INI kisah seorang suster biarawati yang di hari Kamis siang tanggal 29 Maret 2018 tadi telah menghubungi Sesawi.Net.
Intinya, suster biarawati di Jakarta ini mengatakan bahwa aksi penipuan dengan modus ingin memperdaya calon korban melalui panggilan telepon masih saja terjadi hingga hari ini.
Kali ini, panggilan telepon itu dilakukan bukan di jalur HP, melainkan saluran telepon susteran.
Begini kisah detilnya
Motif utamanya adalah ingin mengorek data dan informasi mengenai nama-nama para suster biarawati yang ada di sebuah komunitas biara susteran.
- “Hari ini, 29 Maret 2018, pkl. 12.00 WIB, telepon di komunitas berdering agak lama,” tulis seorang suster biarawati ini kepada Net.
- “Panggilan telepon itu lalu kami angkat,” tambahnya,” dan seorang suster lalu memanggil kolega suster di komunitas yang sama.”
- “Dari seberang sana, ia memperkenalkan diri dengan nama Bapak Yohanes,” terang suster ini.
Yang kemudian terjadi adalah hal-hal yang tidak masuk akal.
“Bapak Yohanes” itu lalu membombardir suster tersebut dengan aneka pertanyaan untuk ‘memancing’ konfirmasi suster untuk sekedar mau mengatakan ‘Ya”.
Ia mulai bertanya alamat rumah dan nama tarekat. “Saya hanya jawab enteng ‘Ya’ saja,” ungkap suster ini.
Lagi, Penelpon Gelap Masih Berkeliaran Mencatut Nama Uskup Mgr. Paskalis Bruno
Namun, tiba-tiba “Bapak Yohanes” ini lalu menggertak dan bertanya, “Ini saya baru bicara dengan suster siapa ya?,” kata sang penelpon gelap ini.
Ketika muncul pertanyaan itu, suster biarawati itu langsung ‘sigap’ waspada dan kesadaran kritisnya mulai ‘hidup’.
Ia mulai curiga dan kemudian bertanya balik kepada sang penelpon anonim.
- “Saya tanya balik, ‘Bapak Yohanes’ ini siapa dan dari mana?,” kata suster itu.
- “Oh, saya dari Telkom dan ingin mendapatkan data terakhir untuk mencocokkan data yang ada di ‘Buku Telepon’ warna kuning,” begitu dijawabnya.
Mendengar omongan sekenanya itu, suster biarawati itu langsung semakin waspada.
Ia juga ingat bahwa yang dimaksud ‘Buku Telepon’ warna kuning itu memang produksi keluaran Telkom. Namun itu sudah ‘zaman dulu kala’. Juga sudah lama tidak diproduksi lagi.
“Bapak Yohanes” itu kembali mendesak ingin mendapatkan nama-nama para suster biarawati untuk bisa dimasukkan lagi ke dalam “Buku Telepon’ warna kuning tersebut.
- “Tujuannya adalah untuk bisa mendata nomor telpon rumah biara dan karya-karya para suster untuk keperluan ‘Buku Kuning’ itu,” begitu permintaan penelpon gelap itu.
- “Saya langsung jawab begini. Kalau yang itu tidak perlu dimasukkan di situ pak. Apalagi ‘Buku Kuning” seperti itu sudah lama tidak terbit,” kata suster mengulangi omongannya sendiri.
Seketika, pembicaraan langsung berhenti. Dan “Bapak Yohanes” lalu mematikan saluran telepon dan membantingnya.