Yayasan Dian Desa, Filosofi Kerja Diambil dari Lapangan dan Keterlibatan dalam Masyarakat (2)

0
442 views
Anton Sudjarwo, Filosofi dan Spiritualitas dari bawah untuk Yayasan Dian Desa (Mathias Hariyadi)

SENGAJA tidak mau muluk-muluk. Termasuk dalam soal label nama identitas lembaga. “Kami ambil saja nama ‘dian’ yang artinya lampu teplok,” ungkap Ir. Anton Sudjarwo, pendiri Yayasan Dian Desa dalam Program Bincang-bincang Panjang bersama Titch TV di bilangan Gentan, Banteng, Sleman, DIY, beberapa waktu lalu.

Lampu teplok itu di zaman dulu sangat penting dan berguna. Menerangi semua sudut rumah. Sederhana namun berdaya guna.

Ndak usah muluk-muluk

Yayasan Dian Desa juga ingin seperti itu.

Ndak usah muluk-muluk, tapi terjun langsung di tengah masyarakat; menyaksikan dan ikut masuk dalam irama harian masyarakat lokal dan kemudian “merumuskan” tindakan baik macam apa yang bisa dilakukan untuk memecahkan persoalan lokal.

Karena dulunya para penggiat Yayasan Dian Desa ini mayoritas alumnus mahasiswa teknik sipil, maka jawaban atas pertanyaan “harus berbuat apa” juga mesti muncul dari “pengalaman lapangan”.

Teknologi terapan ketersediaan air bersih di permukiman penduduk

Pengalaman exposure to the poor di kawasan permukiman penduduk lokal di desa-desa lereng Gunung Merapi tahun 1970-an memberi “petunjuk” jelas.

Mereka harus menciptakan teknologi terapan agar ketersediaan air bersih bisa dipenuhi.

Dari bawah

Itulah filosofi kerja Yayasan Dian Desa.

Berangkat dari lapangan, refleksi dan kemudian menetapkan langkah kongket harus berbuat apa untuk menjawab “tantangan” kehidupan masyarakat di lapangan yang mereka saksikan dan ikut mereka alami selama live in.

Spirit kerja juga diambil dari pengalaman di lapangan.

Itulah yang kemudian juga menghidupkan Yayasan Dian Desa yang ranah kerja mereka lebih ke aplikasi keilmuan pada teknologi terapan yang hasilnya berdaya guna untuk masyarakat banyak.

Inilah yang disyeringkan Ir. Anton Sudjarwo, pendiri Yayasan Dian Desa dan penerima penghargaan Ramon Magsaysay Award – Community Leadership & Community Empowerment (1983). (Berlanjut)

Baca juga: Ir. Anton Sudjarwo, Gara-gara Teguran Keras Romo Casutt SJ di Asrama Realino Tahun 1970-an Berdirilah Yayasan Dian Desa (1)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here