Ulasan Injil Minggu Biasa XXIV B, Yesus Sang Mesias (3)

0
2,078 views

GUS: Kepegang nih! Iya bener. Setelah Petrus menegaskan Yesus itu Mesias, anehnya Yesus melarang dia menyebarluaskan pengertian itu dan kemudian dalam bagian selanjutnya Yesus malah membicarakan diri dengan ungkapan “Anak Manusia” dan tidak pernah menyuarakan diri dengan kata “Mesias” Inikah yang kausebut menyingkir secara teologis?

MARK: Itu cara Yesus merombak diskursus yang Mesias-sentrik dengan wacana kalem yang berpusat pada figur Anak Manusia yang juga cukup dikenal orang pada zaman itu. Lebih membawa ke Yang Maha Kuasa.

GUS: Teringat Dan 7:13 dengan sosok yang seperti Anak Manusia yang datang dengan awan-awan menghadap ke Yang Maha Usia untuk mendapat kuasa.

MARK: Persis! Tapi boleh kutambah? Anak Manusia dalam Kitab Daniel itu datang dari kalangan manusia untuk menerima kuasa dari atas sana. Ini penting. Mesias berkebalikan arahnya, ia membawa kuasa dari atas sana ke sini. Sudah makin melihat maksud Yesus ketika berbicara mengenai dirinya sendiri sebagai Anak Manusia?

GUS: Bukan karena teologi Mesias tidak cocok, hanya teologi ini sudah terlalu sering dipakai dengan maksud berlain-lainan, malah tidak membantu, itu kan maksudnya?

MARK: Katakan saja begitu. Teologi Anak Manusia lebih cocok, lebih aktual, dan lebih membuat orang memahami Yesus itu tokoh yang menghadap Dia yang ada di atas sana, bukan tokoh yang mau menjalankan kuasa di sini, juga kuasa batin terhadap pengikut-pengikutnya. Ia baru punya bobot seperti itu nanti setelah wafat di kayu salib. Dan pada saat itulah sosok Anak Manusia yang tadi datang menghadap Allah itu sampai ke tujuannya dan menerima kemuliaannya sebagai Anak Allah, seperti diucapkan oleh kepala pasukan yang menunggui dia di salib, “Sungguh, orang ini Anak Allah!” (Mrk 15:39).

GUS: Jadi gambaran sebagai Anak Manusia malah menegaskan bahwa anugerah dari Yang Maha Kuasa yang diterimanya itu bukannya untuk mempertontonkan kuasa, melainkan pemberian kekuatan untuk menanggung penderitaan nanti, sampai dinaikkan di salib. Tapi juga kekuatan yang bakal membuatnya bangkit.

MARK: Gitu baru bisa dikatakan berteologi cara baru tentang Yesus sang Anak Manusia. Kayak dia sendiri.

Salam hangat,

A. Gianto

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here