BADAN Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyampaikan apresiasi bagi relawan yang terlibat dalam penanganan pasca Gempa Cianjur.
Direktur Kesigapan BNPB Pangarso Suryotomo menjelaskan, hadirnya relawan dari Cianjur maupun dari luar Cianjur sangat membantu dalam penanganan korban pasca bencana gempa di Cianjur.
“BNPB mendata hingga kini sudah terdata sekitar 10 ribu relawan yang telah berkontribusi dalam penanganan Cianjur. Setiap harinya yang bergerak sekitar empat ribuan dengan berbagai klister; sesuai kemampuan relawan masing-masing,” kata Pangarso di Pendopo Bupati Cianjur.
Alumni dan mahasiswa Atma Jaya langsung gercep ke lapangan
Sejak hari pertama gempa Senin (21/11), Bendahara Umum Perkumpulan Alumni Atma Jaya Jakarta (Perluni-UAJ) Irene Sinurat sudah berada di Gereja Santo Petrus Paroki Cianjur. Selanjutnya sebagai sekretaris umum, ia mengampu tugas menjalin relasi dengan instansi pemerintah agar aktvitas di pos selalu update dan terkordinasi.
Kordinasi ini menjadi vital untuk kelancaran penyaluran donasi dan kegiatan membantu korban gempa. Pangarso menilai kolaborasi baik terjadi antara relawan Cianjur dan relawan luar Cianjur; terutama pemahaman lokasi dan adat kebiasaan setempat sehingga mengurangi kesalahpahaman dengan warga lokal.
Ungkapan dan aksi belarasa untuk para korban gempa Cianjur
Perluni-UAJ memimpin tim relawan Kloter 1 yang terdiri dari alumni dan mahasiswa Universitas Katolik Indonesia (Unika) Atma Jaya.
Kloter 1 bergabung dengan dengan Posko Pelayanan Kemanusiaan Gereja St. Petrus Paroki Cianjur yang dipimpin oleh Pastor RP Bonefasius Budiman OFM.
Gereja Katolik yang dibangun tahun 1931 ini beralamat di Jalan Siliwangi Nomor 66, Cianjur.
Fokus tim adalah korban dari masyarakat sekitar gereja, korban yang belum tertolong mendapat tenda pengungsian dan korban yang telah di tenda pengungsian dengan jalur distribusi bantuan yang relatif sulit.
Ketua Umum Perluni-UAJ, Michell Suharli menyatakan dukacita alumni yang mendalam untuk para korban meninggal, luka-luka dan semua yang terdampak karena bencana gempa bumi di Cianjur.
Sesaat mendengar kabar duka, pengurus Perluni-UAJ berkordinasi lebih dari empat jam untuk gerak cepat tanggap darurat mengirim tim pertolongan bagi korban.
Kemanunggalan alumni dan alma mater menjadi kunci keberhasilan Komunitas Atma Jaya Jakarta dalam misi-misi kemanusiaan sebelumnya di daerah bencana; termasuk membantu pemerintah menyelenggarakan vaksinasi massal gratis saat pandemi.
“Alumni berduka. Kami dididik oleh guru-guru kami di Unika Atma Jaya untuk menjadi peduli pada mereka yang menderita. Kami diajar untuk berpikir profesional tentang tindakan yang relevan hingga mampu mengurangi penderitaan itu.
Kami juga dilatih untuk bertindak yang berdampak bagi kebaikan sebanyak mungkin orang. Dan saat melakukan semua itu, kami diharuskan memiliki hati yang tulus dan penuh cinta untuk menolong sesama tanpa membeda-bedakan, tanpa pamrih pribadi atau kelompok,” kata Michell.
Lima kloter pengiriman relawan Unika Atma Jaya
Alumni dan mahasiswa Unika Atma Jaya menjadi tulang punggung Pos Pelayanan Kemanusiaan Gereja St. Petrus Cianjur sejak hari pertama terjadinya gempa.
Perluni-UAJ berkolaborasi dengan pimpinan kampus Unika Atma Jaya mengirimkan tim relawan “Atma Jaya Jakarta Peduli Korban Gempa Cianjur” yang dibagi dalam 5 (lima) kloter keberangkatan yaitu:
- Kloter 1: 23-27 November.
- Kloter 2: 27 November sd. 1 Desember.
- Kloter 3: 1-4 Desember.
- Kloter 4: 4-8 Desember.
- Kloter 5: 8-12 Desember.
Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Alumni Unika Atma Jaya Dr. Agustinus Prajaka WB datang meninjau langsung tim tanggap darurat UAJ dalam membantu penanganan gempa Cianjur, Kamis, (24/11).
“Kehadiran tim tanggap darurat membawa misi kepedulian dalam dalam masa darurat dan melakukan hal kecil dengan semangat cinta kasih yang besar dengan harapan bisa mengurangi beban sekecil apa pun,“ kata Prajaka.
Ia menerangkan, tim ini akan terus melakukan distribusi bantuan, mengonsolidasikan berbagai jejaring pendukung yang dimiliki Unika Atma Jaya; juga mendukung upaya penanganan bencana yang dilakukan pemerintah serta organisasi masyarakat setempat sesuai dengan kapasitas yang dimiliki.
