PAMERAN GuyExpo 2016 kali ini mengusung tema: “50 years Guyana Means Business Promoting Enterprise, Driving Productivity”. Pameran ini juga menjadi salah satu program unggulan dalam memeriahkan 50 Tahun Hari Kemerdekaan Guyana.
Pameran ini diadakan pada tanggal 12 Mei hingga tanggal 15 Mei 2016 dan bertempat di National Exhibition Center, Georgetown Guyana.
Untuk susunan acaranya, pada tanggal 12 Mei 2016 pukul 17.00 GuyExpo sudah terbuka untuk umum, tetapi pembukaan secara resmi oleh Presiden Guyana HE David A. Granger pada pukul 18.00 dan selanjutnya pameran GuyExpo ditutup pada pukul 23.00.
Baca juga: Dari Suriname, Bermobil Lintas Negara ke Guyana (4)
Sedangkan pada tanggal 13 Mei 2016, pameran sudah dibuka sejak pukul 09.30. Hal itu dikarenakan banyak agenda pertemuan antara lain Bisnis Forum dan Network Forum. Bahkan pada pukul 13.00 ada forum untuk anak-anak sekolah di Guyana datang ke tempat Pameran. Mereka diperkenalkan produk-produk bisnis yang sedang dipamerkan di GuyExpo 2016. Selanjutnya ditutup tetap pada pukul 23.00.
Untuk tanggal 14 dan 15 Mei, tidak ada acara formal yang diagendakan. Pameran dibuka pada pukul 14.00 dan ditutup pada pukul 23.00.
Dalam pameran GuyExpo 2016 ini ada sebuah stand yang diapit oleh stand Kedutaan Amerika Serikat dan stand Kedutaan Chile. Itulah stand Kedutaan Indonesia. Stand Kedutaan Indonesia mengusung tema: “Wonderful Indonesia”.
Serba Indonesia
Nuansa keindonesiaan sangat kental dari segala apa yang terpajang di stand tersebut. Dari segi dekorasinya hingga produk-produk sampel yang dipamerkan. Untuk nuansa dekorasi yang diangkat adalah siluet ikon-ikon kota Jakarta. Ada siluet Monas, gedung-gedung pencakar langit, Gedung Pena, Keong Mas Taman Mini Indonesia Indah, Masjid Fatahilah hingga Dermaga Tanjung Priok.
Siluet itu dirangkai menjadi satu kesatuan sebagai background stand. Sedangkan untuk dinding samping sebelah kanan dan kiri, dipajang foto-foto tentang keindahan Indonesia seperti Borobudur, keindahan laut Raja Ampat, dan binatang komodo yang hanya hidup di Pulau Komodo saja.
Selain itu juga ada foto kemajuan infrastruktur bandara serta produksi alutista negara Indonesia terpajang di sana. Kesan yang sangat Indonesia pun ditunjukkan dengan dekorasi bagian atas menggunakan ornamen ukir-ukiran.
Dan di bagian muka atas stand, terpampang logo dan tulisan “Wonderful Indonesia”.
Semua dekorasi yang dipakai tersebut menggunakan bahan dasar sterofoam. Dan dapat dikatakan dari semua stand yang ada di GuyExpo 2016 Guyana, hanya stand Kedutaan Indonesia yang menggunakan sterofoam. Selain itu, ada sebuah televisi layar datar yang juga dipasang di sana untuk menunjang nuansa keindonesiaan dengan memutar beberapa film dari Wonderful Indonesia. Film-film yang diputar seperti film tentang keindahan alam indonesia, budaya dan tradisi indonesia, alat musik tradisional indonesia serta tidak lupa turut diputar adalah pembuatan wayang beserta filosofinya.
Untuk produk sampel yang dipamerkan mencakup banyak jenis, seperti kalung dan anting perak, tas dan baju wanita batik, produk-produk makanan kaleng, produk-produk olah raga, produk obat-obatan. Dan dari produk yang dipajang itu semua orisinal hasil buatan Indonesia.
Selain itu juga ada brosur-brosur serta alamat perusahaan-perusahaan di Indonesia, karena orientasi Kedutaan Indonesia ikut terlibat aktif dalam pameran GuyExpo 2016 ini adalah menciptakan sinergi kerjasama dalam bidang bisnis dengan pengusaha yang ada di Guyana. Namun karena pengunjung di pameran bukan hanya pengusaha saja, tidak bisa dipungkiri banyak yang mengira produk-produk di stand diperjualbelikan, sehingga banyak di antara pengunjung yang menunjukkan raut wajah kecewa ketika mengetahui bahwa produk-produk itu tidak dijual.
Selain dekorasi dan produk yang sangat Indonesia, rupanya stand Kedutaan Indonesia juga memberikan hiburan ala Indonesia kepada pengunjung stand, yaitu pementasan tari di depan stand.
Pada tanggal 12 Mei kira-kira pukul 19.00, pengunjung stand internasional sejenak dialihkan oleh tiga penari Jawa Suriname yang sedang mementaskan tarian “dolanan”. Tarian itu kurang lebih dilakukan sekitar lima menitan sehingga para pengunjung banyak yang langsung berdiam di dekat stand untuk melihat sejenak tarian “dolanan” tersebut. Ada yang hanya sekedar menonton dengan kekaguman, ada yang langsung mengambil handphone untuk memotret mengabadikan gerakan tarian penari Jawa Suriname tersebut. Dan rupanya pertunjukan itu tidak hanya dilakukan satu kali saja.
Pada pukul 22.00 pun mereka bertiga menarikan lagi tari “dolanan” dihadapan para pengunjung. Pada tanggal 13 Mei, kurang lebih pada jam yang sama. Tiga penari Jawa Suriname tersebut menarikan tarian “nandak” untuk menarik pengunjung. Dampak dari pementasan mereka bertiga itu, banyak pengunjung yang secara spontan meminta untuk foto selfie bersama mereka.
Rupanya dalam kemeriahan Pameran GuyExpo 2016 di Guyana ini, stand Kedutaan Indonesia tidak sendirian dalam memamerkan produk-produk Indonesia. Di bagian stand makanan, ada sebuah stand dengan label “Warung Indonesia”. Di warung Indonesia ini ada beberapa jenis makanan yang coba ditawarkan kepada masyarakat Guyana.
Ada sop buntut, pecel, nasi goreng, bakmi goreng, lapis labu kuning, sosis Solo, rempeyek, pokis cake, dan sate ayam. Untuk minumannya ada es teler dan es kelapa muda. Untuk hari pertama mungkin hanya beberapa pengunjung saja yang mencoba merasakan seberapa enaknya masakan Indonesia ini, hal tersebut dapat dimaklumi karena mayoritas masyarakat Guyana yang beretnis India dan Kreol masih asing dengan cita rasa makanan Indonesia.
Namun begitu menginjak hari kedua dan ketiga, nasi goreng, bakmi goreng dan sate menjadi salah satu tujuan favorit mereka untuk datang ke Warung Indonesia. Dan yang sangat mengharukan, Warung Indonesia menjadi pusat kerinduan warga negara Indonesia yang sedang bekerja di Guyana.
Tidak dapat dipungkiri, dari hingar bingarnya pameran GuyExpo 2016 di Guyana ini. “Wonderful Indonesia” tetap menjadi daya tarik tersendiri buat masyarakat Guyana. Ada pengetahuan baru tentang Indonesia, ada kebudayaan baru dari Indonesia dan ada cita rasa masakan baru yang sangat nikmat dari Indonesia.
PS: Artikel sama oleh penulis pernah muncul di Harian Bernas tanggal 23 Mei 2016.