DITEMANI Dr. Maria Ratnaningsih, pakar lingkungan dari UI dan spesialis lingkungan andalan KWI, Uskup Agung Manila Luis Kardinal Antonio Gokim Tagle menyapa sekelompok umat katolik di Jakarta dalam sebuah forum diskusi terbatas di kantor KWI di Jl Cikini II, Rabu 19 Agustus 2015. Tema diskusi yang dibahas adalah topik yang lagi ngetren saat ini, yakni Ensiklik Laudato Si.
Mengawali paparan diskusinya dengan pengantar materi oleh Maria Ratnaningsih, Kardinal Tagle menjelaskan pola pikir Paus Fransiskus hingga kemudian terbitlah Laudato Si –ensiklik terpanjang dalam sejarah.
Menurut Kardinal Tagle, ensiklik Laudato Si banyak mengambil garis pemikiran dari hasil refleksi Bapa Suci sendiri dan itu berpijak pada pengalaman beliau menjadi pemimpin umat katolik di Amerika Latin (baca: Argentina). “Namun, dalam banyak hal refleksi kekhasan Asia juga muncul,” ujar Kardinal yang murah senyum ini.
Titik fokus perhatian Paus dan Gereja Katolik adalah soal (planet) Bumi, tempat semua manusia hidup dan berpijak dan darimana mendapatkan sumber makan-minum. Intinya, apa sumbangan manusia terhadap Bumi agar ‘lahan bersama tempat hidup umat manusia’ ini senantiasa terjaga agar masa depan anak cucu kita tetap bisa berlangsung.
Kalau sejak beberapa waktu lalu sudah bergaung model pembangunan, nah sekarang pertanyaannya –demikian Kardinal Tagle– model pembangunan seperti apa yang bisa menjamin terselenggaranya kehidupan masa depan. “Jadi, kita bertanya pada para pemimpin bangsa, negara, politisi, parlemen, dan masyarakat bisnis: kalian sedang melakukan model pembangunan seperti apa agar Bumi tetap menjadi tempat hidup yang nyaman bagi semua mahkluh penghuni Bumi ini: flora, fauna dan umat manusia?,” kata Kardinal Tagle memberi pengantar tentang fokus penting yang kini menjadi perhatian Gereja Katolik.
Di situlah, kata Kardinal Tagle, orang mulai bicara tentang sustainable development (pembangunan yang berkelanjutan) yang tetap menaruh perhatian besar pada aspek konservasi alam dan lingkungan, keserasian alam dan mahkluk hidup, dan seterusnya.
Singkat kata, demikian penegasan Sang Kardinal yang pernah digadang-gadang menjadi Paus ini, mulai sekarang rawatlah Bumi dengan seksama, hati-hati dan penuh cinta agar menyelamatkan generasi umat manusia sekarang –terutama yang miskin dan tertindas– dan generasi masa depan.
http://www.sesawi.net/uskup-agung-manila-kardinal-tagle-empat-tahapan-penting-dalam-laudato-si-2/
http://www.sesawi.net/uskup-agung-manila-kardinal-tagle-waktunya-beristirahat-3/
Kredit foto: Dr. Maria Ratnaningsih, Kardinal Tagle (Dokpen KWI/Matius Bramantyo)