Ziarah Maria.

0
640 views
Umat berziarah ke Bunda Segala Bangsa Bukit Pena, Mamasa, Sulbar (2)

Puncta 31.05.22
Pesta St. Maria Mengunjungi Elisabet
Lukas 1: 39-56

BULAN Mei selalu diisi dengan ziarah ke Gua Maria. Banyak rombongan grup bikin acara ziarah ke Gua-gua Maria atau Taman Doa

Di zaman modern ini, ziarah sudah kehilangan maknanya. Sekarang ziarah identik dengan piknik atau jalan-jalan dan berbelanja.

Waktu doanya hanya sebentar, tetapi yang banyak adalah berwisata atau berbelanja. Fokus ziarah bukan lagi doa, karena mengunjungi Gua Maria hanyalah salah satu dari sekian banyak destinasi wisata.

Doa yang hanya sebentar di Gua Maria saja masih diganggu oleh orang-orang yang sibuk berfoto ria di depan patung Maria.

Kalau tidak swafoto tidak afdol, karena dengan berfoto bisa pamer ke medsos.

Inti dari ziarah atau kunjungan menjadi hilang dan dikalahkan oleh hal-hal yang tidak perlu.

Ziarah yang bernilai rohani diredusir ke hal-hal duniawi. Makanya habis ziarah ya selesai, tidak ada gaungnya sama sekali.

Cerita yang dikenang hanya hebohnya berwisata atau berbelanja ke sana-sini.

Kita bisa belajar dari Maria yang berkunjung ke rumah Elisabet saudaranya.

Kunjungan Maria itu juga sebuah peziarahan. Kedatangan Maria membawa sukacita.

Dua orang wanita yang sama-sama mengalami perbuatan besar dari Tuhan. Mereka mengandung dalam kondisi yang tidak terduga.

Kedatangan Maria itu mendatangkan kegembiraan yang besar, sehingga bayi yang ada di kandungan Elisabet ikut melonjak kegirangan.

Dampak pertama dari kunjungan adalah kegembiraan. Kunjungan atau ziarah mestinya menghasilkan hati yang gembira.

Pengalaman sukacita itu membawa hati kita kepada Allah. Maria dan Elisabet sama-sama memuji, memuliakan Allah.

Elisabet berkata dalam sebuah pujian, “Siapakah aku ini sampai ibu Tuhanku datang mengunjungi aku?”

Sebaliknya Maria juga memuji Allah karena sukacitanya, “Jiwaku memuliakan Tuhan dan hatiku bergembira karena Allah, Juruselamatku.”

Perjumpaan yang menghantar orang makin dekat dengan Allah. Ini adalah dampak kedua.

Dampak ketiga adalah tumbuhnya semangat belarasa. Kunjungan Maria disertai dengan semangat belarasa, empathy untuk tinggal bersama, menolong yang sedang prihatin.

Maria tinggal kira-kira tiga bulan lamanya bersama Elisabet untuk berbagi rasa.

Rasa senasib seperjalanan dapat menumbuhkan empathy atau belarasa.

Dari perjalanan bersama dalam peziarahan mestinya muncul kebersamaan, persaudaraan, gotong royong, senasib seperjuangan, kepedulian terhadap sesama.

Kalau ziarah itu menumbuhkan kegembiraan hidup, makin dekat dengan Allah dan sesama, makin berbelarasa dan peduli pada sesama yang menderita, kiranya ziarah sungguh ada hasilnya.

Tetapi kalau hanya sekedar hura-hura maka makna ziarah menjadi sia-sia.

Apakah anda menemukan makna dari peziarahan ini?

Jauh-jauh ziarah ke Narmada,
Pasti singgah di Mandalika.
Mari meneladan Bunda Maria,
Mengasihi dengan berbelarasa.

Nusa Dewata, Doakan kami ya Maria…

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here