SAUDARA-saudariku yang terkasih dalam Kristus,
Pendidikan jauh lebih luas dari pada perkara sekolah. Dalam tradisi kita sekolah merupakan salah satu sarana pendidikan yang paling membantu orang tua (bdk. KHK 796). Dalam sejarah pendidikan di Keuskupan Agung Semarang, sekolah-sekolah Katolik menjadi tanda kehadiran Gereja sampai di pelosok-pelosok, hadir memberi sumbangan bagi pendidikan bangsa. Anak-anak dibina dalam hal kedisiplinan, kedalaman ilmu dan karakter kepemimpinan. Ada pendidikan umum, pendidikan kejuruan dan pendidikan alternatif yang unggul mutunya.
Sekarang, pendidikan Katolik, meskipun tetap menekankan kedisiplinan, dirasa menjadi mahal. Beberapa sekolah Katolik sudah tidak menjadi pilihan utama, kurang diminati dan kehabisan murid, lalu terpaksa ditutup. Memang pendidikan yang baik membutuhkan biaya. Masalahnya bagaimana kita menanggung bersama biaya pendidikan ini, agar tanda kehadiran Gereja tetap tampak. Sementara itu bermunculan sekolah-sekolah baru yang menawarkan nilai-nilai baru, bermodal kuat, mengikuti kurikulum asing, namun lemah atau malah tidak memberi pendidikan iman dan karakter. Mahal, namun orang tua yang mencari prestige sangat menyukai sekolah jenis baru ini. Maka orang tua tetap harus ingat, carilah sekolah untuk pendidikan anak bukan hanya demi prestasi akademik, namun lebih-lebih pendidikan iman kristiani. Sekolah Katolik hendaknya bekerjasama dengan sesama sekolah Katolik demi pendidikan iman ini.
Bagaimana kita mendukung proses pengembangan pendidikan Katolik? Berbagai komponen umat (orang tua, penyelenggara pendidikan, paroki dan mitra kerja), perlu bersinergi meliputi berbagai bidang perhatian, seperti misalnya aspek kehidupan ekonomis, ekologis, kesehatan, sosial, keamanan, politis, secara menyeluruh dan integral. Di Keuskupan kita, kerjasama berjejaring dalam pendidikan sudah mulai bergerak. Misalnya, melalui struktur yang tetap, ada Komdik (Komisi Pendidikan) dan MPK (Majelis Pendidikan Katolik), selain itu ada Tim Verifikasi, TPP (Tim Peduli Pendidikan), Arkansas (Arisan Pendidikan dan Sosial Keuskupan Agung Semarang), pertemuan para wakil Perguruan Tinggi Katolik di KAS, Yayasan Dinamika Edukasi Dasar, dll.
Kerjasama dan jejaring ini perlu agar sekolah-sekolah mampu mengikuti perkembangan zaman, namun tidak melupakan sisi pelayanan. Lebih-lebih untuk melayani mereka yang kecil, lemah, miskin, tersingkir dan difabel. Kerjasama dan jejaring yang lebih luas akan membantu kita tetap berwawasan kebangsaan dalam mengembangkan pendidikan. Semoga hasilnya adalah anak-anak bangsa yang jujur, berani melawan korupsi, dan bertanggungjawab dalam pelayanan demi kebaikan bersama.
Saudara-saudariku yang terkasih dalam Kristus,
Akhirnya, kalau kita membiarkan Tuhan yang membangun hidup kita, maka tidak ada yang sia-sia (bdk Mz 127:1). Menjadi murid-murid Yesus bukanlah perkara kata-kata, melainkan perkara berbuat secara nyata, “dalam hal inilah Bapaku dipermuliakan, yaitu jika kamu berbuah banyak dan dengan demikian kamu adalah murid-muridKu” (Yoh 15:8). Semoga Hari Pendidikan Nasional menjadi saat bagi kita untuk sadar, bahwa dunia kita adalah pinjaman dari generasi anak-cucu kita, yang harus dikembalikan sebaik-baiknya. Masa depan anak-anak bangsa Indonesia harus bersatu dan menjadi lebih baik.
Mgr. Soegijapranta mengatakan demikian, “Kemanusiaan itu satu. Kendati berbeda bangsa, asal usul dan ragamnya, berlainan bahasa dan adat istiadatnya, kemajuan dan cara hidupnya, semua merupakan satu keluarga besar. Satu keluarga besar, di mana anak-anak masa depan tidak lagi mendengar nyanyian berbau kekerasan, tidak menuliskan kata-kata bermandi darah, jangan lagi ada curiga, kebencian dan permusuhan”.
Terimakasih saya haturkan kepada para guru dan pendidik, para pengurus yayasan pendidikan, para pejuang dan pemerhati pendidikan, dan para orang tua yang dipanggil menjadi pendidik utama dan pertama bagi anak-anak kita.
Salam, doa dan Berkah Dalem,
Semarang, 25 April 2012
+ Johannes Pujasumarta
Uskup Keuskupan Agung Semarang
Sumber: http://pujasumarta.multiply.com/journal/item/435/SURAT_GEMBALA_HARI_PENDIDIKAN_NASIONAL_TAHUN_2012
Photo credit:
Blog pribadi Mgr. Johannes Pujasumarta Pr (pujasumarta.multiply.com); Dokumentasi KBKK (Kelompok Bakti Kasih Kemanusiaan) Indonesia (www.kbkkindonesia.com)
Artikel terkait:
Uskup Agung Semarang Mgr. J. Pujasumarta: Mari Maknai Hardiknas 2 Mei 2012 dalam Terang Iman (1)