Yesus yang kita ikuti, hari ini bersabda: Aku datang bukan membawa damai, tapi membawa pedang. Apa kita harus berperang dengan pedang?
Tentu tidak.
Lantas bagaimana kita hrs memaknai sabda ini?
Setiap saat kita tergoda untuk damai, alias kompromi. Dengan itu kita aman bahkan nyaman. Contoh ada kesempatan kita mark-up anggaran proyek. Jika kita ambil kesempatan itu kita bawa damai.
Semua aman, nyaman bahkan senang.
tau kesempatan memeras orang yang sedang kena kasus hukum. Membawa pedang berarti membelanya tanpa memerasnya.
Berani beda
Membawa pedang berarti berani beda, berani gila, bahkan berani musna. Sebab kasih itu letaknya dalam perbuatan. Berani berbuat, meskipun ancamannya sakit kena pedang yang kita bawa.
Demi menyembuhkan orang sakit, Yesus menentang Hari Sabat. Demi menyelamatkan kita, Dia mati untuk kita, bahkan mati dengan hina.
Masihkah mau membawa pedang ketika orang datang membawa uang, gratis asal kita mau ikuti apa maunya?
Beranikah membuang peluang memeras orang yang nasibnya di tanganmu?
Beranikah menghindar untuk diantar ke kamar oleh perempuan seksi yang siap memanimu?
Dan masih banyak contoh lain.
Ketika kita pilih pedang, kita dinilai goblok, gila dll.
YR Widadaprayitna
H 230717 AA