World Marriage Day di Koasi Paroki Singosari Malang, Kiat Jaga Keutuhan Keluarga Katolik

0
877 views
Ilustrasi

PERAYAAN World Marriage Day (WMD) sudah beberapa kali dilaksanakan di Dekenat Malang Kota. Pada tahun 2020 ini, perayaannya dilaksanakan atas kerjasama Paroki Santo Albertus de Trappani Blimbing Malang, Komisi Keluarga Keuskupan Malang, dan Marriage Encounter (ME) Distrik X Malang.

Dengan mengambil tempat pelaksanaan di Stasi Pagas Paroki Blimbing, tepatnya di Komplek TNI AU Abdulrahman Saleh Singosari Malang. Nama gerejanya adalah Gereja Katolik TNI AU Santo Yohanes Maria Vianney. Berada di dalam Kompleks Kartanegara Pagas Lanud Abdul Rachman Saleh Malang.

Perayaan WMD berlangsung dua hari, hari pertama Sabtu 15 Februari 2020 mulai pukul 18.00 WIB sampai selesai berupa Animasi Penggerak Keluarga Katolik.

Sedangkan besoknya Minggu 16 Februari 2020 mulai pukul 08.00 WIB Perayaan Ekaristi yang dipersembahkan oleh Bapak Uskup Keuskupan Malang Mgr. Henricus Pidyarto Gunawan O.Carm di dalam gedung Gereja Stasi.

Hujan tak jadi halangan

Tenda besar telah berdiri dan ditempatkan di belakang gereja stasi lengkap dengan panggung dan sejumlah kursi serta tata suara. Namun hujan di sekitar Singosari sejak sore hari belum juga reda.

Kondisi yang demikian ternyata tidak mengurangi antusias umat dan para pasutri dari delapan paroki di Dekenat Malang Kota, Plus beberapa umat dari Paroki Lawang dan Paroki Kepanjen.

Semua hadir menikmati Animasi Penggerak Keluarga dengan tema “Love One Another”.

Gereja Katolik St. Yohanes Maria Vianney di Kompleks TNI AU Pangkalan Udara Abdurrahman Saleh Malang.

Dalam sambutan pembuka, Pastor Paroki Blimbing Romo Yulius Agus Purnomo Pr menyampaikan intensi pemilihan tempat di Gereja Yohanes Maria Vianney Singosari. Ini karena tidak lama lagi  ereja ini akan menjadi sentral Koasi Paroki atau paroki baru yang akan dipopulerkan dengan nama Koasi Paroki Singosari.

Lokasinya dekat dengan Bandara Abdul Rahman Saleh Malang di sebelah timur, dan di sebelah barat ada Stasiun Kereta Api Singosari.

 Gereja ini baru saja direnovasi dan sekarang dapat menampung sekitar 600 umat.

“Kehadiran bapak-ibu sekalian menjadi berkat bagi umat di sini, keluarga-keluarga  dapat memberkati dapat menjadikan Gereja Santo Yohanes Maria Vianney sebagai pusat keluarga baru Paroki Singosari,” ungkapnya.

“Hari ini juga menjadi kesempatan untuk edukasi, bapak-ibu akan berjumpa dengan Romo Antonius Denny Firmanto Pr yang biasa disapa Romo Denny dan Cak Wito bersama-sama untuk mencoba melihat  apa yang bisa kita hayati  dalam hidup perkawinan,” lanjutnya.

 Animasi versi ludrukan

Perayaan WMD hari pertama dikemas dalam bentuk animasi, namun penyampaiannya memanfaatkan kearifan lokal Jawa Timur yaitu “dialog ala ludruk” dengan pemeran utama Romo Antonius Denny Firmanto Pr dan Cak Wito.

Walaupun sekitar panggung hujan gerimis, namun para hadirin tetap dapat menikmati dengan gayeng dialog ala ludruk yang penuh dengan nilai-nilai kristiani katolik dengan nyaman dan gelak tawa.

Banyak segi kehidupan berumah tangga diungkapkan oleh kedua pemeran, antara lain.

  • Komunikasi

Cak Wito memulai dengan mengutip firman, “Aku datang membawa kabar gembira” dia plesetkan dengan datang dan ‘guyon’ tidak serius terus-terusan tetapi juga dengan tersenyum dan tertawa.

Oleh Romo Denny ditangkap bahwa ‘guyon’ bergurau sebagai perekat dalam kehidupan berumah tangga, akan ada banyak hal dapat diselesaikan dengan cara bergurau, bergurau yang baik menjadi komunikasi dari hati ke hati pasangan suami istri, pasangan saling memiliki sehingga dengan saling memiliki tidak sampai tega meninggalkan pasangannya.

  • Ekonomi

Romo Denny bertanya kepada Cak Wito yang sudah berumah tangga dengan istrinya selama 46 tahun, “Apakah Cak Wito masih menggandeng tangan istrinya”.

Dengan spontan dijawab “Ya, kemana-mana saya gandeng terlebih kalau ke pasar atau pasar swalayan”.

“Lho kenapa?” sahut Romo Denny.  Cak Wito kembali menyahut dengan gayanya, “Kalau tidak digandeng, wah bahaya bisa-bisa mengambil barang dalam jumlah yang banyak dan saya yang disuruh bayar, lak tekor”.

