PERSATUAN Indonesia merupakan sila ketiga dalam Pancasila yang berisi dua kata penuh makna: ‘Persatuan’ dan ‘Indonesia’. Semangat dan nilai ini yang ingin diangkat dalam seminar di Auditorium Yustinus Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya pada tanggal 27 Mei 2017.
Seminar yang dihadiri 150 orang muda dari perwakilan setiap unit PMKAJ (Pastoral Mahasiswa Keuskupan Agung Jakarta) ini menghadirkan tiga narasumber yakni Pendeta Raditya Oloan, Bapak Budhy Munawar Rachman beserta Romo Antonius Haryanto Pr.
Kegiatan dibuka oleh Wakil Rektor III Universitas Atma Jaya, dr. Tommy N. Tanumihardja, Sp.An serta Romo Moderator Pastoral Atma Jaya, RD. B. Hardijantan Dermawan. Keduanya menekankan pentingnya kegiatan ini untuk semua kalangan khususnya orang muda untuk menumbuhkan semangat persatuan bangsa ini. Kegiatan ini merupakan rangkaian action plan PMKAJ yang diselenggarakan oleh Unit Pastoran Atma Jaya.
Pendeta Raditya Oloan yang kini bergerak bersama Generasi Zeru, menekankan hal-hal yang mempengaruhi kesatuan kita sebagai bangsa dari budaya, bahasa, visi, tujuan, hobi, kebutuhan, kepentingan dan penderitaan. Ia juga membahas pentingnya generasi muda mencari identitas diri dan tantangan generasi muda.
Warga masyarakat yang inklusif
Pembicara kedua adalah Bapak Budhy Munawar Rachman. Sebagai pemikir progesif, ia ingin melihat wajah Islam yang lebih terbuka, toleran, dan demokratis. Karena itu, ia bicra tentang demokrasi saat ini dari perspektif toleransi dan agama. Ia juga membahas bagaimana dunia pendidikan menjawab tantangan dan perlunya pemahaman atas isu yang ada. “Sebagai warga negara Indonesia, hendaklah kita bisa menjadi rendah hati dan proaktif,” ungkapnya di meja seminar.
Rendah hati yang dia maksudkan adalah persoalan bagaimana kita bisa menjadi warga masyarakat yang inklusif dengan sesama dan tidak menganggap diri paling benar. Menjadi proaktif – jangan sampai hak-hak kita sebagai warga negara dikorbankan bagi kepentingan-kepentingan mayoritas yang bukan dari hati kita.
Pembicara ketiga adalah Romo Antonius Haryanto Pr, Sekretaris Eksekutif Komisi Kepemudaan KWI. Ia bercerita pengalaman keluarganya yang “bhinneka” (beragam) yang menjadi fondasi dalam kehidupannya. “Kita perlu memahami konsep KPK (kenali diri, perhatikan sekitar, kembangkan dan kisahkan) dalam hidup kita termasuk dalam pengalaman keberagaman,” kata dia.
Sebagai salah satu penggagas forum Temu Kebangsaan dan tahun ini menjadi pertemuan kedua, iamengatakan demikian. “Sebagai anak muda, seringlah jalan-jalan. Kenapa? Karena pikiran kita akan terbuka bertemu dengan banyak orang dan kita bisa melihat keindahan yang ada,” kata imam diosesan (praja) Keuskupan Bandung ini.
Pancasila sebagai perekat pemersatu
Ketiga pembicara dalam Seminar PMKAJ ini juga menyinggung t dasar negara kita yaitu Pancasila dan mengapa Pancasila itu penting untuk dimaknai. Ketiga pembicara sepakat bahwa Pancasila merupakan perekat pemersatu bangsa Indonesia. Segenap anak muda sebagai generasi penerus bangsa, kata mereka, harus aktif menjadi pelaku mempertahankan persatuan dan kesatuan Indonesia. Jangan pernah kehilangan harapan atas Indonesia.
Selamat memperingati Hari Lahir Pancasila 1 Juni. Salam Bhinneka Tunggal Ika.
Unduh materi pembicara di tautan ini: http://tiny.cc/UNITYPMKAJ
PS: Naskah dan dokumentasi foto dikerjakan oleh tim internal Unika Atma Jaya.