Bacaan 1: Yer 30:1-2. 12-15. 18-22
Injil: Mat 15:1-2. 10-14
KETIKA seorang Katolik dihadapkan pada pertanyaan, “kenapa kamu makan babi?
Padahal menurut Hukum Taurat, babi adalah hewan haram untuk di makan”, ( Im 11:7-8, Ul 14:8) maka sering bingung menjawabnya.
Memang dalam Kitab Taurat (imamat dan ulangan), Musa menuliskan secara detil apa yang boleh dan tidak boleh dimakan.
Bangsa Israel terutama kaum Farisi memang dikenal sangat ketat dalam melaksanakan Hukum Taurat, apa yang tertulis itulah yang harus dilaksanakan.
Dalam bacaan hari ini, Tuhan Yesus mengkritik implementasi Taurat secara membabi buta tersebut.
Ada contoh bagaimana orang Farisi keliru dalam menerapkan Hukum Taurat, yaitu tentang kenajisan.
Karena tangan tidak dicuci sebelum makan maka akan mengotori (menajiskan) makanan, juga akibat kecenderungan menyentuh dan memakan makanan haram
Tuhan Yesus mengatakan bahwa, makanan tidak dapat menajiskan (tidak ada yang haram), “Dengar dan camkanlah: bukan yang masuk ke dalam mulut yang menajiskan orang, melainkan yang keluar dari mulut, itulah yang menajiskan orang”.
Apakah Tuhan mengajarkan melanggar Hukum Taurat?
Tentu saja tidak, justru Ia mengritik orang Farisi sebagai pemimpin agama malah lalai mengajarkan ajaran Allah namun ajaran/ perintah manusialah yang mereka ajarkan.
Maka disebut oleh Tuhan Yesus sebagai orang buta yang menuntun orang buta, pemimpin yang akan membawa pada kehancuran.
Sesuatu yang dimakan akan membusuk dan dibuang lewat anus ke jamban, jadi tidak akan menajiskan (tidak berdosa). Namun apa yang keluar dari mulut (ucapan) adalah keluar dari hati, yang mestinya adalah sesuatu yang baik namun jika yang keluar kata-kata kotor makian dan marah maka itulah yang akan menajiskan dan membuat dosa.
Marah adalah salah satu dari tujuh dosa pokok.
Nabi Yeremia hari ini menubuatkan sebuah pengharapan kepada pulihnya bangsa Israel setelah menjalani hukuman berat. Memang Hari Tuhan itu menakutkan, namun Allah bukanlah pendendam.
Allah justru akan balik menghukum mereka yang menindas bangsa itu, kemudian mengangkat pemimpin dari bangsa itu serta membolehkan mendekat pada-Nya.
Pesan hari ini
Dalam Perjanjian Baru, Taurat bukan lagi sebagai hukum namun sebagai Kitab Suci untuk belajar iman. Makanan adalah berkat Tuhan yang tidak membuat dosa namun ucapan kasar/marah dari mulutlah yang akan mencelakakanku. Tuhan selalu memberi harapan untuk kembali kepada-Nya.
“Ingatlah suatu hari, tidak lama lagi, kita akan benar-benar sehat dan tersenyum kembali”
Bersatu Melawan Coronavirus