SEBARAN virus mematikan Coronavirus ikut berimbas pada tatacara ibadat liturgi dalam Perayaan Ekaristi. Bukan di Indonesia, tapi di Keuskupan Agung Kuching, Negara Bagian Serawak, Malaysia Timur, di belahan utara Kalimantan.
Mgr. Simon Poh, Uskup Keuskupan Agung Kuching, mengeluarkan imbauan bagus dalam rangka “cegah tangkal” terjadinya penyebaran Coronavirus di lingkungan umat Katolik. Utamanya saat mereka menghadiri Perayaan Ekaristi di gereja-gereja.
Untuk sementara waktu, demikian imbauan Mgr. Simon Poh kepada segenap Umat Katolik Gereja St. Anna di Kota Pandawan di Negara Bagian Serawak, saat berlangsung “Salam Damai” sebaiknya jangan dulu saling bersalaman.
Siapa tahu ya, orang yang mau menyalami Anda itu, tangannya sudah “mengandung” Coronavirus. Saat orang bersin-bersin, tangannya secara otomatis akan menutup mulut. Cairan air liur mengandung virus sudah barang tentu akan “menempel” di telapak tangan.
Kalau Anda bersalaman dengan tangan yang sudah “terkontaminasi” virus flu, maka Anda pun akan dengan mudah terjangkit penyakit flu.
Itu baru virus flu yang sampai saat ini juga belum ditemukan “obatnya”. Bagaimana kalau tangan “tetangga sebelah” itu malah membawa coronavirus?
Karena itu, masuk akal bahwa untuk sementara waktu sebaiknya jangan saling salaman dulu saat berlangsung “Salam Damai”.
Imbauan Uskup Keuskupan Agung Kuching
Berikut ini imbauan Mgr. Simon Poh berkaitan dengan merebaknya coronavirus di banyak negara.
- Penggunaan “Air Suci” di pintu-pintu masuk gereja untuk sementara waktu dihentikan.
- Dalam kebaktian dan Perayaan Ekaristi manakala berlangsung “Salam Damai”, sebaiknya tidak usah saling bersalam-salaman. Sebaiknya, hanya melakukan tunduk hormat saja.
- Umat yang mengalami tanda-tanda sedang menderita flu diimbau tidak perlu menghadiri Perayaan Ekaristi Mingguan.
- Jangan sesekali meninggalkan tisu bekas pakai di bangku tempat duduk atau lobang sandaran bangku, melainkan buanglah di tempat sampah yang telah disediakan.
- Berperilaku bersih dan higienis dengan sering-sering cuci tangan dengan pembersih.
Sebaiknya tunduk kepala saja
Menanggapi hal ini, sejumlah umat Katolik yang sudah sering pergi ke luar negeri menyambut gembira imbauan ini.
Menurut mereka, Gereja Katolik Indonesia sering kali terlalu “lebai” dalam tatacara “Salam Damai” itu. Kebiasaan saling memberi ucapan “Salam Damai” dengan bersalam-salaman itu juga menghabiskan beberapa menit.
“Belum lagi kalau harus bersalam-salaman dengan umat di bangku depan, bangku belakang, dan tentu saja ‘tetangga’ kanan-kiri,” ungkap mereka.
Hingga saat ini belum terdengar imbauan senada yang dikeluarkan Uskup-uskup Indonesia mencermati hal ini.
Sampai berita ini kami rilis di hari Sabtu pagi tanggal 1 Februari 2020, jumlah korban tewas karena terkena coronavirus di Tiongkok sudah mencapai 259 orang. Sementara, jumlah kasus orang terkena coronavirus di seluruh Tiongkok tercatat 11.791.