Rabu, 13 April 2016
Pekan Paskah III
Kis 8:1b-8; Mzm 66:1-3a.4-5.6-7a; Yoh 6:35-40
Yesus berkata kepada orang banyak,
“Akulah roti hidup! Barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan lapar lagi, dan barangsiapa percaya kepada-Ku, ia tidak akan haus lagi. … Semua yang diberikan Bapa kepada-Ku akan datang kepada-Ku, dan barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan Kubuang.”
PADA hari Sabtu pagi yang lalu, seseorang yang sudah bertahun-tahun meninggalkan Gereja Katolik datang padaku dan berkata, “Romo, saya seorang mualaf. Selama ini saya merasakan, seperti ada lubang besar dalam hatiku, dan saya tidak dapat mengisinya dengan apa pun.”
Kulihat di matanya bahwa ia sedang merasa lapar dan haus akan Yesus Kristus. Dalam hidupnya, Yesus Kristus tidak mengijinkan apa pun yang lain menggantikan-Nya di hatinya yang sudah menjadi milik-Nya.
Tiba-tiba, pengalaman ini menggema dalam hatiku saat kubaca Injil hari ini. Yesus bersabda, “Akulah roti hidup! Barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan lapar lagi, dan barangsiapa percaya kepada-Ku, ia tidak akan haus lagi. … Semua yang diberikan Bapa kepada-Ku akan datang kepada-Ku, dan barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan Kubuang.”
Saya jadi ingat homili pertama Paus Emeritus Benediktus XVI saat beliau dilantik menjadi Paus, pada tanggal 24 April 2015. Beliau berkata, “Jangan takut akan Kristus. Dia tidak mengambil apa pun, dan Dia memberikan segala sesuatu. Saat kita memberikan diri kita kepada-Nya, kita menerima seratus kali lipat. Ya, bukalah, bukalah lebar-lebar pintu bagi Kristus, dan kamu akan menemukan hidup sejati.”
Dalam Adorasi Ekaristi Abadi, kita datang kepada Yesus Kristus dan menyembah-Nya. Kita menyadari lubang dalam hati kita yang hanya menjadi milik Kristus yang akan dipenuhi kehadiran-Nya. Di sama kita menyambut Dia kembali dalam hati kita dengan mencari kerahiman-Nya.
Tuhan Yesus Kristus, bantulah kami untuk memiliki iman dan kepercayaan yang mendalam pada-Mu. Kendati tantangan-tantangan dan rintangan-rintangan yang kami alami dalam langkah hidup kami, kami tahu bahwa Engkau selalu membimbing kami kepada-Mu. Engkaulah satu-satunya yang dapat mengisi kedalaman hati kami. Engkaulah satu-satunya Juruselamat kami kini dan selamanya. Amin.
Kredit foto: Ilustrasi (Ist)
Pengalaman yang hampir sama namun bertolak belakang,smg iman selalu meneguhkan kita.BD