KEGIGIHAN bisa luntur ketika yang hendak dicapai sungguh-sungguh di luar kemampuannya. Aesop (kurang lebih 6 SM) dalam Aesop’s Fables, menceritakan seekor rubah yang hendak memetik buah anggur.
Rubah itu pun berjuang dengan gigihnya supaya mendapatkan anggur-anggur itu. Tetapi berhubung tidak bisa mendapatkan anggur-anggur tersebut, sang rubah itu pun berkata, “Paling-paling anggur-anggur itu adalah anggur yang asam!”
Dalam Kitab Suci, kita mengenal kegigihan Paulus dalam mewartakan kabar gembira. Katanya, “Dalam segala hal kami ditindas, namun tidak terjepit; kami habis akal, namun tidak putus asa, kami dianiaya, namun tidak ditinggalkan sendirian, kami dihempaskan, namun tidak binasa” (2 Kor 4: 8 – 9).
Nasib sama
Rupanya para nabi memang memiliki nasib yang sama. Yeremia yang mendapatkan panggilan Tuhan untuk menyuarakan kebenaran kepada umat Israel yang mulai meninggalkan Tuhan dan menyembah illah-illah lain.
Para penguasa memusuhi dan nyaris membunuhnya (Yer 11: 21). Yeremia juga dimasukkan ke dalam sumur, yang tentu akan mati kelaparan (Yer 38: 5-13). Orang-orang yang mendapat panggilan Tuhan untuk mewartakan kebenaran, banyak tantangan yang harus dihadapi.
Para nabi itu mati di Yerusalem. “Yerusalem, Yerusalem, engkau yang membunuh nabi-nabi dan melempari dengan batu orang-orang yang diutus kepadamu!” (Luk 13: 34).
Dunia memang sungguh adil. Ketika banyak orang ditindas dan ketika para penguasa bertindak sewenang-wenang, muncullah “pahlawan” yang dengan tulus ikhlas ingin menjadi pembebas.
Spartacus, gladiator dari Thrace yang di Capua pada tahun 73-71 SM memulai mengadakan penyerangan kepada Roma yang menindasnya. Judah Ben Hur dalam film Ben Hur memperlihatkan kepada kita bahwa kebebasan adalah hak azasi manusia.
Judah berjuang dengan gigih di bawah tekanan Roma, teristimewa Messala. Selama 4 tahun, Judah hidup sebagai budak dan hidup dalam pengasingan. Namun tekadnya yang gigih itulah yang membuat Judah bertahan.
Laura Ingalls Wilder (1867 – 1957) dalam Rumah Kecil di Padang rumput mengisahkan tentang kegigihan keluarga. Perjuangan keluarga ini tidak pernah berhenti. Perindahan dari desa satu ke desa yang lain, musibah dalam keluarga, berhadapan dengan suku Indian merupakan tantangan yang senantiasa dihadapi.
Hasil luar biasa
Tetapi kegigihan tersebut memberikan hasil yang luar biasa. Pa, Ma, Mary dan Laura serta Caroline menjadi keluarga yang kuat dalam menghadapi pelbagai masalah .
Untuk menutup permenungan ini, Aesop sekali lagi memberikan kisah tentang kegigihan. Dongeng yang berjudul,”Elang dan Kumbang” mengisahkan tentang elang yang sewenang-wenang berlaku kasar terhadap kelinci.
Kumbang sudah memperingatkan elang untuk bertoleransi terhadap kelinci itu, tetapi elang tidak mau mendengarkan dan membunuhnya. Maka, kumbang mati-matian mengobrak-abrik sarang elang setiap kali bertelur, hingga elang itu melapor kepada Jupiter.
Meskipun demikian, kumbang tetap gigih untuk membalaskan dendam si kelinci yang sudah dibunuhnya. (The Turtle becomes a CEO, tulisan David Noonan). Kegigihan kumbang itu perlu untuk kita teladani.
(selesai)