Bacaan 1: 1Sam 16:1-13
Injil: Mrk 2:23-28
MENURUT Kamus Besar Bahasa Indonesia, agama adalah ajaran atau sistem yang mengatur keimanan dan peribadatan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, disertai kaidah yang berhubungan dengan relasi antar manusia pun dengan lingkungannya.
Ada banyak agama di dunia dengan keunikan masing-masing.
Agama mengatur bagaimana seseorang mengimani yang diimaninya dengan aturan-aturan atau norma-norma sebagai acuan dalam bersikap.
Norma-norma tersebut mengarahkan manusia pada arah dan tujuan yang baik dan benar.
Melalui agama, seseorang mengenal Allah yang diimaninya, untuk tujuan akhir bahagia dalam kehidupan kekal.
Agama bukan untuk menghakimi orang lain, benar atau tidak benar namun justru untuk saling mengasihi.
Inilah ajaran Yesus yang dibawa kepada para pengikut-Nya, yaitu ajaran kasih.
Orang-orang Farisi dikenal sangat ketat dalam menerapkan aturan-aturan agama Yahudinya.
Menerapkan secara “letterlijk” apa adanya seperti yang tertulis. Salah satunya adalah aturan tentang “Hari Sabat”.
Sabat sangat penting bagi mereka karena diatur dalam sepuluh perintah Allah, “Kuduskanlah hari Tuhan”.
Padahal semestinya, dipahami agar manusia memberi waktunya kepada Allah dan tidak diperbudak oleh aktifitas harian atau pekerjaannya.
“Lihat! Mengapa mereka berbuat sesuatu yang tidak diperbolehkan pada hari Sabat?”
Mereka mempersalahkan murid Yesus yang memetik bulir gandum.
Yesus menjawab dengan menggunakan ayat suci 1Sam21:1-6, yaitu tentang Daud memberi roti kudus kepada pasukannya yang kelaparan. Roti kudus yang semestinya hanya boleh dimakan imam, namun atas dasar kasih diberikan kepada pasukannya.
Manusia kadang hanya melihat apa yang bisa dilhat mata, sedangkan Allah melihat hati.
Demikian yang terjadi pada Samuel saat diminta Allah memilih anak-anak Isai sebagai raja pengganti Saul yang telah ditolak-Nya.
Daud yang sejak semula tidak diperhitungkan karena kalah fisik dibanding kakak-kakaknya, justru dipilih Allah sebagai Raja Israel.
Pesan hari ini
Hukum dibuat untuk mengatur manusia, bukan sebaliknya. Manusia beragama untuk bisa mengasihi Allah dan manusia, bukan untuk menghakiminya.
Inti keberadaan manusia bukan dalam fisiknya, namun ada di dalam hati, jiwa dan roh, inilah yang dilihat Allah.
“Tuhan selalu memberi yang terbaik bagi mereka yang menyerahkan pilihan kepada-Nya. Tetaplah pakai maskermu dan jaga jarakmu.”