HARI Sabtu, 21 Maret 2020 dan bertempat di aula Dekenat Larantuka diadakan pertemuan untuk membahas penyebaran virus corona dan penanggulangannya.
Dalam pertemuan itu juga dibicarakan isu terkait perayaan prosesi tahunan yang disebut Semana Santa di wilayah gerejani Keuskupan Larantuka, Flores Timur, NTT.
Hadir dalam pertemuan itu antara lain:
- Bapak Uskup Larantuka Mgr. Fransiskus Kopong Kung.
- Sekretaris Uskup Keuskupan Larantuka Romo Siprianus Sande Pr.
- Deken Larantuka Romo Bernadus Kerans Pr.
- Kepala Dinas kesehatan Kabupaten Flores Timur dr. Ogi Silimalar.
- Presidenti Confreria Reinha Rosari Larantuka.
- Para Pengurus Confreria.
- Para pastor paroki di dalam Kota Larantuka.
- Pengurus DPP.
- Para undangan dan wartawan.
Harus sejalan dengan misi NKRI
Dalam arahan pembukaan, Bapak Uskup menegaskan bahwa Keuskupan Larantuka yang ada dalam bingkai NKRI harus ikut terlibat dalam kegiatan kemanusiaan di tengah wabah Covid-19 ini.
“Kita menjaga tradisi, tapi juga mesti ikut menjaga kehidupan dan kemanusiaan. Iman mesti diwujudkan untuk keselamatan jiwa (salus animarum). Tetapi juga mesti ikut serta dalam upaya keselamatan kemanusiaan dan kehidupan insani dunia ini (salus hominum),” ungkap Bapak Uskup Keuskupan Larantuka Mgr. Fransiskus Kopong Kung.
Dokter Ogi dan teman-teman dari Dinas Kkesehatan menyampaikan bahaya Covid 19 dan upaya penanggulangannya.
Diskusi dan percakapan berjalan dalam suasana yang penuh kekeluargaan dan persaudaraan.
Semua peserta lalu mengusulkan kepada Bapak Uskup sebagai penentu kebijakan pastoral di keuskupan –juga terkait tradisi Semana Santa– untuk membatalkan prosesi Semana Santa tahun ini.
Setelah melalui diskusi yang hangat ini, Bapak Uskup menyampaikan beberapa poin pemikiran berikut:
- Perayaan Semana Santa mesti juga mengedepankan keselamatan dan kesehatan manusia. Dengan inspirasi Injil Yesus dan aturan Hari Sabat, Yesus yang melanggar Hari Sabat demi keselamatn dan kemanusiaan. Manusia dan kemanusiaan, kesehatan dan keselamatan manusia mesti menjadi hal utama.
- Tradisi dihargai. Tapi demi keselamatan manusia banyak, dan juga dalam rangka mendukung 100 % instruksi pemerintah untuk “tinggal di rumah”, maka seluruh prosesi ritual Semana Santa tahun 2020 dibatalkan.
Surat edaran akan dikeluarkan hari Senin, 23 Maret 2020.