Workshop Menulis Artikel Opini: Menulis untuk Pengembangan Karir dan Eksistensi Diri (1)

0
1,504 views
Mathias Hariyadi dalam sebuah sesi pelatihan menulis artikel bersama para mahasiswa penerima Program Beasiswa Pemapan dari Yayasan Bhumiksara di kampus Unika Atma Jaya Jakarta. (Royani Lim)

PENGIN bisa menulis cepat dan bagus, tapi kok tidak tahu bagaimana memulainya. Kalau sudah tahu cara memulainya, tapi rasanya kok malas ketika harus melakukan coretan pertama. Ketika tahu cara menulis bagus dan cepat serta dengan gampang melakukan goresan kalimat pertama, namun tiba-tiba pekerjaan lagi menumpuk.

Ujung-ujungnya, tulisan pun juga tidak jadi.

Beberapa pertanyaan mendasar  yang secara faktual sering menghinggapi para penulis muda inilah yang mengemuka dalam program Workshop Menulis Artikel Opini  bersama Redaksi Sesawi.Net di Kampus Unika Atma Jaya Jakarta, sepanjang Minggu, 30 September 2012.  Program ini berlangsung mulai dari pagi hingga menjelang  petang hari.

Program Workshop Menulis Artikel Opini ini  digagas oleh Ikatan Alumni Penerima Beasiswa Yayasan Bhumiksara Tahun 2005 dan mendapatkan dukungan penuh dari jajaran pengurus Yayasan Bhumiksara.

Karyawan muda katolik

Sebanyak 16 penulis muda ikut serta dalam program pelatihan menulis tingkat madya ini. Disebut pelatihan tingkat madya, karena mereka ini sebenarnya sudah terbiasa menulis dan bahkan sudah berulang kali  memposting hasil kreasi intelektualnya ini di sejumlah forum blog atau situs alumni.

“Persoalannya muncul ketika ada ambisi bagaimana bisa menulis dengan lebib baik. Terlebih bisa mengasah kemampuan bisa menulis artikel opini yang berkualitas,” papar Vincentia Dety Abrita, salah seorang peserta program, dalam pengantar singkat sebelum workshop Menulis Artikel Opini ini dimulai.

Ke-16 peserta workshop ini adalah para karyawan muda katolik yang bekerja baik di sektor swasta, negeri (PNS), maupun berkiprah menjadi seorang usahawan. Intinya, begitu harapan  mereka, menulis bukan lagi melulu disikapi  sebagai sekedar media ber-curhat ria. Melainkan, ingin menyikapi kegiatan menulis sebagai sebuah kegiatan intelektual yang lebih bermakna.  Tidak hanya untuk kepentingan diri sendiri (eksistensi diri), melainkan juga untuk kepentingan yang lebih luas dan umum yakni kepentingan public (membentuk/memengaruhi opini publik).

“Memanglah, kalau filosof René Descartes sudah berani mengatakan ‘Saya berfikir, maka saya ada’ maka dengan dengan bisa (berhasil) menulis, kita pun juga akan bisa  semakin eksis dan menambah kredibilitas kita sebagai karyawan dengan kapasitas intelektual yang juga bisa diandalkan,” kata Mathias Hariyadi, Co-Founder dan Pemimpin Redaksi Sesawi.Net yang menjadi fasilitator tunggal dalam program pelatihan menulis tingkat madya ini. (Bersambung)

Photo credit: Workshop Menulis Artikel Opini bersama Sesawi.Net (Royani Lim)

Artikel terkait:  

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here