DI SAAT saya belum punya ide untuk menulis apa, saya iseng-iseng menonton film Kungfu Panda. Ternyata dari film tersebut saya bisa belajar banyak hal. Terutama dalam hal pendidikan (gaya mengajar).
Kungfu Panda bercerita tentang Po, seekor panda gendut yang bercita-cita menjadi jago kungfu. Di sini saya coba bahas tentang gaya mengajar Master Oogway dan Master Shifu.
Pada awalnya semua tokoh (kecuali Master Oogway), bahkan termasuk Po sendiri, tidak percaya bahwa ia bisa menjadi ahli kungfu hebat karena penampilan fisiknya dan juga sikapnya yang urakan.
Ayahnya pun pada awalnya keberatan jika Po menjadi ahli kungfu. Ayahnya menghendaki ia melanjutkan usahanya sebagai penjual mie. Diawali dari sebuah mimpi, akhirnya ia bahkan bisa menjadi lebih hebat dari gurunya (tugas utama seorang guru kungfu: menjadikan muridnya lebih hebat dari dirinya). Dari film ini ternyata ada pelajaran penting yang bisa diambil oleh para guru, dan ini sering dilupakan.
Master Oogway
Ia kura-kura raksasa dan master senior di Jade Palace. Ia sangat bijak dan memiliki keahlian fisik luar biasa. Ia lah yang memilih Po menjadi Dragon Warrior yang terpilih untuk menerima rahasia kungfu dari Dragon Scroll. Banyak orang mengira ia sebenarnya hendak memilih Master Tigress yang memang ahli kungfu, namun secara tidak sengaja memilih Po yang belum bisa kungfu sama sekali. Namun ia tetap pada pendiriannya dan meminta Master Shi Fu untuk melatih dan yang lebih penting lagi, percaya sepenuhnya pada potensi yang dimiliki Po.
Dari Master Oogway kita bisa belajar mengidentifikasi bakat, kekuatan dan kelemahan siswa. Master Oogway benar-benar luar biasa untuk hal ini. Ia bisa mengetahui kelemahan Tai Lung (musuh utama di film Kungfu Panda). Kelemahan Tai Lung adalah pada sifat ego dan tidak sabaran, sehingga ia menolak memberikan Dragon Scroll padanya sampai ia bisa menjadi lebih dewasa. Ia juga bisa mengetahui potensi kungfu dalam diri Po yang masih tersembunyi.
Orang seperti Master Oogway memiliki bakat untuk melihat perbedaan antara orang yang satu dengan yang lainnya, mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan setiap orang, dan menemukan cara bagaimana setiap orang yang berbeda ini bisa bekerja bersama secara produktif. Kekuatan ini akan sangat bermanfaat bagi para guru untuk mengidentifikasi bakat dan minat serta kekuatan dan kelemahan setiap siswanya.
Master Shifu
Ia adalah murid dari Master Oogway. Ia adalah guru yang sangat sangat keras. Tetapi ia tidak memiliki kekuatan untuk mengenali potensi seseorang seperti Master Oogway. Awalnya ia tidak percaya bahwa Po memiliki potensi menjadi master kungfu. Ia justru melatih Po secara keras agar Po tidak tahan dan keluar dari perguruan. Namun setelah disadarkan Master Oogway, ia pun mencoba percaya pada Po dan menghargainya. Masalah selanjutnya muncul saat ia harus melatih Po secara cepat untuk menghadapi Tai Lung.
Secara tidak sengaja ia melihat bahwa Po dapat melakukan hal-hal fisik yang luar biasa saat termotivasi oleh makanan. Maka ia pun mengubah metode pengajarannya dengan menggunakan makanan sebagai alat dan media melatih kungfu. Akhirnya Po pun berhasil mengalahkan Tai Lung.
Lalu apa yang bisa kita pelajari dari Master Shifu?
Ketika Master Shifu mencoba menghargai Po, saya belajar bahwa sebenarnya rahasia sukses sebuah pendidikan adalah ketika guru bisa menghargai muridnya. Selain itu, Master Shifu fleksibel dalam menerapkan metode pengajaran alias tidak kaku menggunakan kurikulum dan metode yang sama untuk semua siswa.
Metode pengajarannya disesuaikan dengan minat dan bakat siswa. Ia kreatif menggunakan ketertarikan siswa terhadap suatu hal untuk dikaitkan dan dijadikan konteks dalam proses pengajaran yang dilakukan. Ia pun tidak memberikan pelajaran yang sama persis dalam mengajari lima muridnya yang lain, yaitu Master Tigress, Master Mantis, Master Crane, Master Monkey, dan Master Viper. Setiap muridnya diajarkan untuk tetap menjaga keunikan dirinya, mengerti kekuatan alaminya, dan mengeksploitasi keunikan dan kekuatan itu sebaik-baiknya.
Setiap murid itu akhirnya memiliki gaya kungfu yang berbeda-beda. Mereka tidak diwajibkan mendapat nilai baik di semua pelajaran ataupun diwajibkan mengikuti standardized test seperti Ujian Nasional.
Seseorang seperti Master Shifu memiliki kemampuan untuk fokus pada kekuatan setiap orang dan merangsangnya menjadi kesempurnaan pribadi orang tersebut (dan juga kelompoknya). Ia pun tidak memaksa orang lain menjadi baik pada kelemahannya, dan ia juga fleksibel dalam membantu orang lain mencapai potensi maksimalnya. Kemampuan seperti ini rasanya diperlukan oleh setiap guru.
Pada bagian selanjutnya saya coba bahas tentang pelajaran moral yang bisa diambil dari film ini. Selain itu juga pelajaran yang bisa kita ambil dari si Panda, Master Po, dalam sequel film Kungfu Panda yang berjudul Secrets of the Furious Five. (Bersambung)
Tautan: http://albhum2005.com/?p=624
Kungfu Panda I mengajarkan kepada kita bahwa si Po akhirnya mencapai Top Performance nya dan menjadi Dragon warrior setelah menyadari , dirinya sudah sempurna , ternyata tidak ada yang perlu ditambahkan pada dirinya (wasiat itu ternyata ” kosong ” ) .
Kita semua juga sudah sempurna karena diciptakan sesuai citra Allah , namun biasanya kita hanyut pada keinginan duniawi kita dan menjadi mahluk sengsara .