
BERBUSANA tradisional khas Jawa warna serba hitam lengkap dengan blangkon, Pastor Kepala Paroki St. Martinus Weleri di Jawa Tengah, RD Simon Atas Wahyudi, ambyuk masuk dalam proses ritual bersama pemerhati budaya dan kearifan lokal serta pemuka agama setempat untuk merayakan bersama World Water Day yang ke-24. Kegiatan bersama berupa melakukan prosesi ritual merawat sumber mata air alamai (tuk) ini sudah berlangsung keempat kalinya sejak digelar pertama kali tahun 2013 lalu.
Menjawab Sesawi.Net, pastor diosesan KAS yang lahir di Temanggung ini mengatakan, prosesi ritual merawat sumber mata air alami ini dikemas dalam semangat inkulturasi. Kemasan ritual ini dibuat dalam konteks inkulturasi iman dengan menggabungkan elemen tradisi ruwatan (Jawa), Imlek, dan Malam Satu Sura. “Ketiga elemen budaya lokal ini dirayakan bersama dengan tujuan nguri-nguri (melestarikan) khasanah budaya lokal dan tradisi keagaaman lokal sebagai pengayaan hidup beriman,” kata alumnus Seminari Mertoyudan tahun masuk 1978 ini.

Pihak Gereja Katolik St. Martinus Paroki Weleri sangat antusias merayakan World Water Day ini secara khusus dengan balutan semangat inkulturatif itu, lantaran perayaan melestarikan sumber mata air alami ini sungguh seirama dengan semangat Ardas KAS, yakni memelihara keutuhan ciptaan. “Tahun 2017, semangat bersama untuk memelihara keutuhan ciptaan ini dilaksanakan dalam konteks permenungan Aksi Puasa Pembangunan 2017 bertemakan membangun peradaban kasih,” jelas pastor praja yang beberapa tahun lalu telah merayakan genap 25 tahun imamatnya ini.


“Kasih itu diarahkan kepada Pencipta alam semesta dan seluruh ciptaan-Nya, termasuk kegiatan dan perhatian bersama untuk melestarikan dan memelihara keutuhan alam dan sumber mata air,” jelas pastor yang kini hobi berbusana serba hitam ini.
Perayaan World Water Day 2017 di Weleri ini berlangsung di Besokor –sekitar 7 km arah selatan dari ‘pusat kota’ Weleri. Pesertanya kurang lebih 110 orang –utamanya warga masyarakat sekitar di Besokor selaku pengguna air, Lurah Besokor, sejumlah pemuka agama, dan tentu saja umat katolik Paroki Weleri. Para peserta melakukan visitasi menuju dua pusat sumber air alami (tuk) di Sirondo dan Ngangkrik.
Pemerhati budaya kearifan lokal Ki Bawono dari Yogya dan Jamil ikut berpartisipasi dalam kegiatan ini.