Minggu, 10 April 2016
Minggu Paskah III
Kis 5:27b-32.40b-41; Mzm 30:2.4.5.6.11.12a.13b; Why 5:11-14; Yoh 21:1-19
Yesus berkata kepada Simon Petrus, “Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku lebih daripada mereka ini?” Jawab Petrus kepada-Nya, “Benar Tuhan, Engkau tahu bahwa aku mengasihi Engkau.” Kata Yesus kepadanya, “Gembalakanlah domba-domba-Ku!”
KITA sudah merenungkan bagian pertama dari Injil hari ini pada hari Jumat Pertama April lalu. Kini, mari kita fokuskan perhatian kita pada bagian yang kedua.
Kepada Simon Petrus Yesus berkata, “Simon, Anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku lebih daripada mereka ini?” Jawab Petrus kepada-Nya “Benar Tuhan, Engkau tahu bahwa aku mengasihi Engkau.” Kata Yesus kepadanya, “Gembalakanlah domba-domba-Ku!” Tiga kali Yesus berkata seperti itu kepada Petrus. Dan Petrus menjawab tiga kali juga. Di sini Yesus sedang mengatakan kepada Petrus bahwa kualifikasi bagi tugasnya adalah kasih yang tanpa batas.
Kita tahu bahwa Yesus telah memberi Petrus suatu tugas, dan Ia berharap padanya untuk melakukan tugas itu. Namun Petrus justru sering bersikap tidak pantas. Pada Perjamuan Malam Terakhir, ia lari saat Yesus ditangkap. Ia menyangkal-Nya tiga kali di rumah Imam Besar saat Yesus diadili. Ia lebih menampakkan ketakutan daripada menyatakan kasihna. Ketika Yesus memerlukan dia lebih, Petrus justru berbalik daripada-Nya.
Apa tanggapan Yesus? Kita mungkin berpikir: Mengapa Yesus tidak membatalkan posisi kepemimpinan itu dari Petrus dan memberikannya kepada orang lain? Tidakkah Yohanes menunjukkan sikap yang lebih baik sebagai pemimpin di antara para rasul, menjadi batu karang bagi Yesus untuk membangun Gereja-Nya? Ia tidak pernah lari atau mengkhianati Yesus. Bahkan, Yohanes disebut sebagai murid terkasih-Nya.
Kendati demikian Yesus memang tidak menarik tugas itu dari Petrus dan memberikan kepada Yohanes. Alih-alih, Ia justru berpaling kepada Petrus dan meneguhkannya dengan penuh keyakinan. Maka Yesus bertanya kepadanya tiga kali, “Gembalakanlah domba-domba-Ku!”
Kepada pertanyaan Yesus, Simon Petrus memberi jawaban dan berkata, “Tuhan, Engkau mengetahui segala sesuatu, Engkau tahu bahwa aku mengasihi-Mu.” Tentu, Simon Petrus memiliki kasih mendalam kepada Yesus, meski kasih itu tidak akan pernah cukup untuk dipersembahkan kepada Yesus.
Seperti Petrus, kita mengasihi Yesus Tuhan, namun tidak mendalam dan tak akan pernah cukup untuk membalas kasih-Na. Kita ingin mengasihi-Nya lebih dan lebih namun saat kita mengalami kesulitan, pencobaan, perlawanan, bahkan penganiayaan, kita gagal. Seperti Petrus kita sering menyerah. Kita dengan mudah mengkhianati Dia juga.
Dalam Adorasi Ekaristi Abadi sementara kita bersembah sujud di hadirat Yesus Kristus, kita bersyukur kepada-Nya karena rekasinya kepada kita juga sama. Yesus Kristus tidak akan pernah kehilangan kepercayaan-Nya kepada kita. Ia berharap agar kita terus bertumbuh dalam melaksanakan perutusan kita.
Tuhan Yesus Kristus, Engkau memerlukan kasih tanpa batas dari kami. Itulah sebabnya Engkau bertanya kepada Petrus tiga kali, “Apakah engkau mengasihi Aku?” Engkau sedang mengatakan kepada Petrus bahwa kualifikasi pelayanan adalah kasih yang tanpa batas. Teguhkanlah kami seperti Engkau meneguhkan Petrus hingga kami dapat memenuhi kehendak-Mu dari kami dalam hidup ini. Bantulah kami untuk tidak bermalas-malas dalam melayani Dikau kini dan selamanya. Amin.
Kredit foto: Ilustrasi (Ist)