PARA arsitek telah meminta pemimpin Gereja di keuskupan tertua di Vietnam agar melestarikan bangunan Gereja Katedral yang selama ini sudah menjadi ikon di wilayah tersebut daripada kemudian merobohkannya dan membangun yang baru.
Namun, umat Katolik setempat dan otoritas pemerintah mendukung rencana keuskupan untuk menghancurkan Gereja Katedral Bui Chu yang berusia 134 tahun nanti pada tanggal 13 Mei 2019.
Uskup Keuskupan Bui Chu, Mgr. Thomas Vu Dinh Hieu, mengatakan katedral itu adalah salah satu gereja paling kuno dan salah satu pusat keagamaan besar di Keuskupan.
Bangunan gereja katedral itu memiliki panjang 68 meter, lebar 16 meter, dan tinggi 15 meter dengan gaya arsitektur Barok. Selama ini, gereja itu juga menjadi tempat penyimpanan relikui martir dan para uskup yang pernah bertugas di Keuskupan Bui Chu.
Uskup Hieu mengatakan katedral itu dibangun pada 1885 dan kini telah rusak parah karena dampak iklim tropis dan badai tahunan. Dinding dan langit-langitnya dalam kondisi buruk, sehingga membahayakan umat.
“Untuk melindungi warisan agama dan budaya kita, para imam dan umat Katolik setempat telah memutuskan untuk merombak katedral,” katanya dalam surat 11 Maret yang berisi permintaan donasi.
Mgr. Hieu mengatakan sebagian besar umat Katolik setempat tidak mampu membayar biaya pembangunan karena mereka memiliki pendapatan rendah, di mana umumnya bekerja sebagai petani dan nelayan.
Pada 17 April 2019, keuskupan mengumumkan rencananya untuk merobohkan Katedral pada 13 Mei 2019.
Pada tanggal 2 Mei 2019, surat kabar Tuoi Tre yang dikelola pemerintah melaporkan bahwa umat Katolik setempat dan otoritas pemerintah mendukung rencana keuskupan itu.
Surat kabar itu mengatakan pemerintah setempat telah memberikan izin bangunan kepada keuskupan untuk membangun katedral baru di lokasi yang sama yang masuk wilayah Distrik Xuan Truong, Provinsi Nam Dinh.
Disebutkan bahwa para arsitek dari Universitas Arsitektur di Ho Chi Minh City menyatakan, katedral itu adalah warisan arsitektur unik dan artistik yang harus dilindungi.
Surat kabar itu mengatakan para arsitek itu memeriksa katedral pada 29-30 April 2019 dan menyimpulkan bahwa bangunan itu hanya mengalami sedikit kerusakan dan dapat diperkuat.
Tuoi Tre melaporkan bahwa kelompok tersebut telah mengajukan permintaan kepada Perdana Menteri Nguyen Xuan Phuc, Menteri Kebudayaan, Olahraga dan Pariwisata Nguyen Ngoc Thien dan para pemimpin Provinsi Nam Dinh agar untuk sementara waktu menghentikan pembongkaran katedral dan menunggu evaluasi menyeluruh yang dilakukan oleh Dewan Nasional Warisan Budaya.
Seorang biarawati Dominikan dari Keuskupan Bui Chu mengatakan kepada Ucanews.com, dia telah mendengar bahwa katedral akan robohkan dan akan diganti yang baru dengan arsitektur serupa.
Dia mengatakan Katedral baru itu akan lebih besar demi memenuhi kebutuhan keagamaan yang meningkat di daerah itu, tempat puluhan ribu orang menghadiri upacara besar.
Namun, ia mengingatkan bahwa menghancurkan katedral bersejarah akan menghapus memori sejarah resmi keuskupan. Katedral Bui Chu ini setua dengan Gereja Katedral Notre Dame di pusat Ho Chi Minh City dan Katedral St. Joseph di Hanoi.
“Saya percaya bahwa para pimpinan euskupan cukup bijaksana untuk mendengarkan pendapat umum dan membuat keputusan yang baik,” kata suster seraya menambahkan bahwa gereja membutuhkan dukungan publik untuk merenovasi katedral atau membangun yang baru.
Agama Katolik diperkenalkan ke daerah yang sekarang dilayani oleh Keuskupan Bui Chu pada awal tahun 1533 oleh misionaris asing. Keuskupan itu, tempat lahir budaya dan tradisi Katolik Vietnam, kaya akan situs-situs keagamaan dan gereja-gereja kuno dengan pengaruh arsitektur Gotik, Spanyol, Perancis, dan Vietnam.
Sumber: https://indonesia.ucanews.com