Kamis, 19 November 2015
Pekan Biasa XXXIII
1Mak 2:15-29; Mzm 50:1-2,5-6,14-15; Luk 19:41-44
YESUS menangisi Yerusalem dan berkata, “Wahai Yerusalem, alangkah baiknya andaikan pada hari ini juga engkau mengerti apa yang perlu untuk damai sejahteramu!”
Dari Injil hari ini kita bisa merenungkan bahwa Yesus Kristus menghendaki kita berdamai dengan Allah. Ia menghendaki agar kita bersatu dalam damai dan kasih. Ia memampukan kita hidup dalam damai, harmonis dengan keluarga, tetangga, komunitas dan masyarakat bangsa-bangsa.
Namun di Yerusalem, Yesus menangis, berduka dan mengeluhkan umat-Nya. Ia menyadari bahwa ia akan segera mati bagi umat di Yerusalem dan untuk segala bangsa. Yesus menangisi kota Yerusalem karena dalam sejarah, banyak penguasa dan penduduk Yerusalem yang menolak para nabi yang berbicara atas nama Allah. Mereka terlalu angkuh dan tidak percaya. Mereka juga menolak untuk mendengarkan Yesus yang datang sebagai Mesias yang diurapi Allah menjadi penyelamat dan raja damai mereka.
Dalam Adorasi Ekaristi Abadi kita menyembah Yesus Kristus yang adalah pengharapan kita sebab Dialah satu-satunya yang dapat mendamaikan kita dengan Allah dan sesama. Melalui wafat dan kebangkitan-Nya. Ia meruntuhkan tembok keangkuhan dan pemisah dengan mendamaikan kita dengan Allah. Ia mengunjungi kita dan tinggal di antara kita dalam Ekaristi dan Adorasi. Mari kita mengenali kunjungan-Nya yang penuh rahmat dan menyembah-Nya.
Tuhan Yesus Kristus, Dikau mengunjungi kami untuk menegakkan damai dan keadilan. DIkau memurnikan dan membimbing kami dari jalan kedosaan menuju jalan keadilan, damai, kasih dan kekudusan-Mu. Semoga kami menerima rahmat untuk berbalik dari dosa dan menempuh jalan damai dan kekudusan-Mu kini dan selamanya. Amin.
Kredit foto: Ilustrasi (Ist)