“Zero Dark Thirty”, Mencari Kunci Pembuka Enigma

0
1,540 views

zero_dark_thirty_ver4_xlgUNTUK menjadi seorang intel dan ahli kontra terorisme, wajah cantik bukanlah yang utama. Yang penting justru cerdas, selalu ingin bertanya dan bertanya menggugat sesuatu untuk mencari jawaban atas pertanyaan itu. Sikap selalu ingin tahu dan menggugat inilah yang menjadi daya tarik seorang operator yunior CIA bernama Maya (Jessica Chastain) –tanpa embel-embel surname di belakang namanya.

Direkrut menjadi intel setamat High School dan kemudian terjun langsung di dunia telik sandi CIA selepas wisuda perguruan tinggi, maka Pakistan dan Afghanistan menjadi medan pertempuran baru bagi Maya. Tak seberapa lama begitu mendarat dari Washington, dia langsung melihat sendiri dan menangani bagaimana agen-agen senior CIA di lapangan menginterogasi para teroris yang disekap di kamp-kamp penahanan dengan pengamanan super ketat.

Angin perubahan politik AS

Namun, angin politik di AS bertiup kencang melawan arah angin.

Ketika Presiden George W. Bush masih di tampuk kekuasaan di Gedung Putih, maka Langley di Virginia –markas besar CIA—diberi ruang kebebasan penuh untuk menginterogasi musuh. Termasuk di antaranya praktik-praktik penyiksaan seperti water boarding (disekap wajahnya dan kemudian diguyur air agar tawanan mengalami sesak nafas). Sebagai agen yunior CIA, Maya sedikit goncang melihat pemandangan ini, ketika agen senior CIA  bernama Dan (Jason Clarke) memakai teknik barbar ini untuk menginterogasi tawanan teroris kelas berat bernama Ammar.

Namun begitu Presiden Barrack Obama masuk Gedung Putih dan berjanji akan menenggelamkan praktik interogasi barbar di Penjara Guantanamo Bay dimana disekap para teroris jihad dengan pengamanan ketat, Dan dan Maya seperti berada di ujung tanduk. Mau terus memakai praktik penyiksaan barbar seperti itu, masa depan akan suram karena akan menjadi delik praktik pidana. Melepaskan Ammar dari mekanisme penyiksaan seperti itu, maka teka-teki besar (enigma) siapa otak penting dan operator di balik serangkaian penyerangan bom bunuh diri –termasuk Tragedi World Trade Center 9/11—tidak akan terpecahkan.

Kunci masuk enigma

Mencari kunci pembuka enigma inilah mimpi besar Maya. Dan seseorang bernama ‘Abu Ahmed’ dipakai sebagai umpan untuk membuka mulut Abu Faraj siapa sebenarnya Abu Ahmed ini.

1134604 - Zero Dark ThirtyMeski hampir menjadi korban pengemboman bunuh diri di Hotel Marriott di Islamabad tahun 2008 dan terpukul karena koleganya bernama Jessica (Jennifer Ehle) menjadi korban tewas dalam serangan bom bunuh diri di Kamp Chapman tahun 2009, Maya tak pupus dalam harapan. Ia tetap menjadi ‘single fighter’ berupaya mencari kunci pembuka teka-teki besar siapa sebenarnya Abu Ahmed ini.

10 tahun sia-sia perburuan mencari identitas Abu Ahmed ini, hingga akhirnya seorang rekan analis data CIA membuka bocoran penting: yang bernama Abu Ahmed tak lain adalah Ibrahim Sayeed. Dan yang diduga telah mati dan dikuburkan itu tak lain adalah Habib, saudara kandung ‘Abu Ahmed’ alias Ibrahim Sayeed.

Perburuan mencari tahu siapa sebenarnya Ibrahim Sayeed ini berakhir di Abbottabad, sebuah kawasan permukiman elit di perbatasan Afghanistan dan Pakistan. Di sebuah rumah bertingkat tiga inilah, Sayeed biasanya bermukim.

Dan kunci enigma besar pun terkuak: ‘Abu Ahmed’ alias Ibrahim Sayeed tak lain adalah kurir penting dan orang kepercayaan Osama bin Laden.

Yakin 100%

Singkat cerita, pasukan komando elit US Navy Seals pun merangsek masuk ke Abbottabad mencari tahu enigma besar ini. Namun sebelum operasi komando militer ini digelar, Leon Panetta –Direktur CIA—sempat bertanya sejauh mana informasi keberadaan enigma besar ini bisa diperoleh. Beberapa perwira senior CIA hanya berani bertaruh pada angka 4-70%; namun Maya dengan tegas mengatakan ‘ikan besar’ ada di situ dengan tingkat probabilitas 100%.

Sotoy memang, tapi ia membuktikan teorinya benar berdasarkan data-data intelijen di lapangan.

zero-dark-30-Chastain-1Film ini sangat minim dengan adegan action. Yang banyak dipertontonkan justru dialog dan bagaimana proses mencari kunci pembuka (keberadaan) enigma. Dan inilah kekuatan film ini yang digadang-gadang akan memboyong banyak Oscar tahun ini.

Dibesut sutradara perempuan Kathryn Bigelow –mantan istri sutradara papan atas James Cameron–, film Zero Dark Thirty ini di pentas internasional banyak mendapat pujian.

Saya pribadi tertarik bagaimana Bigelow mampu mengolah skenario dengan latar belakang politik luar negeri AS semasa peralihan dari rezim pemerintahan Partai Republik (Presiden George W. Bush) ke pemerintahan Partai Demokrat (Presiden Barrack Obama).

Kalau sedikit tahu peta politik luar negeri AS dan tendensi Partai Demokrat yang ingin memberangus kamp-kamp penahanan teroris dengan penjagaan ekstra ketat seperti Gitmo, maka film ini menjadi sangat menarik dan tidak membosankan. Padahal, durasi film ini 157 menit.

Diberi titel Zero Dark Thirty, karena nafas utama film ini berangkat dari sebuah Nol Besar alias minim informasi dan seiring dengan berjalannya waktu selama 10 tahun, yang semula nol mulai menjadi kelihatan.

Namun, sayangnya penonton di Indonesia biasanya lebih suka film horor seks atau gedebag-gedebug gak karuan itu. Makanya, ketika saya nonton film yang digadang-gadang merebut banyak Oscar ini ternyata bangku di bioskop itu diisi tak lebih dari 15 orang.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here