Renungan Harian
Selasa, 20 September 2022
PW. St. Andreas Kim Taegon, Paulus Chong Hasang dkk
Bacaan I: Ams. 21: 1-6. 10-13
Injil: Luk. 8: 19-21
DI depan sebuah wahana permainan di Dufan Taman Impian Jaya Ancol ada perdebatan seru antara seorang bapak dan seorang operator di wahana itu.
Bapak itu tampak marah-marah dan merasa diperlakukan tidak adil. Bapak itu meminta agar dipanggilkan pimpinan agar bisa mendapatkan keputusan yang adil, sementar operator itu tetap pada pendiriannya bahwa apa yang dilakukan sudah sesuai dengan peraturan yang ada.
Kejadian itu saya alami ketika saya dan saudara-saudara main ke Dufan.
Sumber persoalannya adalah putEra bapak itu tidak diperbolehkan untuk ikut bermain di wahana tersebut. Ada aturan mengenai tinggi badan minimal untuk diiZinkan bermain di wahana tersebut.
Di dekat pintu masuk wahana ada sebuah alat untuk mengukur tinggi badan; kalau seseorang tinggi badannya di bawah ukuran tersebut maka tidak diperbolehkan bermain, karena tidak memenuhi syarat.
Sementara bapak itu berpegang pada aturan di wahana lain yang menerapkan aturan umur batas usia tertentu untuk diizinkan bermain. Perbedaan ukuran inilah yang membuat bapak itu marah dan merasa diperlakukan dengan tidak adil.
Sementara bapak itu sudah membeli tiket terusan yang artinya boleh bermain untuk semua wahana.
Perdebatan itu berakhir karena campur tangan banyak pengunjung yang mengantri untuk bermain. Perdebatan itu membuat antrian panjang, karena terhambat oleh perdebatan yang tidak kunjung selesai.
Saya tidak tahu persis bagaimana penyelesaiannya, tetapi yang pasti putra bapak itu tetap tidak boleh bermain di wahana tersebut.
Sabda Tuhan hari ini sejauh diwartakan dalam injil Lukas, Yesus menerapkan ukuran yang berbeda berkaitan dengan sebutan ibu dan saudara. Selama ini dan sebagaimana pendapat umum seseorang disebut sebagai ibu dan saudara dari seseorang berdasarkan pada hubungan darah.
Namun Yesus mewartakan hal baru dalam hubungan dengan diri-Nya bahwa siapa yang disebut ibu dan saudaranya bukan berdasarkan pada hubungan darah akan tetapi berdasarkan sejauh mana seseorang mendengarkan sabda Allah dan melaksanakannya.
“Ibu-Ku dan saudara-saudaraku ialah mereka yang mendengarkan sabda Allah dan melaksanakannya.”