Minggu, 10 Juli 2016
Minggu Biasa XV
Ul 30:10-14; Mzm 69:14.17. 30-31.33-34.36ab.37; Kol 1:15-20; Luk 10:25-37
… Lalu datanglah ke tempat itu seorang Samaria yang sedang dalam perjalanan. Ketika ia melihat orang itu, tergeraklah hatinya oleh belas kasihan. Ia pergi kepadanya lalu membalut luka-lukanya, sesudah menyiraminya dengan minyak dan anggur. Kemudian ia menaikkan orang itu ke atas keledai tunggangannya sendiri,
lalu membawanya ke tempat penginapan dan merawatnya. …
BACAAN Injil hari ini mewartakan kepada kita tentang Yesus Kristus yang menyampaikan perumpamaan tentang orang Samaria yang baik hati. Perumpamaan ini sudah sangat kita kenal. Kita sering hanya melihat satu dimensi tentang model kita mencontoh orang Samaria yang baik hati itu.
Yesus Kristus mengingatkan kita bahwa kita harus berusaha mencontoh orang Samaria yang baik itu. Ia mengasihi sesamanya yang hancur, terluka dan ditinggalkan setengah mati di tepi jalan. Kita semua telah dirampok oleh dosa dari kesucian kita. Dosa telah melukai jiwa dan hidup kita. Kita sekarat, hancur dan terluka.
Marilah hari ini kita merenungkan dimensi lain dari perumpamaan ini. Sesungguhnya, orang Samaria yang baik hati itu adalah Yesus sendiri. Perumpamaan itu merupakan potret diri Yesus Kristus. Ia mengasihi kita tanpa diskriminasi.
Mari kita menyadari bahwa sesungguhnya kita seperti orang yang sekarat di tepi jalan itu. Kita semua telah dirampok oleh dosa dari kesucian kita. Dosa telah melukai jiwa dan hidup kita. Kita sekarat, hancur dan terluka oleh dunia yang berdosa.
Dalam situasi itu, kita butuh Penebus. Yesus Kristuslah Sang Penebus laksana orang Samaria yang baik hati itu melalui penjelmaan, sengsara dan wafat-Nya di salib bagi kita. Ia datang laksana orang Samaria yang baik hati itu.
Dalam Adorasi Ekaristi Abadi kita menyembah Yesus Kristus, Tuhan yang penuh kerahiman, yang menyembuhkan dan memulihkan kita dengan minyak dan anggur Sakramen. Bahkan Ia membayar keselamatan kita dengan pengorbanan-Nya pada Salib di Kalvari. Apakah kita menyadari bahwa Yesus lebih dari orang Samaria yang baik hati bagi kita? Apakah kita sudah melakukan perintah utama mengasihi sesama?
Tuhan Yesus Kristus, Engkau mengajak kami menjadi orang Samaria yang baik hati bagi sesama. Engkau sendiri telah melakukannya bagi kami. Engkau memberi kami penjelasan yang benderang tentang mengasihi sesama. Semoga kami melakukannya sehingga hidup kami bermakna, pantas dan berbuah kini dan selamanya. Amin.
Kredit foto: Ilustrasi (Ist)