Usai Program CMLP Rampung, Berdirilah Kapel Stasi Serong di Bengkayang, Kalbar

0
612 views
Rombongan Caritas Keuskupan Agung Pontianak bersama dengan anak-anak di Batu Raya. Mereka inilah yang akan menjadi generasi penerus masa depan. (Br Kris Tampajara MTB)

SETELAH kurang lebih empat tahun melakukan pendampingan di Kampong Batu Raya, Kecamatan Karangan di Kabupaten Landak, dan Kampong Serong, Kecamatan Samalantan di Kabupaten Bengkayang –kedua wilayah ini ada di Provinsi Kalbar—maka Caritas Keuskupan Agung Pontianak menutup Program Community Managed Livelihood Promotion (CMLP) di kedua desa tersebut  pada tangga 27-29 Juli 2016 pekan lalu.

Program Community Managed Livelihood Promotion yang dikenal dengan CMLP ini merupakan program kerjasama Caritas Keuskupan Agung Pontianak dengan Karina KWI Jakarta. Pada awalnya, Program CMLP ini dimulai tahun 2012 dengan mendampingi  empat kampung, namun pada tahun 2014 terjadi evaluasi dan monitoring yang memutuskan untuk hanya mendampingi dua kampung, dengan berbagai pertimbangan.

“Kita mau mendampingi warga yang memiliki semangat untuk berkembang dan mengembangkan potensi yang mereka miliki, ” demikian tutur Pastor Bagara OFM Cap selaku Direktur Caritas KAP (Keuskupan Agung Pontianak) kala itu.

Warga masyarakat kampong Serong menonton dokumentasi kilas balik selama 4empat tahun pendampingan Caritas Keuskupan Agung Pontianak. (Br. Kris Tampajara MTB)
Warga masyarakat kampong Serong menonton dokumentasi kilas balik selama 4empat tahun pendampingan Caritas Keuskupan Agung Pontianak. (Br. Kris Tampajara MTB)

Dalam pendampingan melalui Program CMLP di dua kampung tersebut, Caritas Keuskupan Agung Pontianak melakukan beberapa kegiatan yang berkaitan dengan pengembangan kearifan lokal masyarakat. Salah satu yang menjadi perhatian dalam pendampingan program CMLP ini antara lain adalah:

  • Kegiatan membangun komunitas yang mampu mengorganisir diri,
  • Kegiatan mengembangkan kearifan lokal masyarakat dalam bidang penghidupan,
  • Kegiatan memperkuat tata kelola kepemilikan lahan masyarakat melalui pemetaan partisipatif.

Adat Dayak Kanayant

Di Kampung Batu Raya pada tanggal 27 Juli,  penutupan program diselenggarakan secara serimonial dengan tata cara adat Dayak Kanayant. Kedatangan rombongan Caritas Keuskupan Agung Pontianak disambut secara meriah dengan tarian penyambutan tamu dan atraksi pencak silat serta pemotongan buluh oleh pemimpin rombongan. Setelah itu,  iringan musik Dayak mengiringi rombongan Caritas KAP menuju  tempat penginapan dan di sana kemudian  disambut secara resmi oleh tokoh adat bersama aparatur  Pemerintah Desa yang hadir.

Pastor Bagara sedang menunggu rombongan Caritas KAP untuk diajak bergabung dalam acara seeiominal penerimaan tamu secara adat di kampng Batu Raya. (Br. Kris Tampajara MTB)
Pastor Bagara sedang menunggu rombongan Caritas KAP untuk diajak bergabung dalam acara seeiominal penerimaan tamu secara adat di kampng Batu Raya. (Br. Kris Tampajara MTB)

Ibu Yustina selaku kepala Desa Selumang Kecamatan Karangan, Kabupaten Landak menuturkan, Program Caritas di Kampung Batu Raya ini sudah diketahui oleh Pemda Kabupaten Landak. Ia  mengucapkan terimakasih banyak atas pendampingan kepada warga Batu Raya selama kurang lebih empat tahun ini. “Saya berharap dengan penutupan program ini, warga Batu Raya tetap bersemangat melakukan dan meneruskan kegiatan-kegiatan yang sudah berjalan, ” lanjut Yustina dalam sambutannya.

Rombongan Caritas Keuskupan Agung Pontianak (KAP) tengah berwawan hati dengan warga masyarakat di kampong Serong. (Br. Kris Tampajara MTB)
Rombongan Caritas Keuskupan Agung Pontianak (KAP) tengah berwawan hati dengan warga masyarakat di kampong Serong. (Br. Kris Tampajara MTB)

Dalam kesempatan tersebut, Ketua KSM Riam Nek Majo mengatakan hal yang sama. “Kami bersyukur bahwa warga kampong Batu Raya telah mendapatkan  perhatian dari Caritas Keuskupan Agung Pontianak. Telah banyak kegiatan yang sudah dilakukan bersama di Kampung Batu Raya, dan tentu kami merasakan dampaknya. Beberapa hasil yang telah dirasakan warga antara lain; adanya kebun entris karet unggul, adanya kebun karet unggul seluas satu hektar setiap warga, pengandangan ternak babi dan pengerasan jalan,” ungkap Sisi,  panggilan akrabnya.

