Ziarah

0
278 views
Ilustrasi - Ngajak ziarah. (Ist)

Renungan Harian
Senin, 21 Maret 2022
Bacaan I: 2Raj. 5: 1-15
Injil: Luk. 4: 24-30

SUATU sore, saya bertemu dengan beberapa ibu. Mereka datang mau menemui saya dan mengatakan maksud mereka menemui saya.

“Romo, kenapa kita tidak mengadakan ziarah seperti dulu. Seru lho pastor, kita bisa rame-rame dan menyenangkan,” kata salah satu ibu.

“Ibu-ibu mau ziarah kemana?” tanya saya.

“Kita ziarah ke Jawa Tengah, Yogya dan Bali; kita ziarah ke tujuh lokasi gua Maria,” jawab ibu itu.

“Memang, kita ziarah mau ngapain?” tanya saya.

“Pastor ini bagaimana, kok ziarah mau ngapain, ziarah itu mau berdoa pastor,” jawab ibu itu dengan agak sewot.
 
“Ibu-ibu yang terkasih, apakah ibu-ibu mengetahui bahwa kita punya tempat ziarah yang luar biasa? Apakah ibu-ibu tahu banyak orang dari berbagai tempat datang ke tempat kita untuk berziarah?” tanya saya.

“Ya tahu pastor, saya juga ikut jualan dan juga ikut membantu,” jawab salah satu ibu.

“Apakah ibu-ibu tahu bahwa banyak peziarah yang datang dan mengalami permohonannya terkabul? Ada yang pernah mendengar cerita tentang hal itu?” tanya saya.

“Tahu, pastor, pernah ada yang cerita ke saya,” jawab salah satu ibu.

“Nah pertanyaan saya, kapan ibu-ibu berziarah ke gua Maria kita? Kapan ibu-ibu berdoa di sana?” tanya saya.

Ibu-ibu tidak ada yang menjawab.
 
“Ibu-ibu, saya tidak keberatan untuk berziarah atau mengadakan ziarah ke tempat lain. Namun benarkah kita mau berziarah? Benarkah kita mau berdevosi kepada Bunda Maria?

Di tempat kita sendiri, yang amat dekat dengan rumah kita, yang juga hampir setiap hari kita lihat di depan mata kita, tetapi kita tidak pernah berziarah dan secara khusus berdoa.

Orang dari berbagai tempat datang untuk memohon berkat, tetapi kita sendiri tidak pernah memohonnya. Sekarang, kita mau pergi ke tempat lain yang jauh untuk berziarah, berdevosi dan mohon berkat.

Betulkah kita mau berziarah?” kata saya.

Ibu-ibu itu lalu pamit pulang.
 
Betapa sering aku berpikir untuk mencari sesuatu yang jauh atau sesuatu di luar diriku. Betapa sering aku terjebak dengan pandanganku bahwa sesuatu yang jauh dan di luar diriku itu lebih menarik.

Betapa sering aku terjebak dengan pemikiran bahwa sesuatu yang jauh dan di luar diriku pasti lebih terpercaya dan memberikan hasil.

Sehingga aku sering tidak menyadari yang dekat dan ada dalam diriku. Sering kali menganggap remeh yang dekat, selalu ada dengan diriku.
 
Sabda Tuhan hari ini sejauh diwartakan dalam Injil Lukas, orang Nazaret tidak menyadari dan mengalami kehadiran Yesus, mereka justru sibuk menuntut agar Yesus membuat mukjizat seperti di tempat lain.

Padahal Yesus jauh lebih penting daripada mukjizat-Nya. “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya tidak ada nabi yang dihargai di tempat asalnya.”
 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here