[media-credit id=3 align=”alignleft” width=”200″]
Memanglah, Didiek SSS jadi mati kutu di hadapan Romo J. Sulistiadi Pr yang pandai merangkai kata-kata hanya untuk konsumsi canda tawa. Sebagai sohib sejak masa kanak-kanak, tentu keduanya saling ‘memaklumi’ kalau ada hal-hal tertentu yang menjadi ‘rahasia’ mereka berdua. Termasuk, tentu saja, canda tawa memlesetkan atribut tripple “S” yang selalu membuntuti nama belakang musisi ahli peniup saksofon dan flute ini.
Bakti kepada orangtua
Saat berjumpa dengan Sesawi.Net di ajang perhelatan musik Jazz Merah Putih tahun 2000 silam, dengan sedikit malu-malu seakan takut ‘rahasia’ terbongkar Didiek menuturkan latar belakang historis tentang tambahan ketiga huruf besar ‘S” tersebut. Ketiga huruf besar ‘S’ yang selalu menempel di belakang nama kecilnya itu tak lain adalah bentuk penghormatan dan bakti Didiek kepada orangtuanya.
[media-credit id=3 align=”alignright” width=”300″]
Lahir di Solo tanggal 21 Juni 1964, bakat seni mengalir dari garis keturunan ayah dan kakeknya. Sunarno Siswodarsono, ayah Didiek, lama berkarir sebagai PNS di lingkungan RRI Solo. Kakak kandungnya almarhum Embong Rahardjo sangat moncer sebagai musisi flute dan saksofon papan atas yang mengusung aliran jazz. Saudaranya yang lain yakni Agus juga berbakat dalam soal musik.
Jadi nama aslinya Didiek sebenarnya siapa? “Nama saya aslinya sederhana namun ndesani,” katanya kepada Sesawi.Net tahun 2000 setengah terbahak.
Loh memang ada apa? “Nama aslinya sesuai akta lahir adalah Didiek Yun Edy Warsito,” ujarnya tersenyum sedikit menahan perasaan.
Nah agar bisa menjual, nama dibuatlah nama panggung ya itu tadi: Didiek SSS.
[media-credit id=3 align=”alignleft” width=”200″]
belajar musik sejak usai dini, Didiek sudah mengakrabi musik sejak umurnya masih merambat 4 tahun. Dari ayahnya yang pemain musik tiup di RRI Solo, Didiek sejak muda sudah bergaul dengan sejumlah instrumen semua alat tiup, termasuk flute dan saksofon.
Lain di panggung, lain pula di rumah. Di atas pentas maka berkibarlah label tripple “S”, sementara di rumah Didiek tetaplah Didiek, pria ramah yang tidak suka menonjolkan diri.
Mathias Hariyadi, penulis dan anggota Redaksi Sesawi.Net