Maka pesan dari Romo Denny, “Kebutuhan-kebutuhan keluarga dicukupkan dahulu, dan menghindari keinginan-keinginan sesaat apalagi keinginan yang berhubungan dengan hobi.”

Sambutan Romo Paroki dan pesan-pesan baik dalam rangka menjaga keutuhan keluarga Katolik yang dikemas dalam gaya ludrukan.

Sempat pula disindir untuk mereka yang mempunyai kebiasaan mencari hiburan yang tidak sehat. Karena hal ini dapat membuat pasangan marah, anak terbengkalai, uang belanja rumah tangga tak terpenuhi.

Maka perlu menjaga diri agar rumah tangga damai sejahtera sampai tua dan tetap menjadi suami istri yang saling mencintai.

  • Doa, dan kekhawatiran

Ternyata Cak Wito yang mengaku sebagai pelawak beragama Katolik ini mempunyai kebiasaan doa sak karepe dewe yaitu disampaikan doanya dijawab sendiri dan disampaikan lagi.

Oleh Romo Denny cara berdoa seperti Cak Wito ini dikenal dengan Doa Visualisasi atau dialog, dalam Bahasa Jawa “ngudarasa” seolah-olah kita berhadapan dengan Gusti Yesus, lalu kita sampaikan isi hati, dan Gusti Yesus membalas.

Menghadapi aneka beban kehidupan ini cak Wito tidak kuwatir karena berpedoman pada Sabda Tuhan. Maka pesan Romo Denny jangan pernah khawatir akan hari esok, sebagaimana sabda Tuhan “…tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu. Sebab itu janganlah kamu kuatir akan hari besok, karena hari besok mempunyai kesusahannya sendiri. Kesusahan seharicukuplah untuk sehari.” (Mat.6:33-34).

  • Sakramen, pengumuman pernikahan dan halangan pernikahan

Romo Denny juga berkesempatan menyampaikan imbauannya kepada semua hadirin agar mereka yang belum menerima Sakramen Krisma untuk mendaftarkan diri di paroki. Agar bisa  menerima Sakramen Krisma, termasuk mereka yang akan menikah.  Ini agar mendapatkan peneguhan Roh Kudus sehingga sanggup berjalan bersama pasangannya.

Sakramen Baptis, Sakramen Ekaristi, dan Sakramen Krisma itu merupakan satu kesatuan utuh.

Menanggapi pertanyaan Cak Wito tentang Ppengumuman pernikahan di Gereja, maka disampaikan oleh Romo Denny sebagai berikut.  Bahwa pengumuman itu ditujukan bagi umat agar mereka tahu ‘siapa yang akan menikah,  dan dari keluarga siapa?’

Suasana perayaan World Marriage Day.

Karena pernikahan itu akan terjadi antara seorang lelaki dan seorang perempuan yang sama-sama bebas, tidak terikat pernikahan di tempat lain, juga untuk menghindari pernikahan dengan saudara sendiri,  hubungan darah dalam garis keturunan lurus atau dalam garis keturunan menyamping tingkat kedua (KHK 1078 §3).

Cak Wito menambahi dengan sebuah pertanyaan, “Bagaimana kalau pernikahan untuk nyaur hutang, karena sudah terlanjur hutangnya banyak”

“Ya tidak bisa itu termasuk halangan pernikahan,” jawab Romo Denny.

  • Pentingnya bergabung dalam komunitas

Ada kemungkinan suatau saat kita mengetok pintu rumah,  akan tetapi pintu depan pintu belakang tidak dibuka. Bahkan daun jendela juga tertutup rapat.

Maka yang bisa kita kerjakan untuk masuk rumah adalah dengan meminta orang lain membantu kita untuk lewat atas.

Kesulitan hidup jangan ditanggung sendiri, penting juga bagi kita untuk bergabung dengan organisasi katolik yang ada di Paroki atau Keuskupan misalnya Marriage Encounter, Tulang Rusuk, Couples for Christ. 

  • Spiritualitas Keluarga Kudus Nazareth

Spiritualitas atau cara seseorang menghidupi hidupnya sehari-hari, spiritualitas keluarga kristiani senantiasa diundang seperti yang disebut Keluarga Kudus Nazareth Yesus-Maria dan Yoseph.

“Cak Wito kenal dengan Santo Yosep?,” demikian pertanyaan Romo Denny.

Cak Wito menjawabnya, “Anak mana itu?”

Kemudian Romo Denny bercerita beberapa peristiwa peneguhan Santo Yosep tentang Maria pasangannya, tentang Maria akan mengandung dari Roh Kudus, dan cerita ketika Yesus umur 12 tahun Yesus diketemukan di Bait Allah.

Maria berkata “mengapa kamu meninggalkan aku?”,

Jawab Yesus “Bukankah aku harus di rumah Bapaku”

Romo Denny ingin agar keluarga Katolik meneladan kepada Keluarga Kudus Nazaret yaitu Yesus, Maria, dan Yosep.

Mereka tekun berdoa,  ketika menghadapi suatu masalah juga dibawa dalam doa untuk memohon penyertaan Tuhan.

 Animasi ditutup dengan pembagian doorprize untuk peserta yang aktif bertanya, selanjutnya Romo Dimas menghadiahi seluruh hadirin dengan menyanyikan lagu “Cinta Suci”.

Kredit foto: Panitia WMD 2020 Malang

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here