Sabtu, 28 Mei 2022
- Kis. 18:23-28.
- Mzm. 47:2-3.8-9.10.
- Yoh. 16:23b-28.
KITA pasti pernah mendengar ungkapan katamu adalah doamu. Maka sering kali terjadi yang kita katakan itu dalam kurun waktu yang tidak tentu tiba-tiba terjadi.
Orangtua kita selalu mengingatkan supaya kita hati-hati dalam berucap dan mengatakan sesuatu.
“Ucapan adalah doa” atau “The Power of Your Mind.” Apakah benar apa yang kita pikirkan dan ucapkan bisa menjadi doa dan terjadi dalam kehidupan kita.
Untuk memahami ungkapan tersebut, sebenarnya kita bisa menelusuri pengalaman hidup kita.
Ada semacam hukum alam, hukum tarik menarik yang dapat membuktikan apakah memang apa yang kita pikirkan dan ucapkan bisa benar-benar terjadi.
Secara sederhana, hukum tarik menarik, adalah sebuah kenyataan bahwa apa pun yang kita fokuskan dalam pikiran dan rasakan, adalah yang akan ditarik dan hadir ke dalam kehidupan -secara sadar atau tidak sadar, positif atau negatif, diinginkan atau tidak diinginkan.
Kita bisa menyadari bahwa kita menarik bukan apa yang kita inginkan, melainkan menarik atas apa yang diyakini akan terwujud.
“Saya sudah selayaknya jadi anak bodoh, karena bapak dan kakakku selalu bilang “bodoh” kepadaku,” kata seorang anak.
“Mereka gampang sekali membentakku dengan bilang anak bodoh, gini saja tidak becus,” lanjutnya.
“Kata-kata ‘bodoh’ itu tanpa saya sadari terekam di dalam alam bahwa sadarku, hingga meyakinkan diriku bahwa aku hanyalah anak yang bodoh,” ujarnya.
“Saya menjadi pendiam, menderita, takut bahkan sangat tersiksa jika harus mengeluarkan pendapat di depan orang banyak,”imbuhnya.
“Saya benar-benar kecil hati, merasa bodoh, serta tidak bisa berpikir,” tegasnya.
“Hingga suatu hari guru BPku menjadwal pertemuan denganku,” kisahnya.
“Dia menemukan keganjilan di dalam diriku, adanya ketidasesuaian antara hasil tes IQ dengan pencapaian hasil belajar,” lanjutnya lagi.
“Hidupku sudah dirusak oleh orangtuaku dan saudara-saudara dengan kata-kata yang tidak baik,” lanjutnya.
“Gambaran diriku rusak mempengaruhi citra dan gambaran diriku,” kisahnya lagi.
“Melalui pendampingan guru BPku, saya berusaha mendobrak pikiranku dan mensugesti diri saya, bahwa saya adalah anak yang pandai jika saya berusaha dan mau belajar,” katanya.
“Sejak saat itu, saya merass ebih senang dan bahagia dan nyaman dengan diri saya sendiri,” katanya lagi.
“Kata yang keluar dari mulut ini adalah doa dan malaikat Allah mencatatnya, saya yakin bahwa saya bisa berubah menjadi lebih baik,” imbuhnya.
Dalam bacaan Injil hari ini kita dengar demikian,
“Dan pada hari itu kamu tidak akan menanyakan apa-apa kepada-Ku. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya segala sesuatu yang kamu minta kepada Bapa, akan diberikan-Nya kepadamu dalam nama-Ku.
Sampai sekarang kamu belum meminta sesuatupun dalam nama-Ku. Mintalah maka kamu akan menerima, supaya penuhlah sukacitamu.”
Dalam kehidupan kita sehari hari, masih sering kita kurang berani beriman secara total kepada Allah.
Tidak jarang kita ragu ragu di dalam doa doa kita. Kita kurang berani bersimpuh menyerahkan harapan dan permohonan kita kepada Allah.
Padahal setiap kata kita di dengar Allah dan menjadi doa kita yang akan dikabulkan.
Bagaimana dengan diriku?
Apakah aku pernah mengatakan seuatu dan kemudian terjadi?