MENGAPA Da Lat –Ibukota Provinsi Lam Dong—ini menjadi sebegitu menarik dan layak dikunjungi sebagai kota tujuan wisata? Beberapa lama saya pikir, akhirnya saya bertanya sana-sini kepada penduduk lokal yang bisa berbahasa Inggris atau malah Perancis.
Jawab mereka kurang lebih bisa serempak: semua terjadi berkat kerja keras Dr. Alexander Yersin. Adalah peneliti Perancis bernama Dr. Alexander Yersin yang dianggap sebagai pihak paling berjasa “menemukan” berlian di balik semak belukarnya kawasan Da Lat tahun 1983.
Yersin mulai bebersih diri membangun kota indah ini pada tahun 1912 dan sejak itulah, nama Da Lat menjadi sangat moncer alias terkenal dan dikenal oleh orang-orang Eropa.
Sebelum disulap menjadi sebuah kota “modern” dengan suasana bungalow khas tempat peristirahatan di musim dingin, Da Lat adalah permukiman bagi les montagnards –istilah sedikit “kasar” untuk menyebut berbagai kelompok penduduk warga lokal asal kawasan pegunungan alias “wong gunung” atau “wong ndeso” begitu orang Indonesia sering menyebut dengan istilah “orang udik”.
Da Lat dalam bahasa lokal di kalangan les montagnards berarti kurang lebih sebagai “Sungai di Permukiman Penduduk Asli Lat”.
Sejak kena sentuhan tangan ajaib Dr. Alexander Jersin inilah, Da Lat mulai bersolek ria. Banyak “kastil” kecil mulai dibangun di jalanan utama di sepanjang Da Lat dan sisa-sisa bangunan kastil warna kuning tua itu masih berdiri tegak di Da Lat hingga hari ini.
Sebagai penghargaan terhadap jasa luar biasa Dr. Alexander Jersin ini, jalan utama yang mengelilingi telaga di Da Lat memiliki nama sama dengan ilmuwan Perancis ini. Jersin sendiri adalah seorang ahli bakteri dan merupakan anak didik langsung Louis Pasteur.
Asal bahasa Latin
Mitos yang berkembang di Da Lat semasa penjajahan Perancis menyebutkan, nama kota indah ini sebenarnya berasal dari kalimat bahasa Latin yang berbunyi Dat Aliis Laetitiam Aliis Temperiem. Kira-kira berarti begini: (Kota) yang bisa memberi kesenangan/kenikmatan pada banyak orang. Pendek kata, kota dimana kenikmatan ragawi bisa dipetik dengan mudah…
Dalat dibangun oleh Dr. Alexander Jersin karena waktu masih menjadi jajahan Perancis wilayah indah dan selalu berhawa sejuk dan kadang-kadang dingin ini ada dalam administratif Cochinchina. Gubernur setempat diperintahkan membangun tempat-tempat peristirahatan dimana ya itu tadi “segala kenikmatan bisa dipetik dengan mudah”.
Tahun 1907 menjadi awal pertama ketika bungalow pertama kali berdiri di Da Lat. Sekarang, ratusan bungalow tersebar di sepanjang sudut-sudut Da Lat, mulai dari yang harganya 200 ribu Vietnam dong sehari semalam sampai yang harganya 1.000.000 Vietnam dong untuk sekali ngamar di hotel berbintang.
Jangan salah sangka dulu ya. Di Vietnam, prostitusi resminya dilarang keras. Di tempat saya menginap, hampir tidak ada tamu yang membawa “teman luar” bisa masuk dari akses belakang. Semua tamu dan keluarganya hanya bisa menerima tamu luar di lobi.