Ziarah ke Tanah Suci: Sisyphus Spina Christi (1)

0
3,433 views

SAYA sekeluarga sangat beruntung dapat mengikuti peziarahan ke Tanah Suci selama 11 hari  bulan Februari 2012 yang lalu. Lebih beruntung lagi, karena rombongan kami dipimpin oleh Mgr. Michael Angkur OFM, Uskup Bogor dan Romo Agus Surianto dari Obor Jakarta. Kegembiraan saya berziarah bersama seorang uskup tentunya semakin “melengkapi” ziarah ini yang merupakan sebuah ungkapan syukur karena pulihnya kesehatan yang saya alami.

Selama peziarahan tersebut, ada satu istilah  baru yang saya dengar dari Afi, guide kami yang asli Yahudi tetapi fasih berbahasa Indonesia. Istilah yang bagi saya menarik itu adalah Sisyphus Spina Christi, sebuah kata dalam bahasa Latin. Istilah ini ternyata menunjuk pada pohon atau tumbuhan yang erat sekali hubungannya dengan penderitaan Yesus.

Erat sekali hubungannya? Bagaimana mungkin?

Untuk memahaminya, kita perlu kembali mengingat bagaimana Yesus disiksa setelah ditangkap di Taman Getsemani sampai Dia diputuskan dihukum mati dengan disalib di Golgota. Salah satu bentuk penyiksaan itu adalah ejekan dan cemoohan kepadaNya dengan membuatkan mahkota duri yang dikenakan di kepala.

Dari tumbuhan duri macam apakah mahkota tersebut dibuat? Sisyphus Spina Christi. Ya, duri tersebut terbuat dari ranting pohon Sisyphus Spina Christi.

Dari namanya, bisa diketahui pastilah pemberian nama terjadi setelah ranting itu dikenakan sebagai mahkota Yesus. Dalam pemahaman bahasa Latin sederhana, bisa diketahui bahwa Spina adalah duri dan Christi artinya Kristus. Sedangkan  Sisyphus adalah orang yang dihukum sangat berat dengan cara mendorong batu ke arah puncak gunung.

Menurut literatur, Sisyphus Spina Christi ini berasal dari daerah Afrika Utara dan daerah Persia. Ada pula yang menyebut bahwa pohon ini adalah pohon asli dari Palestina.  Sisyphus Spina Christi disebut memiliki banyak manfaat yang baik untuk lingkungan dan bernilai ekonomis. Untuk lingkungan, pohon ini bisa digunakan untuk mengendalikan erosi. Secara ekonomis, pohon ini juga bisa diolah menjadi bahan bakar dan obat-obatan.

Selama perjalanan peziarahan, saya menjumpai pohon ini di halaman Gereja Pater Noster Taman Zaitun, Yerusalem. Saya menjumpainya pula di jalan masuk Restoran “Ikan Petrus” di tepi utara Danau Galilea, dekat Kapernaum.  Tertarik untuk membawanya sebagai kenang-kenangan “mahkota duri”, istri saya mencoba untuk memotong ranting pohon Sisyphus Spina Christi ini untuk dibawa pulang. Tapi saking tajamnya duri pohon ini, tangan istri saya justru kesakitan terkena durinya. Tampaknya memang betul, duri Sisyphus Spina Christi memang menyakitkan. (Bersambung)

Photo credit: Foto cover tentang pohon Sisyphus Spina Christi di halaman gereja Bapa Kami, Taman Zaitun, Jerusalem; foto body text adalah pohon Sisyphus Spina Christi di restoran Ikan Petrus, tepi utara Danau Galilea (Ath. Herianto)

Artikel terkait:

Ziarah ke Tanah Suci: Anggur atau Perkawinan? (2)

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here