Wujud Belarasa Sejati

0
30 views
Ilustrasi: Paroki menyediakan dana khusus untuk memganpu program belarasa yakni melaksanakan program bedah rumah seperti terjadi di Paroki Wedi di Klaten. Semangat kerja bakti dalam masyarakat semakin terpacu kembali berkat Program Bedah Rumah Paroki Wedi. (Laurentius Sukamta)

HARI ini kita membaca salah satu perikop khas Injil Lukas, yakni tentang Yesus membangkitkan pemuda di Nain (Lukas 7:11-17). Kisahnya amat mengharukan, karena menyangkut kehilangan ganda dari seorang janda.

Pertama, dia kehilangan suami. Itu berarti kehilangan jaminan hidup dari pihak suami, karena ikatan dengan keluarga suaminya terputus.

Kedua, dia kehilangan anak lelaki tunggalnya yang dapat diandalkannya.

Ketiga, kehilangan masa depan. Siapa yang akan memberinya makan? Setelah pemakaman tidak ada lagi tetangga yang akan peduli kepadanya.

Hidup demikian sungguh menyedihkan, karena tidak ada orang yang dapat menolongnya; tanpa harapan. Karena itulah dia menangis. Melihat janda yang demikian sedih, tergeraklah hati Yesus oleh belas kasihan (Lukas 7:13).

Belas kasih-Nya mewujud dalam tindakan nyata. Yesus membangkitkan anak muda itu dan menyerahkannya kepada ibunya (Lukas 7:15). Tidak terbayang betapa bahagianya janda itu. Dia memperoleh kembali hidup dan masa depannya.

Mukjizat Yesus biasanya disertai dengan iman, tetapi kali ini tidak menuntut iman. Janda dan anak yang mati itu tidak mengenal Yesus dan tidak beriman kepada-Nya.

Mukjizat itu murni berasal dari bela rasa Yesus kepada janda itu. Bela rasa sejati tidak menuntut syarat apa pun.

Belarasa sejati tampak dalam tindakan menolong sesama yang tidak mampu mengatasi kesulitannya sendiri. Seperti janda itu, kita kerap berada dalam situasi demikian ketika berdosa berat.

Dosa berat merampas seluruh kehidupan kita dan masa depannya. Tidak ada seorang pun yang dapat membantu kita memperolehnya kembali kecuali Tuhan. Ketika melihat kita menangisi hidup kita yang hilang karena dosa-dosa, Tuhan tergerak oleh belas kasihan dan datang membantu.

Tuhan Yesus datang ke dunia untuk menyelamatkan kita. Pertanyaannya, apakah kita menangisi hidup kita yang telah hilang akibat dosa?

Kalau kita tidak menyesali dan bersedih atas kehilangan itu, bagaimana kita bisa merasakan belas kasih dan bela rasa dari Tuhan?

Selasa, 17 September 2024
HWDSF

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here