut sebagai Wall Street Bull atau Bowling Green Bull, karena patung perunggu tersebut berdiri di Bowling Green di Financial District di Manhattan, New York City.
Rancangan awalnya adalah seni liar (originally guerrilla art) yang dipasang secara tidak resmi oleh Arturo Di Modica. Namun demikian, oleh karena popularitasnya membuatnya menjadi fitur patung yang permanen. Kegagahan banteng tersebur seolah menunjukkan keperkasaan Wall Street sebagai kekuatan finansial global.
Setelah itu, kami mampir di Kantor Ibu Elsye yang berlokasi di Broad Street No 90, Manhattan, untuk mengembalikan jaket musim dingin yang kami pinjam dan telah melindungi kami dari dekapan dingin salju.
Selanjutnya kami menikmati Indian Museum atau The National Museum of the American Indian, yang gagah menjulang tidak jauh dari kantor Ibu Elsye yang baik hati, di samping American Film Academy dan patung perunggu yang disebut ‘Charging Bull’.
Pada museum warga asli Amerika atau Infinity of Nations, menampilkan lebih dari 700 benda di dalam gedung megah yang sebelumnya merupakan rumah Alexander Hamilton. Bangunan ini dirancang oleh Cass Gilbert, yang juga mendesain Woolworth Building di utara Broadway, dalam gaya Beaux Arts.
Di luar gedung ada 12 patung termasuk Christopher Columbus, yang diakui sebagai penemu Amerika, yang dirancang oleh Daniel Chester French. Dibangun antara tahun 1900 dan 1907, gedung ini menghadap Bowling Green, ruang publik pertama di New York City.
Oleh karena terjadi perubahan jadwal keberangkatan kereta api Amtrak ke Washington DC, maka kami masih ada sisa waktu untuk kami gunakan menikmati Times Square.
Dari Bowling Green kami naik subway uptown Line R untuk turun di Times Square. Tempat ini tidak jauh dari Penn Station, untuk keberangkatan KA Amtrak ke Washington DC, sehingga kami pilih sebagai tempat untuk menunggu.
Times Square adalah persimpangan jalan, wahana komersial utama, tujuan wisata, pusat hiburan dan sebuah arena di bagian Midtown Manhattan di New York City, tepatnya di persimpangan Broadway dan Seventh Avenue.
Areal ini terang dihiasi dengan papan iklan yang menyala penuh warna, gambar gerak ataupun video iklan, meskipun pada siang hari yang cerah sekalipun.
Times Square kadang-kadang disebut sebagai “The Crossroads of the World”, “The Centre of the Universe”, “The Great White Way”, dan “hati dunia”.
Times Square merupakan salah satu kawasan pejalan kaki tersibuk di dunia, juga merupakan pusat Distrik Teater Broadway dan pusat utama industri hiburan dunia.
Times Square adalah salah satu tempat wisata yang paling banyak dikunjungi di dunia, yang menarik sekitar 50 juta pelancong setiap tahunnya.
Sekitar 330.000 orang melewati Times Square setiap hari, banyak dari mereka adalah wisatawan, sementara lebih dari 460.000 pejalan kaki telah berjalan melalui Times Square pada puncak hari tersibuk.
Sebelumnya dikenal sebagai Longacre Square, Times Square diganti namanya pada tahun 1904 setelah The New York Times memindahkan kantor pusatnya ke Gedung Times yang baru saja didirikan, yang sekarang disebut One Times Square. Di tempat tersebutlah berlokasi atraksi kembang api dan bola Malam Tahun Baru tahunan yang dimulai pada 31 Desember 1907, dan berlanjut sampai hari ini, yang mampu menarik lebih dari satu juta pengunjung ke Times Square setiap tahun.
KA Amtrak ke DC
Setelah puas berfoto, makan-makan sambil melihat banyak sekali orang lalu lalang, selanjutnya kami naik subway downtown Line 1 untuk turun di ke Penn (Pennsylvania) Station, sebuah stasiun interkoneksi yang sagat besar dan ramai penumpang, untuk ganti kereta api menuju ke Wasington DC, Ibukota AS.
Kami naik kerata api cepat antarkota, yang dioperasionalkan oleh Amtrak.
Amtrak adalah nama layanan dari National Railroad Passenger Corporation (Perusahaan Kereta Api Penumpang Nasional), sebuah perusahaan semi-pemerintah yang dibentuk 1 Mei 1971, untuk memberikan layanan kereta api penumpang antarkota di daratan Amerika Serikat. Nama “Amtrak” berasal dari gabungan kata “American” dan “track”.
Amtrak memiliki hampir 19.000 pegawai. Rute kereta api penumpang yang dioperasikan mencakup 500 kota tujuan di 46 negara bagian, dengan total jarak sejumlah 33.800 km di atas rel kereta api, yang sebagian besar justru dimiliki oleh perusahaan kereta api lain, termasuk beberapa kota di Kanada.
Pada tahun fiskal 2006, Amtrak mengangkut sejumlah 24,3 juta penumpang, dan sekaligus menjadi rekor jumlah penumpang terbanyak yang pernah diangkut Amtrak.
Sejarah Amtrak bermula dari layanan kereta api penumpang swasta di Amerika Serikat yang terus mengalami kemunduran, sejak sekitar tahun 1920 hingga tahun 1970. Sebagai tindak lanjut, Amtrak dibentuk oleh Konggres dan Presiden AS pada tahun 1971.
Sepanjang sejarahnya, perusahaan ini telah mengalami pasang surut karena permainan politik, kekurangan modal, dan gangguan teknis pada jalur kereta api.
Belakangan ini, keadaan perusahaan semakin sehat.
Pada tahun 2000-an, perusahaan itu telah menyelesaikan proyek rel kereta api di daerah timur laut Amerika Serikat, sementara pesaing utama Amtrak, terutama perusahaan penerbangan menghadapi masalah kepailitan dan kenaikan harga bahan bakar.
Kami naik Train 93 meninggalkan Penn Station di Central Manhattan New York pk. 2.02 PM untuk menuju ke Union Station di Washington, DC, menempuh jarak total 476,14 km. Kami sempat berhenti di stasiun Newark di New Jersey, Metropark, Princeton, Trenton, Philadelphia, Wilmington, Baltimore, BWI Marshall Airport, New Carollton dan turun di Union Station Washington DC, yang merupakan salah satu stasiun tertua sekaligus markas Amtrak.
Meski tidak muda lagi, stasiun ini tetap terawat dan masih memancarkan pesona keindahan arsitektur klasik. Selain megah, stasiun yang dibangun pada awal abad ke-10 itu juga memiliki beragam tempat nongkrong sehingga banyak orang yang betah menghabiskan waktu di sana Data ‘Federal Railroad Administration Office of Safety Analysis’ menyebutkan jumlah kecelakaan Amtrak menurun sejak 2010.
Pada 2015 terjadi 40 kecelakaan, turun satu angka dari tahun sebelumnya. Rasanya tidak heran jika Amtrak selalu dibanjiri penumpang. Setalah menemuh perjalanan seekiatr 3,5 jam, kami sampai di Union Station di pusat kota Washington DC.
Bangunan dengan arsitektur beraura mewah dan bergaya klasik ini sudah beroperasi sejak tahun 1907. Pengunjung pun dapat menikmati ruang tunggu utama di stasiun tua ini yang dibangun dengan ketinggian 29 meter. Saat menjejakkan kaki ke dalam stasiun, kami langsung merasakan atmosfer berbeda, sebab memang seperti tengah berdiri di sebuah istana transportasi darat. (Berlanjut)