Kloter 1 tiba satu hari setelah gempa; dipimpin oleh Ketua Bidang Sosial dan Lingkungan Perluni-UAJ dr. Juanli; berkekuatan 19 relawan dalam tiga gelombang kedatangan.
Tim medis berasal dari Medisar dan KSR Unika Atma Jaya yang dipimpin oleh dr. Juanli selaku Ketua Bidang Sosial dan Lingkungan Perluni-UAJ.
Sementara relawan non-medis bertugas mengelola logistik relawan dan penyaluran donasi barang untuk korban gempa; berasal dari Resimen Mahasiswa dan Unit Penelitian Mahasiswa Unika Atma Jaya.
Misi kegiatan untuk membantu korban dari 22 November sampai 12 Desember 2022 dilakukan dengan terus menyesuaikan situasi lapangan dan arahan dari pemerintah setempat.
Semua terlibat untuk misi kemanusiaan
Pengiriman relawan melibatkan organisasi alumni fakultas, yayasan, rumah sakit, klinik, organisasi mahasiswa, alumni, mahasiswa, dosen, karyawan dan segenap unsur dalam Komunitas Atma Jaya Jakarta.
Komitmen Alumni dan mahasiswa Unika Atma Jaya menjadi tulang punggung Pos Kemanusiaan bersama dengan berbagai organisasi lain seperti:
- RS Carolus.
- Pemuda Katolik.
- Orang Muda Katolik (OMK).
- Koalisi Perempuan Indonesia (KPI).
- Perdhaki Jawa Barat.
- Kongregasi Suster SFS Sukabumi.
- Yayasan Kasih Bangsa/
- LDD-KAJ.
- Caritas Indonesia, Caritas Regio Jawa.
- OSIS SMA Mardi Yuana Cianjur.
- Seminari Tinggi St. Petrus Paulus.
- ORARI.
- Kongregasi Suster Puteri Kasih (PK).
Baca juga: Dua Suster Biarawati PK: Saling Dukung Pelayanan Kemanusiaan di Posko Paroki Cianjur
Komitmen Alumni dan mahasiswa Unika Atma Jaya berhasil menjangkau berbagai lokasi pengungsian.
Lokasi awal pelayanan adalah Pondok Pesantren Al-Mutmainah, Desa Sarampad, Kecamatan Cugenang. Di sini terdapat 2.000 jiwa terdampak gempa dengan 800 KK yang tersebar di 15 pos pengungsian.
Lokasi lain yang berhasil dijangkau adalah Kampung Cisarua, Desa Cirumput, Desa Ciwalen, Desa Cilega, dan Desa Mangunkarta,
Tim direncanakan menjangkau daerah Kampung Pandelengsar di mana ada sekitar 600 jiwa; Desa Ciherang sekitar 150 jiwa; Desa Cilengser dan Desa Benjot.
Relawan pos layanan mendapat dukungan dari tokoh masyarakat, pemuka agama dan organisasi masyarakat setempat dalam menyalurkan bantuan dari para donatur.
Donasi yang disalurkan antara lain tenda untuk pengungsian, matras alas, lampu darurat, senter, selimut, sembako, obat-obatan, air minum kemasan, makanan cepat saji, peralatan mandi, nutrisi anak, perlengkapan mandi dan bak penampungan air bersih.
Masih butuh bantuan
Informasi dari tim lapangan, masih banyak dibutuhkan tenda terpal dan alas untuk membangun tempat pengungsian sementara. Berikut sarana dan parasarana darurat.
Sampai kemarin tanggal 1 Desember 2022, relawan dari alumni dan mahasiswa Unika Atma Jaya di Posko Kemanusiaan Gereja St. Petrus Paroki Cianjur berjumlah 24 orang dan segera berganti menjadi Kloter 3.
Kordinator medis sudah berganti dari dr. Juanli (Perluni-UAJ) kepada dr. Nicholas Pratama (RS Carolus), lalu saat ini dr. Renandha Septaryan (RS Carolus) – ketiganya alumni FK Unika Atma Jaya.
Tim Psikososial
Selain tim medis, mereka mengambil peran di sekretariat, logistik untuk korban dan relawan. Terakhir Komunitas Atma Jaya Jakarta menurunkan tim psikososial.
Semua kegiatan kemanusiaan ini dilakukan dengan publikasi terbatas untuk komunitas sendiri dan minim label Atma Jaya.
Publikasi terbatas dan label yang melekat di badan itu semata-mata untuk keperluan pertanggungjawaban kepada para donatur dan pemangku kepentingan.
Relawan psikososial yang diturunkan oleh Komunitas Atma Jaya Jakarta berasal dari Fakultas Pendidikan dan Bahasa dan Fakultas Psikologi Unika Atma Jaya.
Tim Kloter 1 menemukan bahwa korban gempa yang selamat tidak hanya mengalami luka fisik, namun juga luka-luka psikologis (trauma, stres dan depresi).
Dimulai dari situasi terkejut, panik, bingung, takut dan emosi negatif lain seperti marah dan menyesal. Relawan psikososial membantu para korban dengan donasi barang dan aneka kegiatan untuk mulai menata kehidupan lebih stabil.
Fokus relawan psikososial pada Kloter 2 adalah anak-anak dan kaum disabilitas.
Komitmen alumni dan mahasiswa Unika Atma Jaya untuk karya kasih kemanusiaan akan terus berlanjut dalam medan yang tidak mudah.