HARI itu, Senin, 31 Desember 2018, rombongan turne Bapak Uskup Keuskupan Ketapang Mgr. Pius Riana Prapdi membawa kami menuju Stasi Kenabung.
Ternyata rombongan masih harus ber-speedboat ria ke hulu selama dua jam menyusuri aliran sungai dari Kenyabur menuju Kenabung.
Secara administratif pemerintahan, wilayah pastoral Stasi Kenabung berada di Dusun Kenabung dan itu masuk wilayah pemerintahan Desa Sungai Bengaras, Kecamatan Hulu Sungai, Kabupaten Ketapang.
Kami masuk ke permukiman penduduk di Dusun Kenabung yang hingga kini masih banyak ditemui pohon rambutan sarat buah, pohon kelengkeng sedang berbunga, dan jenis tanaman keras lainnya.
Di halaman rumah banyak ditanam pohon singkong dan kelapa sawit, ini cara keluarga lokal berbuat sesuatu untuk persediaan masak sayur. Di beberapa sudut halaman kadang ditemui tanaman bunga. Tidak banyak.
Bunga dan tanaman hias lainnya rupa-rupanya kurang diminati. Walaupun demikian Dusun kenabung terlihat bersih tertata.
Sambutan warga Stasi Kenabung terlihat sejak pertama kali rombongan Bapa Uskup menepi ke dermaga sungai dan selanjutnya naik ke daratan. Beramai-ramai umat stasi mengantar beliau hingga sampai ke gerbang halaman luar gereja. Itu mereka lakukan usai mengalungkan rosario yang terbuat dari rotan kepada Mgr. Pius dan Pastor Widhi CP.
Sebagai tarian cucuk lampah, beberapa anggota OMK menyajikan tarian tradisional.
Pemberkatan gereja, Misa Krisma, dan tutup tahun
Upacara adat penyambutan Bapak Uskup dan rombongan diadakan di gerbang luar halaman gereja. Bersyair, berbalas pantun, minum tuak, dan doa-doa dilanjutkan dengan penanaman pohon gaharu di halaman gereja yang baru selesai direnovasi.
Kabarnya, Keuskupan Ketapang mengharuskan penanaman pohon setiap ada perhelatan gereja di seluruh wilayah Keuskupan Ketapang sebagai upaya penyadaran terhadap Lingkungan Hidup.
Doa Rosario dan joget se-desa
Acara Misa Akhir Tahun selesai sekitar pukul 20.00. Keterlibatan umat dapat disimpulkan dengan penuhnya tempat duduk di gereja berkapasitas lebih dari 500 orang tersebut.
Selanjutnya adalah pesta adat menyambut Tahun baru 2019 yang diawali dengan Doa rosario dari halaman gereja menuju panggung acara. Pesertanya seluruh warga.
Maka tak pelak lagi, pesta menyambut tahun baru diikuti oleh orangtua dan kaum muda; laki-laki dan perempuan yang berjoget sampai pagi, dan tentu saja: tuak. Woouw…
Bergadang semalam suntuk tidak menyurutkan umat untuk mengikuti Misa Awal Tahun 2019 yang dipimpin oleh Bapa Uskup di pagi harinya.
Gereja tetap dipenuhi umat hingga misa berakhir.
Akhirnya, rombongan turne Bapak Uskup kembali ke Menyumbung setelah cara makan siang bersama seluruh umat Stasi Kenabung.
Rombongan diantar dan dilepas sampai speedboat menghilir menuju “pusat kota” yakni Paroki Salib Suci Menyumbung. (Bersambung)