Yerusalem Runtuh, Iman Tetap Teguh

0
780 views
Ilustrasi - Kehancuran Yerusalem. (Ist)

Puncta 23.11.21
Selasa Biasa XXXIV
Lukas 21: 5-11

TIDAK seperti bangsa-bangsa lain yang ditaklukkan Romawi, bangsa Yahudi ibarat anak yang nakal dan rewel. Selalu muncul pemberontakan-pemberontakan melawan penjajah Romawi.

Ada banyak kelompok perlawanan di Yehuda.

Gubernur Pontius Pilatus, Feliks, Festus dan Florus tidak mampu meredam konflik gerakan mesianitas politis seperti yang dilakukan Matatias, Yudas Makabe, kaum Zelot dan kaum Farisi yang menuntut kemerdekaan.

Sejak zaman Herodes, denyut revolusi selalu menggelora dan muncul tokoh-tokoh mesianis untuk membebaskan bangsa.

Mereka mengharap datangnya seorang mesias politis.

Suasana permusuhan dengan penjajah ibarat api di dalam sekam. Ada pemicu sedikit, perang dengan mudah berkobar.

Ketika Gubernur Gessius Florus memerintah, ia menarik pajak tinggi ke rakyat. Karena penerimaan pajak berkurang, ia merampas barang-barang suci di Bait Allah.

Hal ini menimbulkan kemarahan besar kaum Yahudi.

Inilah awal dari perang Yahudi – Romawi tahun 66 Masehi. Dan akhirnya Titus memimpin 70.000 tentara mengepung Yerusalem, dan tahun 70 M Bait Suci dibakar dan dirobohkan.

Kehancuran Yerusalem dicatat oleh sejarawan Yosephus Flavius.

Perlawanan terakhir dilakukan kaum Zelot yang melarikan diri ke Masada selama tiga tahun.

Ketika benteng itu dikepung tentara Titus, mereka bunuh diri tanda penolakan dijadikan tawanan atau budak yang dibuang di negeri asing.

Pemberontakan ini mengakhiri bangsa Yahudi sampai zaman modern.

Dalam situasi permusahan antara Yahudi dan Romawi itu, Yesus menubuatkan kehancuran Bait Suci dan munculnya tokoh-tokoh mesias politik.

“Akan tiba harinya segala yang kalian lihat di situ diruntuhkan, dan tidak akan ada satu batu pun dibiarkan terletak di atas batu lain.”

Tentang munculnya tokoh mesias, Yesus juga mengingatkan,

“Waspadalah, jangan sampai kalian disesatkan. Sebab banyak orang akan datang dengan memakai nama-Ku, dan berkata, “Akulah dia” dan “Saatnya sudah dekat. Jangan kalian mengikuti mereka.”

Mereka itu adalah pejuang-pejuang politik yang berbeda dengan perjuangan Yesus. Yesus berjuang bukan untuk memberontak.

Dia berjuang demi tegaknya Kerajaan Allah, kerajaan kasih dan keselamatan kekal. Dia berjuang tanpa kekerasan.

Akan ada banyak tanda dan peristiwa besar; perang antar bangsa, gempa bumi yang dasyat, kelaparan yang menyedihkan, penyakit sampar yang mematikan, seperti covid sekarang ini.

Tetapi itu tidak berarti kesudahan akan segera datang.

Kita tidak perlu takut dan kawatir. Yang penting selalu waspada dan percaya bahwa Yesus adalah penyelamat kita. Kita terus bertahan dalam iman.

Yesus akan datang kembali untuk mengangkat kita. Kapan itu terjadi, kita tidak mengetahuinya.

Hanya satu kata yang harus diingat, “Sing eling lan waspada,” terus berjaga dan selalu waspada.

Bermain pasir di Pantai Lovina,
Sambil melihat tarian lumba-lumba.
Siapa yang bertahan dengan setia,
Ia akan selamat sampai kesudahannya.

Cawas, selalu waspada…

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here