DALAM paparannya tentang spirit Konsili Vatikan II, Uskup Keuskupan Sibolga di Provinsi Sumatera Utara menyampaikan gagasan dan harapannya.
Antara lain bahwa spirit Konsili Vatikan II menjadi arah dan kiblatnya untuk bisa menggelindingkan Gereja Lokal Keuskupan Sibolga menuju masa depan.
Diharapkan bisa berjalan dalam terang Roh Kudus seturut dinamika Gereja Lokal Keuskupan Sibolga itu sendiri menuju:
- Persekutuan umat beriman (bdk. Lumen Gentium artikel 1);
- Terciptanya communio agar Gereja Lokal Keuskupan Sibolga semakin mampu mandiri, solider, dan bebas.
Menjadi Gereja yang mandiri, demikian ungkap Mgr. Fransiskus Sinaga, berarti mampu mengurus diri sendiri.
Menjadi Gereja yang bersolider berarti membangun perilaku umat Katolik agar semakin bersedia mau dekat dan bersikap penuh kasih kepada mereka yang tersisihkan dan menderita (bdk. Gaudium et Spes artikel 26.)
Menjadi Gereja yang membebaskan berarti mengajak kita semua agar semakin bersedia terlibat -sesuai kapasitas masing-masing dan lingkup kerjaan- agar mampu menjadi agen perubahan demi semakin terwujudnya kebaikan bersama di dalam masyarakat. (bdk. Lumen Gentium artikel 9; Luk 4: 18-19).
Uskup mengajak kita semua berani keluar dari zona nyaman kita dengan membuka diri kepada dunia dan mau bergaul dengan siapa pun.
Kredit: Komisi Komsos Keuskupan Sibolga, Sumut