Yang Menarik dalam Pemikiran Anthony de Mello

10
7,347 views

Siapa yang belum kenal Anthony de Mello? Inilah penjelasan singkat tentang dia. Mello adalah pastor yang berkarya di India. Bukunya dibaca kalangan lintas pemeluk iman seluruh dunia. Oleh Vatikan pikiran Anthony de Mello pernah dikecam karena tak sejalan dengan iman Katolik.

Pengagum Mello membuat jaringan milis yang disebarkan ke siapa saja yang berminat dengan pikiran-pikiran Mello, dari soal-soal sepele hingga soal-soal yang berat. Ah, mungkin kurang tepat memisahkan soal sepele dan berat dalam konteks pemikiran Mello. Apa yang tampaknya sepele bisa begitu berat. Begitu juga sebaliknya.

Membaca Mello sama saja membaca khasanah pemikiran para bijak bestari dari kalangan iman mana pun. Dia mengutip sufi, rahib dan spiritualis dari mana pun. Buah pikiran Mello yang merupakan meditasi terakhir tentang hidup dan maknanya telah dibukukan dalam “The Way to Love” dan diindonesiakan dengan judul sama oleh Gramedia, 2011.

Yang menarik dalam pemikiran Mello adalah sudut pandangnya yang berkebalikan dengan kebanyakan orang dalam mengupas persoalan. Pertanyaan esensial seperti : Kenapa banyak orang tak bahagia dalam hidup di dunia ini? Orang awam akan menjawab: karena kurang sabar, karena kurang beruntung secara material, karena dirundung penyakit yang tak tersembuhkan, karena kurang iman dan lain-lain.

Mello tidak memandang semua persoalan itu sebagai halangan manusia untuk berbahagia. Dia melihat bahwa ketakbahagiaan itu muncul karena manusia menetapkan syarat yang berat untuk berbahagia. Ini konyol menurut Mello. Di mata Mello, untuk bahagia itu tidak perlu syarat tapi orang kebanyakan justru menetapkan syarat-syaratnya. Contoh yang lumrah adalah pengakuan berikut: “Saya akan bahagia jika punya uang banyak, punya istri yang sabar, punya kedudukan sosial dan lain-lain.”

Pengakuan semacam ini aneh, menurut Mello. Itu sama saja dengan mengatakan: “Saya tak mau bahagia kalau tidak memperoleh apa yang saya inginkan”. Persoalannya: keinginan itu tak pernah ada titik jedanya. Selalu dan selalu berkembang biak. Keinginan memperanakkan keinginan yang lain. Begitu anda ingin jadi presiden misalnya, dan keinginan anda itu terpenuhi, maka keinginan lain muncul: ingin menjadi presiden kedua kalinya. Ketika keinginan itu tercapai, anda masih dikejar oleh hasrat untuk ingin menjadi presiden yang terbaik di antara presiden yang pernah ada. Begitulah keinginan terus berbiak-dan berbiak. Tak ada keinginan puncak yang menghentikan langkahnya untuk terus melaju.

Kesadaran
Kata kunci lain yang bisa dipetik dari pikiran-pikiran Mello adalah kesadaran. Dalam kosmologi Jawa, kata kunci itu bernama “eling”, ingat. Muslim menggunakan leksikon “zikir”. Kalau seseorang sudah mencapai kesadaran dalam segala situasi, dia sudah di ambang zona nyaman secara spiritual.

Mello mengatakan, persoalan paling gawat pada manusia adalah bahwa dia tidak begitu mudah untuk diam. Diam dalam pengertian yang luas: diam dalam arus yang mengombang-ambingkan kesadarannya di tengah gelombang badai hasrat dan keinginan. Mello tak membatasi keinginan pada ranah duniawi. Keinginan untuk menjadi suci pun bisa membahayakan. Apalagi jika untuk sampai ke kesucian itu harus dilewati dengan mengikuti doktrin-doktrin iman secara membabi buta. Doktrinasi adalah musuh utama dalam metodologi meditasi Mello.

Untuk membaca Mello, pembaca bisa mulai dengan tulisan-tulisannya yang berbentuk dialog pendek-pendek antarpengikut budis, atau yang dituangkan dalam bentuk fabel.

Jika orang sedang berada dalam kesadaran yang penuh, demikian salah satu kredo Mello, orang lain tak akan mampu merobohkan benteng kesadaran itu, dengan penghinaan sekeji apapun. Taruhlah orang yang lagi sadar itu dicaci maki mitra bicaranya dengan kalimat yang pedas: “Sungguh kau ini anak haram jadah!” Kalau dia tak punya kesadaran atau tak berada dalam kesadaran penuh, dia akan membalas kecaman jahat itu, dengan kecaman yang setimpal. Namun, jika dia dalam kesadaran penuh, dia akan berpikir dalam benaknya: Benarkan aku ini anak haram jadah? Kalau tidak benar, ya …berarti caci-maki itu tidak mengandung kebenaran sama sekali! Buat apa meladeni omongan yang tak berdasar kebenaran!”

Namun situasi sebaliknya bisa terjadi. Bila orang yang dicaci itu memang benar-benar anak yang lahir tanpa diketahui orangtua laki-lakinya, maka mekanisme psikis  orang yang sadar akan sampai pada pikiran berikut: “Ya, kau benar, aku memang anak haram jadah. Tapi apa salahnya menjadi anak haram. Itu bukan kesalahanku bukan?”

Yang menjadi soal di sini adalah: Mello tak memberikan jalan praktis untuk sampai pada kesadaran yang penuh itu. Jalan itu harus ditemukan sendiri oleh tiap orang. Makanya Mello tak pernah berpretensi menulis kiat praktis menjadi orang yang berkesdaran penuh. Begitulah Mello, salah satu penulis yang banyak dibaca kaum lintas pengikut iman yang inklusif itu.

