Unit Pastoral St. Kristoforus Bakauheni Resmi Jadi Paroki

0
675 views
Gereja St. Kristoforus Paroki Bakauheni, Lampung. (Sr. Fransiska Agustine FSGM)

MINGGU, 24 Juli 2022 diadakan Perayaan Ekaristi Peresmian Unit Pastoral (UP) St. Kristoforus Bakauheni resmi menjadi paroki, tepat berusia 25 tahun.

Hari itu juga merupakan Hari Kakek Nenek dan Lansia Sedunia.   

Peresmian itu berlangsung dalam Perayaan Ekaristi yang dipimpin oleh Uskup Keuskupan Agung Palembang sekaligus Administrator Apostolik Keuskupan Sufragan Tanjungkarang Mgr. Yohanes Harun Yuwono.

Penandatanganan prasasti oleh Uskup Harun, pertanda UP Bakauheni sah menjadi paroki. Dalam Ekaristi juga diadakan pelantikan Dewan Pastoral Paroki.   

Perarakan misa menuju gedung Gereja Gereja St. Kristoforus Paroki Bakauheni, Lampung. (Sr. Fransiska Agustine FSGM)

Menggeliat

Gereja Katolik Stasi Bakauheni terletak di Jl. Trans Sumatera KM4, Dusun Umbul Jering, Desa Bakauheni, Lampung Selatan.

Bersamaan diresmikannya lintas penyeberangan Merak-Bakauheni, 26 Mei 1981 yang lalu, saat itu aktivitas menggereja umat yang berada di Bakauheni mulai menggeliat dengan adanya beberapa pegawai pelabuhan penyeberangan yang beragama Katolik.

Saat itu ada empat keluarga ditambah dua pemuda lajang. Mereka membentuk kelompok doa bersama. Ini yang merupakan cikal bakal umat Katolik dan Gereja Bakauheni.

Beberapa waktu kemudian mereka berjumpa dengan umat Katolik yang lain dari wilayah Rayon Pasuruan Paroki Sidomulyo, yang letaknya sekitar 20 km dari Bakauheni.

Berkat jumpa iman itu, umat di wilayah Bakauheni mendapat pelayanan Ekaristi satu bulan sekali dari Pastor Paroki Sidomulyo, di rumah dinas umat secara bergantian. 

Seiring waktu, umat Katolik di Bakauheni semakin bertambah. Dan terus bertambah. Akhirnya Romo Suhendri Saekan Pr berkenan meletakkan batu pertama di Kampung Kelawi sebagai tempat ibadah yang permanen, April 1988. Tanah itu dihibahkan dari FX Marotoyo untuk umat Katolik Bakauheni.  

Sayang seribu sayang, ketika membangun mendapat tantangan keras dari masyarakat sekitar.

Syukurlah, April1993, umat Katolik Bakauheni dapat membuat kapel sederhana di atas tanah seluas satu hektar.

Tanah ini pemberian dari Uskup KeuskupanTanjungkarang Mgr. A. Henrisoesanta SCJ (alm). Ketika itu Uskup Henrisoesanto SCJ melihat ke depan, bahwa Gereja Katolik di daerah Bakauheni bisa maju karena letaknya di pusat pelabuhan.

Setapak demi setapak umat Katolik Bakauheni terus mengeliat. Mereka tetap berjalan dalam iman dan harapan.

Uskup Mgr. Yohanes Harun Yuwono berikan tandatangannya di atas prasasti berdirinya Perarakan misa menuju gedung Gereja Gereja St. Kristoforus Paroki Bakauheni, Lampung. (Sr. Fransiska Agustine FSGM)

Prospek cerah usai dibangun Tol Bakkter

Tangan Tuhan terus  menopang dan menuntun umat Katolik Bakauheni. Tanpa pernah meminta pada Tuhan, ternyata pemerintah membangun jalan tol Bakauheni-Terbanggi Besar. Yang dikenal juga jalan Tol Bakter. Peletakan batu pertamanya, 30 April 2015.

Jalan tol ini panjangnya 140.94 km, merupakan ruas tol terpanjang ke-dua di Indonesia.

Ini tentu merupakan prospek yang cerah di masa depan. Dan akan berimbas pula bagi umat Katolik Bakauheni. Perekonomian akan naik. Banyak pendatang baru.  Keragaman pun semakin marak.

Prospek yang cerah ini, dilihat oleh Pastor Paroki Bakauheni, Romo Petrus Tripomo Pr.

Muncullah wacana ingin mengajukan UP Bakauheni menjadi paroki.  Beberapa tahun kemudian dengan rendah hati ia mengajukan permohonannya itu kepada Uskup Harun Yuwono, sambil mempersiapkan hal-hal di sana-sini. 

Pelantikan anggota Dewan Gereja Gereja St. Kristoforus Paroki Bakauheni, Lampung. (Sr. Fransiska Agustine FSGM)

Gayung bersambut.

Ternyata, gayung bersambut. Oleh Uskup Harun Yuwono, permintaan itu akhirnya dikabulkan. 

“Dengan ditingkatkan menjadi paroki, bukan hanya infrastruktur serta administrasi yang dibenahi. Melainkan juga kesediaan dan kesiapsediaan pemberian diri dari pribadi orang-orang di Dewan serta seluruh umat Paroki Bakauheni,” tegas Uskup Yuwono di akhir Perayaan Ekaristi itu.  

Uskup Mgr. Harun Yuwono bersama para tokoh lokal melakukan aksi penanaman pohon di areal komplek Gereja St. Kristoforus Paroki Bakauheni, Lampung. (Sr. Fransiska Agustine FSGM)

Bukan berarti hebat

Pastor Paroki Bakauheni, Romo Petrus Tripomo Pr mengakui, UP Bakauheni memang belum siap 100 persen untuk menjadi paroki. Bahkan, beberapa hal masih nol.

“Menjadi paroki, bukanlah karena sudah hebat,” akunya.

Banyak hal harus diperbaiki. Baik di bidang administrasi, fisik, sumber daya manusia, dll. Untuk itu telah dipilih beberapa orang yang kompeten untuk menjadi anggota Dewan Pastoral.

Ia memohon doa dan dukungan dari segenap umat dan juga para romo serta suster. Menggembalakan sebanyak 1.220 jiwa dengan 321 KK, dengan segala keragamannya, tentu memiliki tantangan tersendiri. Romo Tri, sapaan akrabnya, akan berusaha melayani dengan adil, tanpa pilih kasih, meski itu tidak akan pernah memuaskan semua orang.  

Uskup Harun Yuwono menerima sambutan hangat dari remaja cilik dan menerima hadiah permen. Terjadi dalam pemberkatan dan peresmian Gereja St. Kristoforus Paroki Bakauheni, Lampung. (Sr. Fransiska Agustine FSGM)

Sukacita

Hari itu merupakan hari yang penuh syukur dan sukacita bagi umat Katolik Bakauheni.

Sebagai tanda syukur, usai Perayaan Ekaristi diadakan ramah tamah. Ada tari-tarian, nyanyian, dan pembagian door prize.   

Diadakan juga penanaman pohon secara simbolik oleh Mgr. Yohanes Harun Yuwono dan Ketua Bimas Provinsi Lampung Felikarpus Sarimin.

Pertanda, paroki ini merupakan paroki yang ramah lingkungan.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here