Kampung Serong di Kabupaten Bengkayang

Sama halnya yang juga dirasakan oleh Warga Kampung Serong Kabupaten Bengkayang (28/07/2016). Kakek Busak, demikian ia dipanggil oleh warga Serong, mengatakan sebagai berikut.

“Secara pribadi dan juga warga di Serong, saya  mengucapkan terima kasih banyak pada Caritas KAP, karena sekarang kami telah dibina dan didampingi. Saat ini,  kami telah merasakan manfaatnya antara lain dulu berternak babi  liar namun sekarang sudah dikandangkan; dulu kami tidak punya gedung posyandu dan itu sekarang sudah ada; dulu kami tidak ada karet unggul namun  sekarang setiap warga sudah memilikinya. Dan yang paling kami syukuri dari pendampingan Caritas ini adalah fakta bahawa sekarang kami sudah memiliki kapel stasi yang bagus, ” lanjut Kakek Busak selaku Kepala Adat dan sesepuh kampung.

Penutupan program CMLP di Kampung Serong ini dihadiri oleh Camat Samalantan dan Ketua Dewan Paroki Samalantan tampak suasana meriah. Acara ini diawali dengan ekaristi syukur yang diselenggarakan di kapel yang baru selesai dibangun dan ekaristi dipimpin langsung oleh Pastor Faustus Irwan Dharmawan Bagara, OFMCap.

Perayaan ekaristi syukur menjadi acara penutup pada program CMLP yang berlangsung di Kapel St. Maximus Serong. (Br. Kris Tampajara MTB)
Perayaan ekaristi syukur menjadi acara penutup pada program CMLP yang berlangsung di Kapel St. Maximus Serong. (Br. Kris Tampajara MTB)

Dalam kotbahnya,  Pastor Bagara, OFMCap menungkapkan bahwa program CMLP ini merupakan suatu proses pendampingan Allah melalui Caritas kepada warga dan umat di Kampong Serung ini. Tentu selama empat tahun pendampingan Caritas, banyak orang mulai mau peduli dan terlibat untuk bersama-sama membangun kampong ini. Hal ini lah yang patut kita syukuri bahwa adanya campur tangan Allah untuk menjawab kerinduan umatnya.

“Mewakili pemerintah, saya mengucapkan terima kasih kepada Caritas dan Keuskupan Agung Pontianak yang mengambil bagian dalam pembinaan dan pendampingan masyarakat di Serong ini. Kami berharap warga tetap terus melanjutkan kegiatan-kegiatan yang selama ini sudah berjalan, ” kata  Camat Samalantan Petrus sembari tidak luput mengucapkan banyak terima kasih atas pendampingan Gereja melalui Caritas dan upayanya   memotivasi semangat warganya untuk bersama-sama membangun kampung.

Rombongan Carita sKAP dan umat berpose di pelataran Kapel Stasi St. Maximus Serong. (Br. Kris Tampajara MTB)
Rombongan Carita sKAP dan umat berpose di pelataran Kapel Stasi St. Maximus Serong. (Br. Kris Tampajara MTB)

Hal senada juga diungkapkan oleh Dewan Pastoral Paroki Samalantan Frans Lobo Anderson dalam sambutannya. “Kami selaku Dewan Pastoral Paroki telah melihat karya-karya baik yang telah dilakukan Gereja melalui Caritas KAP. Bersama Pastor Paroki, kami melihat bahwa Stasi Serong merupakan salah satu stasi yang berhasil membangun Kapel dengan swadaya dan menggunakan bahan-bahan bangunan dari lingkungan sekitar. Ini merupakan salahsatu buah dari pendampingan Caritas yang sangat kontekstual,” kata Frans.

Pada kesempatan acara hiburan, Ferdinand Martin menganuerahi beberapa warga yang memiliki prestasi dalam berkegiatan selama pendampingan Caritas. Namun warga Serong juga tidak luput memberi penghargaan berupa gasing dan anyaman jarai kepada Ferdinand Martin yang selama kurang lebih empat tahun sebagai fasilitator lapangan mendampingi warga di Serong.

Seluruh rangkain penutupan Program CMLP pada malam itu ditutup dengan kilas balik peristiwa-peristiwa selama empat tahun dengan menonton video dokumentasi dan acara bejonggan bersama warga sembari menyantap makan malam ala kampung.

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here