Sumber: Antara

 

10 COMMENTS

  1. Saya suka membaca buku maupun mendengarkan spiritualitas De Mello,dan sangat bersyukur untuk itu. Saya merasakan hidup yang jauh lebih nyaman dengan berkurangnya negative feeling & ambisi , meskipun kasadaran masih minim . Hubungan dengan sahabat lain agama sangat indah . saya juga menjalani taichi ; bisa mendengarkan manusia 2 agung lain .
    Sebagai Katolik yang cukup aktif di lingkungan saya sangat merasakan umat maupun keluarga yang hidup ” sengsara ” meskipun kaya raya , dan saya rasa menjadi teramat sulit buat mereka untuk menjadi sadar . Namun belakangan ini dari bahasan bahasan APP KAJ saya merasakan Gereja mulai sadar dan bahasannya mulai mendekati kebenaran , namun mulai dirasakan “aneh” oleh umat yang makmur.
    Saya ingin tahu apakah ada komentar / penjelasan / ralat – resmi maupun tidak dari Vatikan ( Paus , atau pejabat tinggi )dalam masa kini mengenai ekskomunikasi De Mello . Terima kasih.

  2. Gereja Katholik TIDAK PERNAH meng Exkomunikasi Anthoni de Mello.
    Tetapi, Gereja melalui CONGREGATION FOR THE DOCTRINE OF THE FAITH (CDF) memberikan catatan :
    “…untuk melindungi kebaikan umat Kristiani, kongregasi ini menyatakan bahwa yang disebutkan ….tidak sesuai dengan iman Katolik dan dapat menyebabkan kerusakan serius (dalam hal ini iman)”.

    Anda dapat membaca Notifikasi CDF ini di:
    http://www.vatican.va/roman_curia/congregations/cfaith/documents/rc_con_cfaith_doc_19980624_demello_en.html

    Pax In Christo

  3. Dear Pak Yoseph .
    Saya lebih mempertanyakan , bagaimana Iman Katolik itu bisa rusak karena spiritualitas Anthony de Mello ?; bukankah Iman itu harus sesuai dengan perbuatan ? dan terlebih zaman sekarang ini apakah ada cukup banyak orang katolik yang mempunyai Iman sesuai kehendak Tuhan , yang bisa menanggalkan semua miliknya , yang bisa menyangkal dirinya , yang mempunyai Damai sejahtera Allah , yang mempunyai Kasih .
    Bukankah Gereja Katolik lebih menonjolkan soal Liturgi , ibadah , kepercayaan , namun kurang dalam hal ” manusia ” itu sendiri .
    Saya yakin ; banyak Katolik (lihat saja di dunia barat) sudah jatuh pada godaan yang selalu sama sejak zaman Adam dan Hawa yaitu Kelekatan akan Dunia ini , akan Kehormatan diri , Kekayaan dan Kekuasaan .
    Dan ini kan inti dari spiritualitas Anthony de Mello . Sayangnya Kardinal Ratzinger tidak menyadari .

  4. @Paulus Sutikno Panuwun
    Pendapat anda:
    bagaimana Iman Katolik itu bisa rusak karena spiritualitas Anthony de Mello ?;
    ———————-
    Spiritualis Antony De Mello menyangkal bahwa Sang Kristus sendiri mendirikan Gereja nya diatas Batu Karang yaitu St.Petrus dan penerus apostoliknya.
    Anda bisa membaca diskusi-diskusi tentang hal tersebut.
    Silakan datang di FB Katolik Menjawab, maka akan banyak para apologeter Katolik siap menjawabnya.
    atau anda search “Extra Eclesia Nulla Salus”.

    Pendapat anda:
    …Dan ini kan inti dari spiritualitas Anthony de Mello .
    ———————-
    Antony de mello telah gagal melihat bahwa Gereja Katoliklah satu-satunya yang didirikan Sang Kristus.
    Dan Sang Kritus bekerja dalam karya keselamatan lewat tubuh mistiknya yaitu gereja Katolik.

    Pendapat anda:
    Sayangnya Kardinal Ratzinger tidak menyadari .
    ———————-
    Iman saya percaya, bahwa Sang Kristus sendirilah yang melindungi ajaran Bapa Suci dalam pengajaran moralnya secara Excatedral.
    Dan saya percaya bahwa Sang Kristus akan selalu menepati janjinya ketika bersabda:
    “Dan Akupun berkata kepadamu: Engkau adalah Petrus dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan jemaat-Ku dan alam maut tidak akan menguasainya.
    Kepadamu akan Kuberikan kunci Kerajaan Sorga .
    Apa yang kauikat di dunia ini akan terikat di sorga dan apa yang kaulepaskan di dunia ini akan terlepas di sorga.”
    Matius 16:18-19

    Saya lebih percaya pada Sang Kristus daripada Antony de mello
    Pax In Christo

  5. “Agama memperkenalkan manusia dengan Tuhan, namun kemudian agama mempersempit makna Tuhan itu sendiri”
    Lho kok, bagaimana bisa? Sekedar untuk refleksi saja. Saya tidak bertendensi kepihak manapun. Selamat mencari kebenarannya masing-masing. Kutipan tadi saya temukan dari salah satu bukunya de Mello.

  6. Saya menyukai ajaran Anthony De Mello. Saya Katolik. Saya menangkap ajaran itu tidak berentangan dengan ajaran Katolik. Jika direnungkan secara mendalam ajaran itu begitu sarat makna. Indah. dan membawa ke kebahagiaan.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here