Unta Pembawa Beban

0
315 views
Ilustrasi - Keledai pengangkut beban. (Ist)

MENGAPA Yesus menjelaskan sulitnya orang kaya masuk Kerajaan Surga seperti sulitnya unta masuk lubang jarum (!Matius 19: 23)?

Marilah melihat unta dan lubang jarum dalam konteks budaya waktu itu.

Unta itu biasa digunakan sebagai binatang angkutan. Di atas pundaknya diletakkan barang-barang yang banyak dan berat. Waktu mengangkut, unta harus berdiri tegak.

Sementara ketika melewati lubang jarum -sebutan pintu sempit untuk memasuki kota Yerusalem- unta itu harus membungkuk. Betapa sulitnya. Posisi membungkuk masih ditambah beban. Nyaris tak mungkin unta itu berjalan masuk.

Demikian pula orang yang hidupnya dibebani dengan begitu banyak harta yang menempel di pundaknya sulit bergerak. Andaikan berjalan maju, pasti amat lambat dan berat.

Namun itu masih mungkin dilakukan. Sedang kesulitan orang kaya untuk masuk Kerajaan Surga masih jauh lebih besar daripada itu. Jadi, amat sangat sulit. Nyaris tak mungkin, karena kekayaannya “nyangkut” di pintu dan menyebabkan tak bisa masuk.

Karena itu, para murid berkata, “Jika demikian, siapakah yang dapat diselamatkan?” (Matius 19: 25).

Mereka membayangkan betapa susahnya.

Yesus memandang mereka dan berkata: ”Bagi manusia hal ini tidak mungkin, tetapi bagi Allah segala sesuatu mungkin.” (Matius 19: 26). Tuhan bisa menolong; asal mereka mau. Orang perlu mengandalkan Tuhan.

Jadi, bebaskan diri dari semua bawaan tak perlu, baik material (harta) maupun non-material (kebanggaan diri) yang sering menghambat perjalanan iman.

Dalam menempuh perjalanan iman, jangan jadi seperti unta pembawa beban.

Selasa, 16 Agustus 2022

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here